Dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi seorang raja.
Namun jiwa seorang pemimpin sudah melekat sejak kecil dalam dirinya. Dan darah seorang raja mengalir dalam tubuhnya.
Carlos, seorang pemuda yang menjadi pewaris dan penerus dari kakek moyangnya Atalarik attar.
Namun tidak semudah seperti apa yang dibayangkan, rintangan demi rintangan harus ia hadapi. Mampukah Carlos menghadapinya?
Penasaran? Baca yuk!
Cerita ini hanya fiksi belaka tidak ada kaitannya dengan dunia nyata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 32
Carlos masuk kedalam kamar dan disusul oleh Sofia. Carlos membuka peti dan mengambil peta negara.
Ia mengamati peta tersebut di seluruh wilayah negaranya. Dari selatan, barat, timur dan utara.
"Sepertinya aku harus meninjau langsung lokasi tersebut. Pertama-tama aku akan meninjau wilayah timur terlebih dahulu," gumam Carlos.
Sofia mendekat dan duduk disamping Carlos. Sofia mulai tidak canggung lagi. Mungkin sudah terbiasa dengan perlakuan Carlos yang sudah berani memeluk dan menciumnya.
"Kamu bicara sesuatu? Tadi aku dengar kamu berkata, tapi tidak terlalu jelas," tanya Sofia.
"Aku ingin meninjau lokasi di wilayah timur, mungkin dalam beberapa hari ini aku tidak berada di istana," jawab Carlos.
"Berapa lama?"
Carlos menggeleng. "Belum tahu, aku juga tidak bisa memastikan."
"Aku ikut, biar bagaimanapun aku akan selalu mendampingi mu dalam keadaan apapun."
Carlos tersenyum lalu mengelus rambut Sofia. Tidak pernah terbayangkan jika dirinya akan menikah di usia muda. Dan juga mendapatkan istri yang pengertian.
"Baiklah, tapi harus ada izin dari ayah dan ibu."
"Hmmm." Sofia mengangguk senang.
Dia sudah terbiasa saat tinggal ditepi hutan selalu bersama dengan Carlos. Bahkan hingga saat inipun mereka selalu bersama.
Jadi bagaimana rasanya jika tiba-tiba mereka berjauhan? Tentu ada rasa rindu yang tidak bisa di ungkapkan lewat kata-kata.
Setelah mengamati peta, Carlos pun menyimpan nya di dalam peti. Nanti ia akan menggunakan ponsel untuk perjalanannya.
"Ayo kita temui ayah dan ibu," ajak Carlos. Sofia pun mengikuti Carlos untuk menemui kedua orang tuanya.
"Ayah, ibu aku ingin bicara," kata Carlos.
"Katakan lah Nak," ujar Andreas.
"Kami berencana ingin mengunjungi wilayah timur. Dan meninjaunya secara langsung," kata Carlos.
"Kenapa tidak meminta orang lain saja? Disini masih banyak petinggi kerajaan yang bisa di utus," kata Andreas.
Carlos menyampaikan maksudnya jika dia ingin dia sendiri yang meninju lokasi tersebut. Dengan demikian, ia tidak lagi penasaran dengan keadaan disana.
Andreas pun pasrah, apalagi kakek Bahram mendukungnya. Karena kakek Bahram yakin jika Carlos punya alasan lain.
"Apakah Yang Mulia perlu saya temani?" tanya perdana menteri.
"Tidak perlu Paman, aku akan pergi dengan istriku saja. Oya Paman, siapkan aku kendaraan yang tidak terlalu mencolok. Aku akan kesana sebagai rakyat biasa," jawab Carlos.
"Baik Yang Mulia." Perdana menteri langsung memerintahkan pengawal untuk mencari kendaraan bermotor yang sederhana. Karena itu permintaan Carlos sendiri.
Carlos kemudian meminta perdana menteri untuk menjaga istana bersama ayah mertuanya.
Setelah selesai berbincang dan sekaligus meminta izin, Carlos pun kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
Carlos menarik pelan tangan Sofia, sehingga Sofia terduduk di pangkuan Carlos yang sedang duduk di sofa.
"Ada apa?" tanya Sofia.
"Tidak ada, hanya ingin memeluk istriku, apa tidak boleh?"
Sofia tidak menjawab, ia menatap wajah Carlos yang semakin hari semakin berani. Tidak seperti di waktu awal-awal mereka menikah.
Carlos mengatakan jika besok mereka akan berangkat. Carlos ingin meninjau sendiri karena tidak puas jika mendengar kabar dari orang lain. walaupun itu orang yang diutus.
"Oya, bawa pakaian seadanya saja dan jangan terlalu mencolok," kata Carlos. Sofia pun mengangguk. Kebetulan pakaiannya yang biasa ia pakai sewaktu di pinggir hutan masih ada dia bawa.
Jadi dia akan membawa pakaian yang itu saja. Jika membawa pakaian yang ia gunakan di istana, itu akan sangat mencolok dan terlalu bagus.
Carlos pun menyiapkan keperluannya dengan tas ransel miliknya. Untuk membawa pakaian dan juga laptopnya.
Bahkan alat untuk menangkap sinyal pun akan ia bawa. Karena ia harus berjaga-jaga kalau-kalau disana tidak ada sinyal.
Sementara di sisi lain ...
Abraham yang tiba di kediamannya langsung membanting apa saja yang ada di meja. Sehingga barang yang mudah pecah pun berhamburan ke lantai.
"Bangsat, bajingan...!" maki Abraham. Nafasnya naik turun menahan amarahnya.
Para petinggi kerajaan pun tidak ada yang berani. Mereka hanya mampu tertunduk dan membiarkan Abraham melampiaskan amarahnya.
"Wilayah timur berhasil dia rebut kembali. Bahkan semua hewan milikku juga berhasil dia kuasai!" Abraham dengan nada tinggi berkata.
"Tuan, perusahaan milik kita di retas," lapor salah seorang petinggi kerajaan.
"Apa? Dimana Gino? Mengapa sampai bisa kecolongan?" bentak Abraham.
"Gino sedang berusaha mengembalikan sistem nya, tapi ..."
"Tapi apa? Katanya...!"
"Sinyal lumpuh total dan tidak bisa berfungsi apa-apa. Bahkan komputer kita juga tidak bisa berfungsi."
"Aahh, siapa yang yang mencari gara denganku? Selama ini tidak ada yang berani, tapi sekarang mengapa bisa jadi seperti ini?" Abraham sudah tidak terkendali lagi.
Apalagi saat mendengar perusahaan miliknya dapat diretas. Abraham yang baru saja tiba pun harus sibuk ke perusahaan.
Dia menganggap jika hari ini dirinya benar-benar sial. Bagaimana tidak? Dia yang menantang malah dia yang kalah. Ditambah lagi semua hewan peliharaannya habis dirampas.
Niat hati ingin mengancam dengan menakuti Carlos dan yang lainnya. Tapi yang terjadi malah sebaliknya. Hewan-hewan malah tidak ingin kembali kepadanya.
Abraham dengan kecepatan tinggi mengendarai mobilnya. Ia langsung menemui Gino di perusahaan.
Ya tadi Gino tidak ikut kembali ke kediaman Abraham, tapi ia langsung ke perusahaan. Namun secara kebetulan, ia mendapati ada orang yang sedang meretas sistem pertahanan perusahaannya.
"Bagaimana?" tanya Abraham setelah tiba di perusahaan.
"Tidak bisa Tuan, komputer milik perusahaan tidak berfungsi sama sekali. Bahkan komputer induk juga tidak bisa di akses," jawab Gino.
"Apa ini perbuatan bocah itu? Tampak lugu dan polos ternyata lebih berbahaya," batin Abraham.
Abraham mondar mandir di ruangan komputer, ia juga tidak tahu apa yang akan dilakukan. Sementara Gino yang ahli komputer juga tidak bisa apa-apa.
Di tempat Carlos ...
"Tuanku Yang Mulia raja, sedang apa?" tanya Sofia yang baru keluar dari kamar mandi.
"Oh ini, lagi bermain komputer saja," jawab Carlos.
Ya setelah tadi bermanja-manja sejenak dengan sang suami, Sofia pun ingin mandi agar wangi.
Sementara Carlos saat sang istri mandi, ia bermain-main dengan komputer, meretas sistem pertahanan perusahaan milik Abraham.
Sebenarnya ia hanya ingin main-main, memberikan sedikit pelajaran pada Abraham.
"Biarkan saja dulu, apa si peretas itu bisa mengatasinya?" batin Carlos.
Kemudian Carlos meretas cctv di perusahaan milik Abraham. Ia ingin melihat sejauh mana keahlian si Gino dalam mengatasi masalahnya?
Carlos juga sudah mencari tahu tentang Gino. Tidak sulit baginya untuk mencaritahu informasi pribadi milik Gino.
"Kamu istirahatlah, oya kamu mau hadiah apa? Kamu sudah menang tantangan ketiga, kamu hebat," puji Carlos pada Sofia.
Sofia menggeleng karena tidak menginginkan hadiah apa-apa. Carlos lalu menyerahkan sebuah kotak kecil.
"Apa ini?" tanya Sofia.
"Bukalah, aku tidak tahu yang kamu sukai," jawab Carlos.
Sofia membuka kotak tersebut dan matanya melotot melihat gelang cantik. Terlihat kilauan berlian dari gelang itu.
"Tapi kalau kita ke sana jangan di pakai ya, takutnya terlalu mencolok," kata Carlos.
Sofia mengangguk. Ia juga tidak ingin memakai perhiasan yang berlebihan. Apalagi kalau ingin keluar dari istana. Karena Sofia harus menjaga diri, kejahatan bisa saja terjadi dimana-mana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Selamat menunaikan ibadah puasa bagi yang menunaikan nya. Mohon maaf jika ada kesalahan, baik yang disengaja ataupun tidak disengaja.
Aku hanya manusia biasa yang tidak luput dari khilaf dan lupa serta dosa. Jadi, dengan keikhlasan hati kalian untuk memaafkan diriku ini.
yg penting seru💪💪💪💪💪