Putri, seorang mahasiswa semester 3 dengan pribadi yang tenang dan lembut, menyimpan rahasia kecil.
ia bekerja paruh waktu sebagai pelayan di sebuah kafe. Namun, yang seharusnya menjadi tanda ketangguhan dan tanggung jawab, menjadi sumber perundungan. Teman-temannya membuat dugaan bahwa Putri bekerja karena kekurangan ekonomi.
Situasi memburuk ketika Fabian menyebarkan berita bohong bahwa dia dan Putri pernah tidur bersama, sebuah tuduhan yang sepenuhnya tidak berdasar. Berita ini seperti api di tengah hutan kering, seketika Dia harus menghadapi masalah yang serius.
Meski demikian, Putri tetap tangguh, menahan semua kepedihan dengan anggun. Namun, di tengah kegelapan ini, ada cahaya yang mulai muncul dari sosok Rafiy, siapakah Rafiy ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lovey Dovey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
11
.
.
.
"Kamu udah pulang?" Haira menghampiri Aza yang baru saja masuk ke dalam Apartemen
Wajah Aza yang tadinya terlihat dingin saat melihat Haira ia kemudian sedikit tersenyum
Haira terus mengikuti Aza yang berjalan perlahan menuju kamar
"Kamu mau makan?, Aku udah memasak sesuatu, mau cobain gak?"
"Mau ikut masuk?" Tanya Aza
Haira tiba-tiba berhenti saat menyadari kini mereka berdua sudah berada di dalam kamar mandi di dalam kamar itu
"Oh, Sejak kapan kita sudah berada disini"
"Aku mau mandi dulu, setelah itu baru kita makan bareng ya" Pinta Aza dengan halus
"Ahh okay, Aku akan menyiapkan makanan" Haira berbalik ingin keluar dari kamar mandi tapi tangannya ditahan Aza, Haira kaget lalu ia berbalik menghadap Aza
"Bisa bantu aku melepaskan pakaianku?" Tanya Aza yang membuat Haira membeku
"Hm?"
"Cuma baju, Tolong aku, Please, Ya? Ya? " Aza memohon
Haira mengangguk lalu berusaha melepaskan pakaian Aza ia membuka dasi nya lebih dulu lalu dilanjutkan dengan membuka jasnya, lalu kemeja nya, Haira sedikit menutup mata saat membuka kemeja bagian terakhir tapi untung saja Aza masih menggunakan kaos didalamnya jadi Haira membuka matanya
"Okee, Yang ini, aku akan membukanya sendiri" yang Aza maksud adalah kaosnya, sambil Aza juga memegangi kaosnya
Haira mengangguk
"Aku taruh ke mesin cuci ya, Aku keluar dulu" Haira keluar dengan membawa jas dan kemeja Aza di tangannya
...
"Sudah selesai ?" Haira tersenyum ketika melihat Aza keluar dari kamar
"Sudah" Aza menghampiri Haira yang sedang menonton TV
"Ayo makan" Haira hendak Berdiri tapi Aza menghadangnya dan mendudukannya kembali
"Nanti dulu" Aza duduk disebelah Haira
"Kenapa?"
"Aku kedatangan tamu"
"Waahh Serius? Siapa, Orang tuamu?"
"Hah gak mungkin mereka, mereka gak pernah kesini, eh pernah sekali, Tapi bukan mereka"
"Terus?"
"my BFF"
Ting tong
"Ahh itu pasti dia, Tunggu bentar ya" Aza lalu berjalan menghampiri arah bunyi itu yang tak lain pintu apartemennya
Aza lalu memeluk temannya itu setelah membukakan pintu dan kemudian mengajaknya masuk ke dalam, tidak lupa Aza menutup pintu.
Aza mengajak Temannya duduk di sebelahnya, sedangkan Aza di sebelah Haira, sebelum duduk Haira membungkuk 90° kepada teman Aza lalu mereka duduk di ruang tamu
"Ahh ini sahabat mu?" tanya Haira
"Yups, Kenalin dia Hesa"
"Hai salam kenal" Haira menunduk kepada Hesa
"Namaku Haira Haira Maheswari, bisa dipanggil Haira"
"Waahh, Nama yang cantik, begitupun orangnya" Ucap Hesa
"Pantas aja Aza tergila-gila padamu" Lanjut Hesa sambil menggoda Aza
Haira tersipu malu
"Aku sudah tau, Aza telah menceritakan semuanya, Aku sungguh prihatin" Lanjut Hesa
"Ooh iya, gakpapa kak Hesa"
"Kak Hesa? Sangat Formal, Nonono, Kebetulan aku seumuran dengan Aza, Bagaimana bisa kamu memanggilku Kak Hesa, kalau kamu saja memanggil Aza dengan sebutan sayang? Aku iri" Canda Hesa sambil mengerucutkan bibirnya
"Eh, dasar ya lo Sa" Aza melemparkan bantal yang ada di sofa
Lalu Hesa dan Haira terkekeh
"Wkwk gak lah Za, canda doang" Seru Hesa
Hesa tersenyum puas
Setelah itu mereka makan bersama di ruang makan, makan masakan Haira
"Delicious, Siapa yang masak?" Tanya Hesa Memulai pembicaraan
"Haira" Jawab Aza
"Waahh, pacar lo hebat ya, udah cantik, pintar masak, Enak pula"
Haira Tersenyum "makasih kak"
"Ngomong-Ngomong, Adikmu itu kapan lulusnya?" Tanya Hesa
"Emm, dia kan baru masuk dan baru semester 1, lulusnya harusnya masih lama, 3 tahun lagi kayaknya" Jawab Haira
"Masih lama juga, Kalian bisa memikirkan sesuatu untuk membatalkan perjodohan itu"
"Aku sangat bingung" Haira memainkan nasinya
"gw bakal bantu, bilang aja apa yang kalian mau, gw bakal bantu sebisa gw" Hesa menawarkan diri
"Aiihh, thank you bro" Aza menyaut
"gak usah malu malu sama temen sendiri Za"
"oke,, kalau gw butuh bantuan, gw bakal bilang sama lo Sa"
"Good, btw kamu tau sesuatu gak Ra? Aza tuh tanya ke aku, gimana caranya buat mendekati kamu" Ucap Hesa
"Oiii, lo kan gw suruh diem" Aza menyenggol lengan Hesa
"Oohh masa sih?, Begitu rupanya" tanya Haira
"Enggak kok babe, Aku cuma tanya dikit doang, selebihnya itu adalah caraku" Bantah Aza
"Oohh gitu ya" Hesa dengan wajah kesal menusuk daging didepannya lalu melahapnya
"jadi, selama ini dia ngaku ngaku nglakuin sendiri, padahal semua itu adalah ide gw" Gumam Hesa lagi
Haira tertawa "Yaampun, kalian lucu ya"
...
Hesa telah pulang, Aza dan Haira kini berada di balkon apart
"Malam yang indah" Aza memulai pembicaraan
"iya"
"Sayang, Lihat deh, Bintang nya, Waah cantik banget ya" Haira nunjuk kearah bintang di langit
"Sangat Cantik" Aza Mengatakan itu sambil melihat Haira, seolah olah ia mengatakan itu untuk Haira, ah memang untuk Haira
Haira sadar sampai akhirnya ia juga melihat Aza, keduanya saling tatap2 an sekarang
"Hm?" Haira bingung karena Aza menatap dia terus
"Sangat cantik" Aza menatap Haira
"Hah?" Haira bingung
"Kenapa Kamu begitu cantik? Membuat hatiku berdebar" Ucap Aza
Haira tersenyum malu
"Kamu cantik banget, hatiku gak bisa berhenti berdebar, semakin cepat, semakin cepat rasanya, kini hatiku berdetak lebih cepat"
Haira tersipu malu dan menundukkan pandangan nya
"Makasih, Sebenarnya aku gak secantik itu kok"
"Cantik, Sangat cantik, Bukan hanya Wajah, tapi hatimu juga, Aku bisa merasakannya" Aza terus menatap Haira
Haira benar-benar tidak bisa mengatakan apa-apa terhadap pujian Aza, tiada kata lain selain "Terimakasih"
"Aku ingin bertanya padamu?" Aza yang menatap Haira
"Tanya Apa?" Haira telah menaikkan pandangan nya, kini ia juga menatap Aza
"Seperti apa aku kelihatannya?"
"Hm?"
"Seperti apa aku ini dimatamu?"
"Ohh itu, Menurut ku, Kamu itu berbeda dari laki2 yang pernah aku kenal, Baik, Lembut, Sopan, Mandiri,Sangat berbeda"
"Hanya itu"
"Hmmm"
"Bagaimana dengan Wajahku?" Tanya Aza sambil Menunjuk wajahnya
"Oohh, Bagus? "
"Hah?" Aza terlihat cemberut dengan jawaban Haira ia merasa tidak puas, dirinya ingin lebih.
Aza lalu masuk kedalam kamar dan membaringkan tubuhnya, Lalu Haira pun mengikutinya, tidak lupa ia tutup pintu balkon setelah itu ia ikut membaringkan tubuhnya di sebelah Aza
"Kamu marah?" Haira berbaring menghadapkan dirinya ke arah punggung Aza
Aza menggeleng
"Apa kamu tau?"
"gak" Jawab Singkat Aza dengan badan membelakangi Haira
Haira menghela nafas
"Aku belum selesai, Ada seseorang yg saat aku melihatnya itu aku selalu bengong dan mengagumi nya sambil mengatakan 'Woohh dia seperti pangeran', Kamu tau siapa itu? "
"Fabian"
"Bukan, kok fabian sih?"
"Kan Kamu suka sama dia"
"itu kan dulu, Tapi sekarang, Aku kan sukanya sama kamu"
"Apa yang pengen kamu katakan sebenernya? "
Haira sedikit mengangkat badannya sampai ke telinga Aza
"Aza Sangat Tampan seperti pangeran" Bisik Haira di telinga Aza
"Aku mencintaimu" Lanjut Haira sambil mencium pipi Aza, setelah itu ia kembali berbaring dengan badan membelakangi Aza, ia sangat malu
Aza sedikit terkejut tapi ia juga senang, ia mengelus pipinya bekas ciuman Haira dengan senyum menghiasi wajahnya, ia kemudian menghadap ke arah Haira yang membelakanginya, ia memeluk tubuh mungil itu, mencium lehernya, oh mungkin lebih tepatnya rambut, karena leher Haira tertutupi oleh rambutnya
"Aku lebih mencintaimu" Ucap Aza yang masih memeluk Haira
Haira tersenyum lalu menutup kedua matanya, Keduanya telah tertidur pulas
***
Keesokan harinya Malam hari, Haira berkunjung ke rumah Nova (Mamahnya) dia memencet bell rumah saat sudah menginjakan kakinya disana
Ting tong
Datanglah Nova membukakan pintu, dia sangat terkejut melihat Haira disana
"Mama" Haira mencium tangan Nova
"Kenapa kamu kesini?" Tanya Nova judes setelah melepaskan ciuman tangan Haira
"Aku yang undang" Tiba-tiba Rey menyaut dari dalam dan menghampiri Nova dan Haira yang masih berdiri di depan pintu
"Kamu mau mengajaknya?" Tanya Nova
"Tentu saja, dia kan anak kamu juga, Kakaknya Sissy, jadi harus ikut dong"
Nova menghela nafasnya jengkel
"Emangnya kita mau kemana Pa?" Tanya Haira
"Hari ini adalah pertemuan Sissy dan Aza, Papa ingin kamu ikut"
"Ahh, Itu hari ini?"
"Maaf Nak, Apa kamu akan sakit hati jika ikut dengan kami?"
"Gak tau" Kata Haira
"Mungkin iya" Lanjut Haira dengan suara pelana tidak ada yang mendengarnya
***
.
.
.
.
.
.