NovelToon NovelToon
Luka Dan Cinta

Luka Dan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Selina Navy

Di tengah gelapnya kota, Adira dan Ricardo dipertemukan oleh takdir yang pahit.

Ricardo, pria dengan masa lalu penuh luka dan mata biru sedingin es, tak pernah percaya lagi pada cinta setelah ditinggalkan oleh orang-orang yang seharusnya menyayanginya.

Sementara Adira, seorang wanita yang kehilangan harapan, berusaha mencari arti baru dalam hidupnya.

Mereka berdua berjuang melewati masa lalu yang penuh derita, namun di setiap persimpangan yang mereka temui, ada api gairah yang tak bisa diabaikan.

Bisakah cinta menyembuhkan luka-luka terdalam mereka? Atau justru membawa mereka lebih jauh ke dalam kegelapan?

Ketika jalan hidup penuh luka bertemu dengan gairah yang tak terhindarkan, hanya waktu yang bisa menjawab.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selina Navy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ruangan Apa Itu?

Adira yang ditinggal sendirian di ruangan Ricardo memilih untuk menikmati kesendirian daripada merasa takut tak jelas.

Ia mulai mengamati satu per satu benda di sekitarnya, setiap sudut, perabotan, dan warna yang ada di ruangan itu diperhatikan dengan seksama.

Hingga matanya akhirnya berhenti di pintu sebelah kamar mandi. Tiba-tiba, dia menyadari bahwa dia belum pernah melihat Ricardo membuka pintu itu.

Rasa penasaran mulai menghampirinya, membuatnya bertanya-tanya apa yang ada di balik pintu tersebut.

Adira merasa dorongan untuk menyelidiki, mengingat betapa Ricardo adalah sosok misterius yang menarik perhatian dan menimbulkan rasa ingin tahunya.

Langkah kaki Adira perlahan mendekati pintu itu, hatinya berdebar-debar.

Ia memeriksa gagang pintu, menemukan bahwa pintu tersebut tidak terkunci.

Dengan hati-hati, ia membuka sedikit pintu dan terkejut saat melihat apa yang ada di dalam.

Ruangan itu gelap dan dingin, terasa begitu berbeda dari ruang tempat ia berada sebelumnya.

Di sekelilingnya, lukisan-lukisan menggantung di dinding, semuanya menampilkan sisi gelap dalam jiwa.

Ada karya-karya dengan warna-warna muram, gambaran kesedihan, dan ketidakberdayaan.

Beberapa lukisan menggambarkan sosok-sosok yang terjebak dalam bayangan, sementara yang lain menunjukkan abstraksi bentuk yang menciptakan rasa ketegangan dan kecemasan.

Adira merasa seolah ruangan ini mencerminkan kepribadian Ricardo, sebuah kedalaman yang misterius dan mungkin menyimpan banyak luka.

Suasana ruangan ini terasa menyeramkan, membuatnya merinding, namun di saat yang sama, ada daya tarik yang kuat untuk memahami lebih jauh tentang sosok di balik lukisan-lukisan itu.

Adira akhirnya melangkah masuk ke dalam ruangan, matanya mulai menjelajahi setiap sudut.

Setiap lukisan menyimpan cerita yang dalam dan menggugah perasaannya.

Lukisan Pertama

Seorang sosok anak kecil yang berdiri di tengah hujan deras, wajahnya tertunduk, seolah terjebak dalam kesedihan. Air mata bercampur air hujan mengalir di pipinya. Warna kelabu mendominasi lukisan ini, menciptakan suasana yang penuh melankolis.

Lukisan Kedua

Abstraksi bentuk yang rumit, terdiri dari goresan-goresan tajam yang saling bertabrakan. Dalam lukisan ini, Adira melihat sesuatu yang tampak seperti sosok manusia yang terperangkap di antara bentuk-bentuk tersebut, menggambarkan ketidakberdayaan dan perjuangan melawan diri sendiri.

Lukisan Ketiga

Sebuah pemandangan malam dengan bulan purnama bersinar terang, namun bayangan besar menutupi cahaya. Di bawah bayangan itu, ada sosok pria yang tampak melangkah maju, namun terlihat ragu dan ketakutan. Lukisan ini menggambarkan perasaan terjebak antara harapan dan ketakutan.

Lukisan Keempat

Lukisan dengan warna-warna hangat, menggambarkan sekelompok orang yang duduk melingkar di sekitar api unggun. Namun, wajah mereka terlihat buram dan tak bersemangat, seolah mengabaikan kebahagiaan di sekeliling mereka. Ada rasa kerinduan dan kehilangan yang mendalam dalam lukisan ini.

Lukisan Kelima

Sebuah lukisan yang menampilkan sebuah labirin gelap dengan satu cahaya kecil di tengah. Adira merasa tertarik pada cahaya itu, menggambarkan harapan di tengah kegelapan. Namun, jalan menuju cahaya terlihat rumit dan sulit dijangkau, menciptakan rasa ketidakpastian.

Adira berdiri tertegun di depan setiap lukisan, merasakan setiap emosi yang terpancar dari karya-karya tersebut.

Ia mulai memahami bahwa di balik ketenangan Ricardo, terdapat lautan perasaan yang mungkin belum pernah diungkapkannya.

Adira terdiam cukup lama, terhanyut dalam lukisan-lukisan yang begitu menyayat hati.

Duduk di kursi kayu tua di depan lukisan yang belum selesai, ia merasakan kesedihan yang mendalam seolah kesedihan itu juga miliknya.

Tanpa sadar, air mata mulai menetes di pipinya. Setiap guratan di kanvas, setiap sapuan kuas di atas cat, terasa begitu berat dan mendalam, seakan-akan ada sesuatu yang Ricardo simpan di dalam hatinya selama ini.

Napas panjang ditariknya, mencoba menenangkan diri dari perasaan yang berkecamuk.

Saat Adira bersiap untuk meninggalkan ruangan, matanya tertuju pada sebuah buku sketsa yang terletak di dalam laci meja kecil di sudut ruangan.

Tanpa berpikir panjang, dia membuka buku itu dengan penasaran. Halaman-halaman pertama berisi sketsa-sketsa biasa, beberapa bentuk dan garis kasar yang belum selesai, namun pada halaman ketiga, tangannya tiba-tiba terhenti.

Sketsa yang ada di hadapannya begitu jelas, sebuah wajah wanita yang digambar dengan pensil.

Garis-garis wajah itu tampak begitu halus namun penuh detail, mata yang dalam, bibir yang melengkung lembut, dan rambut yang jatuh membingkai wajah.

Adira terkejut. Wajah wanita di sketsa itu sangat mirip dengan dirinya. Setiap detail tampak begitu familiar.

Alis tebal, mata sendu namun lembut, dan ekspresi yang seolah mengandung cerita yang panjang.

Adira terdiam, memandangi sketsa tersebut dengan campuran perasaan bingung dan tak percaya.

“Kapan Ricardo menggambar wajahku?” pikirnya.

Atau, mungkinkah itu bukan dirinya? Tapi jika bukan, mengapa wajah itu begitu mirip?

Perasaannya bercampur aduk antara kebingungan dan penasaran.

Sketsa demi sketsa di buku itu menggambarkan sosok yang sama, wanita dengan ekspresi yang berbeda-beda, kadang tersenyum, kadang terlihat sedih, bahkan ada yang menggambarkan air mata.

Semua sketsa itu begitu hidup, seolah Ricardo mencoba menangkap setiap sisi dari wanita ini.

Adira menutup buku sketsa dengan perlahan, hatinya berdebar kencang.

Apakah Ricardo melihat sesuatu dalam dirinya yang belum pernah ia sadari? Ataukah wanita dalam sketsa itu hanyalah bayangan lain dari masa lalu Ricardo yang kebetulan menyerupai dirinya?

Pertanyaan-pertanyaan itu terus menghantui nya yang saat itu sedang perlahan meninggalkan ruangan.

1
gak tau si
ada g ya yg kek ricardo d luar sana/Doge/
Zia Shavina: adaa ,pacarr kuuu /Tongue//Casual/
total 1 replies
Zia Shavina
dari alur cerita nya kita dibawa kenal ke pribadi masih2 tokoh utama dlu,so far romantisnya blm ada sii ,tapi blm tau keknya ricardo tipe yg bucin bget gak sii /Scream//Scream/
Zia Shavina
ricardooooooo
Zia Shavina
semangaatttt thhorrrr
Selina Navy: terimakasii🙏
total 1 replies
gak tau si
so sweet... 😍
gak tau si
sad bnget... /Sob//Sob/
gak tau si
kurang i thor sendiri nya
gak tau si
Penasaran jumpa dimana, tapi kok jd sad/Scowl/
gak tau si
romantis nya tipis-tipis/Smile/
gemezz/Angry/
Zia Shavina
lanjuttttt thorrrrr
Zia Shavina
tolongh thorr selamatkan adira/Sob//Sob/
Selina Navy: wahh.. terimakasih banyak Zia atas dukungannya..
tetap setia baca Luka dan Cinta ya..
Semoga suka..
total 1 replies
Zia Shavina
kasiann adiraa hidup seperti itu
Zia Shavina
lanjuttt terus thorr
Zia Shavina
hayo ricardo jangan di tinggil adira nyaaa
Zia Shavina
lanjutkan thorr..
gak tau si
semangat author..
update teruss..
gak tau si
suka sama adegan yang punya romantis tipis2 gini..
gak tau si
semangat author..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!