Jihan Lekisha, seorang gadis cantik yang mempunyai rasa sosial tinggi terhadap anak-anak. Ia selalu membantu anak korban kekerasan dan membantu anak jalanan. Karena kesibukannya dirinya sebagai aktivis sosial , pekerja paruh waktu dan seorang mahasiswa ia tidak tahu kalau kekasihnya berselingkuh dengan sahabatnya. Hingga suatu hari ia melihat sang kekasih tidur dengan sahabatnya. Karena hal itu ia sampai jatuh sakit, lalu dirawat ibu bos tempatnya kerja. Tetapi ujian hidup tidak sampai disana. Siapa sangka anak bosnya maalah merusak kehormatannya dan lari dari tanggung jawab. Tidak ingin nama baik keluarganya jelek di mata tetangga, Rafan Yaslan sang kakak menggantikan adiknya menika dengan Jihan.
Mampukah Jihan bertahan dengan sikap dingin Rafan, lelaki yang menikahinya karena kesalahan adiknya?
Lalu apakah Jihan mau menerima bantuan Hary, lelaki yang menghamilinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sonata 85, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JIka Kamu Hamil Anak Adikku ...
Dalam perjalana ke rumah Rafan. Jihan masih mencoba menjelaskan bagaimana tanggapan Ibu Rafan padanya . tapi sepertinya Rafan enggan menanggapinya.
“Ini minum obatnya, wajahmu pucat lagi.”
Setelah mengumpulkan kekuatan akhirnya Jihan memberanikan diri untuk bicara lagi.
“Pak Rafan, tolong ... kita perlu memperjelas semua ini,” bujuk Jihan.
“Ada apa lagi?”
”Bapak tidak perlu melakukan semua ini Ini bukan salahmu. Bapak tidak pantas dihukum atas kesalahan orang lain,” ujar jihan.
“Dia adikku.”
“Aku tau, tapi tidak perlu harus menikahiku. Apa nanti kata teman-temanmu jika kamu menikah denganku.”
“Lalu kamu mau apa?”
“Ayo kita berpisah dan selesaikan semuanya.”
Dengan sikap tenang Rafan meminggirkan mobil lalu mematikan mesin mobil, lalu menatap wajah Jihan. Untuk pertama kalinya mereka berdua saling menatap seperti saat itu.
“Apa kamu pikir aku menikahimu dua hari yang lalu untuk berpisah?”
“Bapak tidak perlu menikahiku. Sebenarnya bukan salahnya sepenuhnya, aku yang tidak sengaja tidur di kamarnya. Selama ini ... kamar itu kosong, aku tidak tau kalau dia akan pulang,” ucap Jihan dengan suara pelan, lalu menunduk.
“Aku tau.”
“Lalu untuk apa kamu menikahiku kalau sudah tau?” tanya Jihan panik
“Karena aku tidak ingin orang brandalan seperti dia menikahi gadis baik seperti kamu. Sebenarnya apa yang terjadi hari itu. Kenapa kamu berjalan sambil menangis?” Mendengar hal itu hati Jihan sedikit tersentuh.
‘Akhirnya Rafan bertanya tentang dirinya’
“Bapak tahu aku menangis hari itu?” tanya Jihan.
“Aku punya mata dan semua orang juga melihatmu menangis sepanjang jalan.”
“Fahar dan Atika berselingkuh. Dua orang yang paling aku percaya di dunia ini menusukku dari belakang. Saat aku datang ke kontrakan Atika hari itu, aku melihat mereka berdua berhubungan badan.”
Jihan mengusap pipinya dengan kasar.
“Jangan menangis untuk pria brengsek seperti dia.”
Jihan menghela napas. “ Aku hanya kaget saja, orang yang terlihat alim dan baik, ternyata bajingan.”
“ Di jaman sekarang banyak manusia yang seperti itu. Kamu hanya perlu membalasnya, sekarang kamu menantu bos mereka,” ujar Rafan lalu menghidupkan mesin mobil. Mendengar hak itu perasaan Jihan sedikit terobati.
'Semoga aku bisa membalas perbuatan mereka. Baiklah mungkin aku harus mencoba bertahan sedikit lagi’ ucapnya dalam hati. Ia mau diajak pulang sama Rafan.
Rafan membawa Jihan pulang kembali ke rumah. Melihat Jihan kembali ke rumah sang ibu mertua menatap dengan tajam. Suasana di rumah itu benar-benar berubah tidak lagi ramah padanya.
‘Tenanglah Jihan. Kuatkan hatimu’ ucap Jihan pada hatinya sendiri.
**
Setelah beberapa minggu mengurus semuanya.
"Ji, kamu mau gaun seperti apa?" tanya Dila.
"A-aku tidak tau Kak," sahut Jihan terbata-bata, ia menoleh pada Rafan yang duduk menatap mereka berdua.
"Bagaimana kalau kita bikin seperti gaun Ria Ricis saat pernikahannya," ucap si Cantik Dila.
Jihan kembali meremas jemari tangannya dan menjawab, "baiklah terserah Kak Dila saja."
"Ok."
Jihan dan Rafan akhirnya melakukan resepsi. Jihan tampil sangat cantik dalam balutan gaun berwarna biru. Dila menyulap Jihan bak tuan putri. Untung ada Dila yang selalu membantunya untuk mempersiapkan semuanya dalam tempo singkat.
Rupanya ibu mertua tidak mau mewah, ia mengaku malu pada teman-teman sosialitanya karena menantunya dari kalangan rendahan. Semua orang kaget selama ini mereka mengetahui kalau Rafan menjalin hubungan dengan seorang gadis cantik yang berprofesi sebagai dokter teman Dila. Mereka kaget karena Rafan menikah dengan gadis biasa yang bekerja sebagai pelayan toko, bahkan wanita itu tidak punya orang tua. Tapi pembelaan datang dari Kakek Rafan, ia membela Jihan, mengatakan kalau ia yang memaksa mereka menikah karena sudah dijodohkan dari kecil. Itulah sebabnya orang tidak mempermasalahknya lagi.
“Wah, selamat ya.” Theo dan gengnya datang membawa kado besar.
Mereka semua tidak henti-hentinya mengoda dan bercanda pada Jihan dan Rafan, membuat wanita cantik itu semakin malu. Tapi kali Ini Rafan tidak menunjukkan wajah sedih, ia bahkan mau saat diajak dance ala tarian India sama rekan-rekannya. Untuk pertama kalinya ia melihat Rafan tertawa lepas saat bercanda dengan teman-temannya.
‘Apa dia bahagia? Apa dia hanya menutupi semuanya dengan senyuuman?Dia hebat, dia bisa menyembuyikan perasaannya di depan teman-temannya’ Jihan membatin sembari menatap Fahar yang menari ala India bersama rekan-rekannya.
“Wah, perasaan baru seminggu yang lalu kita minta undangan. Sekarang benaran di undang.” Bram membuat hal-hal konyol dan tertawa di acara resepsi mereka.
“Parah lu Bro, masa kita tidak diundang, tapi kami datang membawa kado juga, mana tahu kamu lupa mengundang kami,’ ucap beberapa teman-teman Rafan.Banyak yang tidak diundang tapi malah datang membawa kado.
Para polisi itu sepertinya belum ada yang tahu kejadian yang sebenarnya. Jihan hanya diam, ingin rasanya ia menghilang dari tempat itu, saat itu juga. Saat semua orang tertawa bahagia. Namun, ada tatapan tajam dan sinis yang menatapnya sedari tadi. Naya tunangan Rafan, ia dan ibunya menatap Jihan dengan tatapan tajam penuh dendam,.
‘Aku tidak ingin dalam situasi ini ya Allah, ucap Jihan dalam hati, saat duduk di bangku pelaminan , ia merasa lehernya kaku karena menahan rasa gugup dan terus menunduk.
“Apa kamu merasa capek?” tiba-tiba Rafan bertanya. Hanya mendengar perhatian seperti itu Jihan merasa tidak sendirian lagi.
“Aku malu,” bisik Jihan,
“Angkat kepalamu Jihan , bersikaplah biasa saja. Jika kamu menganggap semua baik, maka orang juga akan berpikir demikian,” ujar Rafan.
“Ba-baik, terimakasih.”
‘Terimakasih, setidaknya Rafan tidak membenciku, biarkan semua orang membenciku, kalau suamiku membelaku aku akan kuat’ Jihan membatin menguatkan hatinya yang rapuh.
*
Rupanya perhatian manis Rafan saat acara resepsi tidak bertahan lama, setelah selesai resepsi pernikahan mereka masuk kamar.
Jihan sudah menduga kalau hidupnya akan seperti kuburan, setelah resmi menjadi istri Rafan Yaslan dan menjadi wanita bayangkari Jihan akan mempersiapkan diri untuk menghadapi sikap dingin Rafan lagi, seperrtinya jimatnya sudah hilang ia kembali ke mode lamanya selalu bersikap dingin.
“Kamu akan tidur di ranjang. Aku akan tidur di sofa ini .” Ia menunjuk sofa panjang di kamarnya, entah kapan barang itu dibawa ke kamar Rafan yang pasti sudah ada di sana saat selesai resepsi.
“Kenapa kita tidak tidur satu ranjang?” tanya Jihan meremas ujung baju tidurnya.
“Aku tidak akan menyentuhmu.”
“Kamu jijik denganku?” tanya Jihan dengan suara bergetar.
“Kita lihat sampai satu bulan ini. Kalau kamu benar-benar hamil anak Hary aku tidak akan menyentuhmu sampai anak itu lahir. Tapi kalau dalam satu bulan kamu tidak hamil, aku akan tidur satu ranjang.”
‘Kenapa seperti itu? Jihan terima saja apapun yang ia katakan, mengalah dan diam itulah yang harus kamu lakukan’ ucap Jihan mengingatkan dirinya.
“Baiklah, tapi aku bisa tetap kuliah dan kerja, kan?”
“Terserah kamu, aku tidak akan mengurusi apapun yang kamu lakukan.”
Rafan membuka lemari lalu mengeluarkan sebua badcover, setelah mengunci pintu ia tidur. Sementara Jihan tidak bisa tidur, ia keluar dari kamar dan duduk di balkon. Menatap bintang di langit.
‘Aku berharap aku tidak hamil, jika aku hamil itu akan membuat hidupku semakin berat’ Jihan membatin.
Bersambung
Jangan lupa berikan dukungan kalian ya Kakak agar authornya semakin semangat lagi. Like, Komen dan berikan hadiah terimakasih
tapi kenapa mereka semua gk mengizinkan jihan & hary hidup bersama.