Urusan perasaan itu ajaib sekali, bahkan bisa membuat sepi di tengah keramaian dan ramai di tengah kesepian. Sekuat apa pun kita bertahan, perpisahan memang jalan terbaiknya. Sejauh apa pun kita berjalan semua akan terasa percuma karena iman kita yang berbeda. Aku dengan tasbih di tanganku dan kamu dengan rosariomu. Meskipun semua menentang cinta kita, aku akan mempertahankannya sampai salah satu diantara kita memutuskan untuk menyerah.
Meceritakan tentang kisah cinta antara dua insan yang awalnya di pertemukan karena salah satu dari mereka mecari keperluan untuk berkemah, dan teman sang wanita meminta bantuan temannya dari luar untuk mencarikan tenda dan peralatan kemah lainnya. Saat untuk pertama kalinya mereka bertemu sang pria teralihkan pandangannya kepada cewek tersebut, dan merasakan cinta pada pandangan yang pertama. Tetapi ibu sang pria menentangnya, akan kah cinta mereka bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Siapa yang akan merelakan agamanya ?. Yuk simak selengkapnya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah Mayaddah f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31 Orang Di Masa Lalu Rangga
Hari ini adalah hari terakhir Nayla di rumah neneknya, malam nanti dia sudah akan pulang. Ali juga sudah mengomel karena kewalahan tidak ada yang membantu pesanan barang. Nayla hanya tertawa saat kakaknya terus saja mengomel waktu telpon karena Nayla hanya sesekali mengecek ponsel selama di rumah neneknya.
Selain mempromosikan hasil pabrik papahnya Nayla juga mempromosikan hasil dari pondok pesantren Al-Mukmin, untung saja Nayla memiliki potografer yang handal dan hasilnya pun sangat memuaskan dan yang lebih utama adalah gratis tanpa di bayar.
Riki menyulap taman belakang neneknya menjadi tempat pemotretan mendadak, Nayla terus saja bergaya memamerkan sandal batik keluaran baru dari pabrik papahnya dan gamis yang berasal dari pesantren.
“Perfec” Ucap Riki sambil mnegacungkan jempol pada Nayla.
Nayla melangkah kearah kursi untuk mengambil minum dan juga melihat hasil jepretan Riki.
“Gimana ?” Tanya Riki
“Udah bagus kok, nanti ketemu sama gus Riqza dulu yak e pondok pesantren. Aku mau kasih tahu beberapa pesanan yang masuk” Jawab Nayla
“Oke” Ucap Riki
*****
Setelah sholat dzuhur dan makan siang Nayla dan Riki siap meluncur ke pondok pesantren Al-Mukmin, setelah 20 menit berkendara Nayla dan Riki sampai di pondok pesantren AL-Mukmin. Keadaan pondok siang ini sangat ramai tidak seperti sore hari. Nayla juga melihat anak berumur sekitar 7 tahun bersama beberapa temannya membuat kelompok yang terdiri 5 orang sedang membaca Al-qur’an secara bergantian. Sungguh pemandangan yang sangat menyejukkan hati siapa pun yang melihatnya.
“Ekhem assalamu’alaikum” Ucap seseorang yang berada di belakang Nayla
“Wa’alaikumsalam, maafkan saya terlalu terlena mengamati anak-anak yang sedang mengaji gus” Ujar Nayla tersenyum canggung
“Tidak apa-apa, mari masuk kebetulan abah sama umi ingin bertemu dengan kamu” Jawab Gus Riqza berjalan mendahului Nayla
Nayla mengikuti dari belakang sesekali mencuri pendengarannya kepada anak yang sedang mengaji dengan suara sangat merdu.
“Assalamu’alaikum abah umi, ini Nayla datang” Ucap Gus Riqza
Nayla menganggukkan kepala dan menangkubkan tangannya di depan dada pada kyai Rahman dan menyalami ibu nyainya.
“Masyaallah kamu cantik sekali” Puji Bu nyai Halimah sambil memeluk Nayla membuatnya tersipu malu
“Terima kasih sudah mau membantu memajukkan hasul produk hasil santri-santri sini nak” Ucap Kyai Rahman
“Sama-sama kyai, saya tulus ingin membantu dan saya juga masih dalam tahap belajar kyai” Jawab Nayla
“Masyaallah” Ucap Kyai Rahman
“Oh iya gus, saya ke sini mau memberi tahu kalau ada yang memesan 100 set gamis tapi mereka meminta sebelum akhir bulan sudah di kirim gus, saya belum menjawabnya karena saya harus memastikan terlebih dahulu kalau pihak gus sanggup memenuhi permintaan pembeli” Ujar Nayla
“Insyaallah bisa the, karena kemarin sudah ada tambahan mesin jahit jadi produk yang di hasilkan bisa lebih banyak dari biasanya” Jawab gus Riqza menyanggupinya
“Alhamdulillah, baik gus saya ke sini hanya ingin memberitahu itu saja sekalian mau pamit karena nanti malam saya harus pulang” Ucap Nayla
“Oh iya, terimakasih. Emmm boleh saya minta nomot handphone teteh ?” Tanya gus Riqza sambil menunduk malu
Nayla melirik ke arah kyai Rahman dan bu nyai Halimah yang mengulum senyum.
“Boleh gus” Jawab Nayla lalau menyebutkan nomor ponselnya lalu berpamitan
Saat Nayla keluar dari rumah ndalem, Nayla menyempatkan diri mampir ke toko yang di antar oleh gus Riqza.
“Jaga sendiri Ratna ?” Tanya Nayla karena hanya melihat Ratna seorang
“Iya teh, gentian sama teman nanti” Jawab Ratna
“Oh” Jawab Nayla
Drrrrrrrrrt
Drrrrrrrrrt
Drrrrrrrrrt
Ponsel Nayla bergetar ternyata Rangga yang menelpon mode video, Nayla tersenyum saat mengangkatnya.
Rangga {Hallo sayang lagi dimana ?}
Nayla {Ini lagi di toko baju milik pesantren Al-Mukmin}
Rangga {Nanti malam kamu jadi pulang kan ?}
Nayla {Insyaallah, kamu juga lagi ngapain sama Nizar ?}
Rangga {Biasa nemenin Nizar jajan gelato, kamu mau beli baju sayang ?}
Nayla {Iya, bagus yang mana ?} sambil mengarahkan ponselnya kea rah gamis
“Rat tolongin pegangin bentar ya” Ucap Nayla meminta Ratna memegang salah satu baju yang menarik
“Iya teh” Jawab Ratna
Rangga {Kamu sama siapa sayang ?}
Nayla {Sama Ratna, tuh orangnya} Nayla mengarahkan kameranya kea rah Ratna
Nayla {Jadi bagus yang mana sayang ?} tapi Rangga hanya diam saja
Nayla {Kenapa diem aja ?} karena tidak mendapat respon dari Rangga, Nayla melihat kearah Ratna yang menundukkan kepalanya
Nayla langsung mematikan telpon lalu menatap kearah Ratna
“Kamu kenal sama Rangga Rat ?” Tanya Nayla penasaran
“Iya teh” Jawab Ratna
“Yau dah aku ambil 2 baju tadi tolong di total ya” Ucap Nayla mengusap Pundak Ratna dan mengeluarkan dompet dari tas.
Sebenarnya nayla ingin bertanya lebih jauh tapi ratna sepertinya tidak nyaman, mungkin besok Nayla langsung bertanya kepada Rangga. Selesai membayar Nayla memasukkan dompet ke dalam tas dan hendak keluar, tapi sebelum keluar ucapan Ratna menghentikan Nayla.
“Rangga orang baik teh, tolong jangan menyerah dan jaga dia” Ucap Ratna dangan kepala menunduk
“Iya saya tahu itu, biarkan Allah yang menentukan bagaimana akhir dari kisah kami” Jawab Nayla tersenyum lalu keluar dari toko
“Pulang yuk” Ajak Nayla
“Kami permisi ya gus, Assalamu’alaikum” Ucap Riki
“Assalamu’alaikum gus” Ucap Nayla
“Wa’alaikumsalam” Jawab Gus Riqza
*****
Sepanjang perjalanan handphone Nayla berbunyi namun dia tidak menghiraukannya.
“Angkat dulu, berisik tahu Nay. Siapa tahu penting” Omel Riki
Nayla mengambil ponselnya lalu mengaktifkan mode pesawat lalu memasukkan kembali ke dalm tas.
“Kenapa kusut begitu mukanya ?, ada masalah ?” Tanya Riki
“Ratna ternyata mantannya Rangga” Jawab Nayla sedikit kesal
“Kenapa cemburu kan udah jadi mantan juag ?” Tanya Riki
“Gak, siapa juga yanga cemburu” Elak Nayla
“Halah dasar bucin” Jawab Riki
“Biarin dari pada nggak berani ngelamar anak orang” Ucap Nayla sambil menjulurkan lidahnya
“Ya kan nunggu waktu yang tepat Nay” Jawab Riki
“Iya nunggu waktu yang tepat buat datang ke nikahannya kan maksudnya hahaha” Ucap Nayla langsung tertawa
“Doain yang baik-baik kenapa sih” Jawab Riki kesal
“Iya maaf, becanda brother” Ucap Nayla
Sesampai di rumah Nayla dan Riki langsung beristirahat dan Nayla bersiap-siap untuk esok pagi pulang ke rumah.