Aku yang dikhianati sahabat dan suamiku kembali ke masa lalu. Aku tidak ingin memiliki hubungan apapun dengan mereka lagi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sia Masya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8(Pov Dinda)
"Aku lelah Lex, aku mau tidur dulu." Karena tidak mendapat respon dari Dinda, Lex mengambil posisi tidur tepat di sampingnya. Ia sempat mencium kening Dinda untuk menunjukkan rasa sayang nya pada Dinda, tetapi gadis itu memilih untuk memejamkan mata nya dan tidak peduli dengan apapun yang Lex lakukan.
Keesokan harinya, saat Dinda terbangun, ia merasa sangat berat untuk mengangkat tubuhnya. Seperti ada yang sedang menindihnya. Ternyata benar saja, saat memeriksa, tangan Lex sedang memeluk pinggang nya dengan erat. Dinda yang ingin segera terlepas dari pelukan Lex, terkejut saat Lex menariknya lebih dekat padanya. Dinda merasa Lex sedang berpura-pura manja padanya untuk menutup semua perilaku busuknya.
"Biarkan aku lebih lama memelukmu. Aku masih ingin bersamamu." Kata Lex dengan manjanya. Dinda terpaksa membiarkan Lex melakukan hal itu. Inilah kesempatan baginya untuk menanyakan soal foto Lex dengan selingkuhan nya. Namun saat akan bertanya, telepon nya tiba-tiba saja berbunyi. Lex segera bangun dari tempat tidur serta melepaskan pelukannya pada Dinda. Ia menjawab panggilan itu dengan serius, entah apa yang terjadi. Tetapi ada kekhawatiran di wajah nya. Lex segera ke kamar mandi untuk bersiap. Dia tidak membutuhkan waktu lama, tiga menit kemudian Lex keluar, memakai pakaiannya dengan cepat. Dia mengambil berkas-berkasnya lalu berpamitan. Semuanya terjadi dengan begitu cepat di mata Dinda.
"Dinda aku ada keperluan di kantor. Aku minta maaf yah."
Setelah Lex pergi, ponsel Dinda berbunyi. Ada panggilan masuk dari nomor asing yang sempat mengirim pesan tentang perselingkuhan Lex.
"Halo, halo. Kamu siapa sih? Setiap hari menerorku terus. Jangan main-main yah, kalau nggak aku matiin."
"Kamu yakin suamimu itu pergi bekerja?"
Suara seorang pria yang menelpon Dinda.
"Kamu, kamu yang mengirimkan ku pesan itu kan? Apa maksud dari perkataanmu? Kamu pasti mencoba untuk menipuku."
"Menipumu? Aku tidak punya waktu untuk mengurus hal begituan. Padahal aku sudah mengirim beberapa bukti tapi kamu masih belum percaya padaku. Baiklah, sekarang aku akan membuatmu membuktikannya sendiri omongan ku ini. Kamu bisa datang ke alamat yang akan aku kirim."
"Apa maksud mu? Hey! Halo, halo. Kenapa dia matikan sih." Gerutunya kesal.
Notifikasi pesan masuk setelah ia mematikan panggilan tersebut.
Hotel Luxe Arya
kamar no. 532
Apa ini? Kenapa dia malah mengirim kan nomor hotel? Sudah tidak aktif lagi. Sialan. Lebih baik sekarang aku menelpon ke kantor Lex.
Dinda mencari nomor perusahaan kebetulan saat mengantarkannya Lex makanan, ia sempat meminta nomor sekretaris nya.
"Halo?" Terdengar suara dari seberang telepon yang tidak lain adalah sekretaris Lex.
"Halo, ini dengan mbak Mia kan, sekretarisnya Lex."
"Iya benar, ini dengan siapa ya?"
"Ini saya Dinda istrinya pak Lex, waktu itu saya sempat minta nomor kamu. Ingat kan sekarang?"
"Mbak Dinda? Ah maafkan saya karena melupakan suara anda."
"Santai saja Mia. Ada sesuatu yang ingin saya tanyakan sama kamu."
"Apa yang ingin mbak Dinda tanyakan?"
"Kamu lagi di kantor kan?"
"Iya mbak, saya memang lagi di kantor."
"Apa pak Lex sudah kesitu?"
"Kesini? Bukannya pak Lex sudah menunda pekerjaan nya untuk hari ini? Pak Lex nggak ada di sini mbak."
Apa? Ternyata dia tidak bekerja hari ini, lalu kemana dia pergi? Apa jangan-jangan...
"Makasih atas info nya Mia. Maaf mengganggumu, kamu bisa lanjut bekerja."
"Iya, tidak apa-apa mbak." Dinda mengakhiri panggilan mereka. Ia berpikir sejenak sambil melihat pesan yang dikirim oleh orang asing itu. Apa jangan-jangan dia ke alamat ini?
Dinda segera bersiap-siap. Ia tidak ingin waktunya untuk mengetahui kebenaran itu malah terbuang sia-sia. Dinda menyuruh pak Burhan mengantarnya ke alamat yang ditunjukkan dari handphonenya. Dari rumah Dinda ke hotel Luxe Arya memakan waktu 1 setengah jam. Itu termaksud bebas dari kemacetan.
"Ibu ada keperluan apa ke hotel?"
"Ada urusan penting. Sebaiknya kamu fokus menyetir saja."
"Maaf Bu" Tidak biasanya Dinda berkata seperti itu pada pak Burhan. Karena setiap pak Burhan bertanya ia pasti menjawabnya dengan lembut. Tapi kali ini berbeda. Hatinya sedang diselimuti emosi jadi dia melampiaskan nya pada pak Burhan.
"Pak berhenti di sini saja!"
"Tapi bu tunggu saya putar balik dulu, hotel itu berada di seberang sana."
"Nggak usah, saya yang akan menyebrang. Kamu tunggu di sini saja." Jika harus menunggu untuk putar balik dulu justru akan memakan waktu yang lebih lama. Bagaimana jika ia kehilangan jejak mereka.
Dinda keluar dari dalam mobil dan berusaha menahan mobil yang lalu lalang agar ia bisa lewat. Dinda akhirnya berhasil menyebrang dengan selamat. Tanpa menunggu ia segera masuk ke dalam hotel dan mencari nomor kamar 532. Di dalam hotel tersebut terdapat 10 lift yang tersedia. Jadi tidak akan lama menunggu lift lain. Setelah mencari beberapa menit, Dinda menemukan kamar tersebut. Tapi ia tidak berani masuk. Dinda meminta bantuan dari seorang pekerja cleaning servis yang kebetulan lewat. Sementara Dinda bersembunyi di balik tembok yang kebetulan tidak jauh dari kamar 532.
Tok tok tok
Dinda mengintip untuk memastikan siapa sebenarnya yang ada di kamar itu, dan Lex lah yang membukanya.
"Ada apa ya?" Tanya Lex kepada si cleaning servis itu.
"Begini pak, sekarang waktunya saya untuk bersih-bersih, apa saya bisa masuk?" Kata sang cleaning servis.
"Oh. Baiklah. Silakan masuk!" Dinda menunggu sekitar tiga menit dan si tukang cleaning servis itu akhirnya keluar. Dia juga sempat mengucapkan salam pada Lex. Pintu kamar kembali di tutup.
"Bagaimana?" Tanya Dinda penasaran saat si tukang cleaning servis itu datang mendekat.
"Maaf mbak, saya sebenarnya tidak ingin ikut campur masalah orang lain, tapi di dalam ada seorang wanita."
"Apa?" Kaki Dinda seakan-akan lemas dan tak sanggup lagi untuk berdiri. Sang cleaning servis itu segera membantu menopang tubuhnya saat akan jatuh.
"Hati-hati mbak."
ansk perempuan klu pacaran RUSAKKKK.