Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tes DNA
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...--------Di Rumah Sakit--------...
Sesampainya di rumah sakit, Kenzie langsung di tangani oleh pihak rumah sakit. Para dokter juga telah memberikan suntikan vaksin tetanus dan antibiotik infus pada luka Kenzie.
"Makasih ya Clau, kalau gak ada kamu pasti aku hampir mati di kantin tadi!" lirih Kenzie.
"Sama-sama, tapi aku heran nya. Ngapain kamu ke kantin? Jam segitu kantin juga belum buka, dan kenapa kamu datang lebih awal dari aku?" tanya Claudia merasa ada hal mengjanggal di benak nya.
"A-aku....., aku habis dari toilet, terus berkeliling. Aku lagi pengen datang lebih awal aja sih, karena feeling aku kalau kamu juga bakalan ke kampus lebih awal. Ternyata benar, dugaan ku!" jawab Kenzie dengan nada kikuk.
"Hmm, tapi yang masih belum aku mengerti..."
"Soal orang yang nembak kamu tanpa alasan. Apa lagi kata mu, tidak kenal siapa pelakunya dan kamu juga tak punya musuh!" lirih Claudia, yang sebenarnya tidak terlalu percaya atas jawaban dari Kenzie.
"Yaa..., aku juga gak tau Clau, di sekitar kampuskan ada cctv-nya. Semoga bisa ketemu pelaku nya dan kita lapor ke polisi!" timpal Kenzie.
"Benar juga katamu, cctv di kampus banyak!" seru Claudia.
"Kasian juga ya Lo, bisa-bisanya di serang sama orang tak dikenal!" tukas Zen dengan sedikit menghinanya.
Kenzie langsung melotot marah kepadanya karena perkataan Zen sedikit menghina nya.
"Ken, aku sama Zen balik ke kampus dulu ya. Motor kami masih disana!" ujar Claudia dengan pamit.
"Tapi Clau, nanti aku gimana? Serta mobil ku juga...?" lirih Kenzie dengan manja supaya dapat perhatian dari Claudia.
"Ini kunci mobil Lo!" Zen menaruh kunci mobil itu ke telapak tangan Kenzie.
"Kaki sebelahnya lagi kan masih berguna, ya bisa dong untuk nyetir mobil!" timpal Zen sambil nyengir.
"Iya Ken, benar apa kata Zen. Kaki mu sebelah nya tidak terluka, pasti bisa untuk nang cap kan gas dan ngerem mobil kan!" sahut Claudia setuju dengan Zen.
Kenzie melotot terhadap Zen dan mengepalkan tangannya sekilas.
"Sial! Gara-gara ucapan Zen sok jago itu, aku tidak bisa mendapatkan kesempatan untuk dekati Claudia di moment ku ini yang butuh perhatian penuh darinya!" batin Kenzie menggerutu.
"Oke deh!"
"Makasih ya Clau" Kenzie menoleh ke arah Claudia dan memberi senyuman simpul kepada nya.
"Iya sama-sama, kamu cepat pulih ya. Biar bisa mengikuti mata kuliah lagi...!" Claudia menepuk pundak Kenzie dengan tersenyum hangat.
Saat Claudia melangkah pergi meninggalkan Kenzie, Zen mengikuti nya dari belakang.
Tiba-tiba Riana datang ke tempat itu.
"Claudia!"
"Riana!"
Langkahnya terhentikan dan mereka pun berpelukan di depan Kenzie dan Zen. Zen sama sekali tidak mengenali siapa Riana, tapi kelihatannya sangat akrab dengan Claudia.
Di sisi lain, Kenzie terkejut atas kedatangan Riana di rumah sakit itu. Padahal diri nya tidak memberi tau tentang kabar nya hari ini ke riana atau orang lain.
"Kamu, kenapa bisa datang kesini?" ujar Kenzie dengan mulut sedikit terbuka ternganga.
"Aku yang hubungi Riana melalui pesan WhatsApp di perjalan tadi. Karena kamu kekasih nya, jadi aku minta riana untuk menemani diri mu disini!" sahut Claudia
dirinya memang sengaja diam-diam menghubungi sahabat nya itu serta memberikan mereka kesempatan membahas soal kehamilan Riana.
Riana hanya bisa tersenyum canggung kepada Kenzie pacar nya itu, karena dari sorot mata Kenzie terlihat sangat jelas jika diri nya sudah tidak mempunyai rasa kepada Riana atau sama sekali tidak menyukainya.
"Oh, oke! Thanks!" ucap Kenzie cuek dan memalingkan wajah nya ke arah lain.
"Riana, tanyakan semua apa yang kita bahas kemarin itu ya. Jangan sampai dia tidak mau bertanggung jawab, oke!". Bisik Claudia yang membuat Riana paham maksud perkataan dari sahabat nya.
Riana menggangguk mengerti, dia tersenyum tipis kepada Claudia.
Claudia menepuk pundak Riana, berharap sahabatnya itu mendapatkan keadilan dan rasa tanggung jawab dari Kenzie.
"Zen, ayo kita balik ke kampus!"
Zen mengganguk iya, mereka berdua pun melangkah beriringan keluar dari ruangan tersebut menuju parkiran.
"Clau, kita naik taksi aja ya!" ujar Zen yang baru sadar, jika mereka tidak punya kendaraan untuk balik ke kampus.
"Iya Zen, aku juga tadi lupa kalau kita kesini cuma naik mobilnya Kenzie. Malah buru-buru ngajak kamu balik ke kampus!" lirih Claudia dengan cengir tertawa pelan.
"Ya mau gimana, karena keadaan darurat juga. Kita ke pintu gerbang rumah sakit aja yuk, tungguin taksi lewat disana!" ajak Zen, menarik tangan Claudia dengan pelan.
"Ayo Zen!" Claudia menggangguk dan menerima ajakan itu.
Mereka pun melangkah menuju pintu gerbang sambil bergandengan. Claudia seperti sangat nyaman tangannya di gandeng, padahal mereka tidak sedang menyebrang jalan.
Saat mereka tiba di pintu gerbang, sebuah taksi muncul dari jarak lima meter tempat mereka berdiri. Zen melambaikan tangan nya supaya taksi itu berhenti.
"Taksi! Taksi!"
Teriak Zen sambil melambaikan tangannya.
Lampu sen mobil taksi pun berbelok menuju ke arah mereka dan berhenti tepat di hadapan mereka.
Zen membukakan pintu belakang taksi, dan menyuruh Claudia untuk masuk terlebih dahulu layak nya di sambut bagaikan Princess.
"Silahkan masuk, tuan putri... Claudia!"
Claudia tertawa geli karena tingkah Zen yang lucu.
"Hahaha, lebay banget sih kamu Zen. Btw, thanks ya!"
Zen tersenyum simpul dan menyusul masuk ke taksi tersebut.
"Pak!"
"Ke Green Light University, ya!" pinta Zen kepada supir taksi, supir itu mengganggukan kepala nya.
Selama di perjalanan, suasana terasa hening. Zen sesekali melirik ke arah Claudia yang sedang menatap ke arah jalan.
"Eemmm, Clau...!" panggil Zen.
"Hmm!" sahut Claudia singkat tanpa menoleh ke arah nya.
"Yang tadi itu siapa?"
"Kekasihnya Kenzie kah?" Zen bertanya soal Riana yang muncul di rumah sakit tadi.
"Iya, dia Riana. Sahabat ku, kebetulan dia pacar nya Kenzie. Kenzie itu juga kebetulan sahabatnya kekasih ku!" lirih Claudia menjawab pertanyaan Zen.
"Jadi benar, apa yang di katakan Kenzie kemarin. Kalau kamu sudah punya kekasih?" Zen bertanya lagi, walau hati nya sedikit ada rasa cemburu.
Claudia menggangguk pelan dan menoleh menatap ke arah nya.
"Iya Zen, aku sudah punya pacar. Kami sudah lama berpacaran, dan kami berempat dulu satu sekolah!" lirih Claudia dengan menundukkan wajahnya sambil menghela nafas setelah menatap Zen dalam beberapa detik.
"Ooo..., kenapa wajah mu kelihatan murung gini. Apa ada masalah?" Zen memperhatikan raut wajah Claudia tampak murung saat sedang membahas kekasih nya.
"Aku... bingung Zen, pengen cerita. Tapi aku takut untuk cerita tentang ini!" pungkas Claudia yang ragu untuk memberi tau jika perasaannya sedang bimbang.
"Cerita aja Clau, aku siap mendengarkan semua nya dan akan ku cerna setiap ceritamu itu. Tapi, ceritanya nanti aja ketika di rumah ku ya!" ujar Zen dengan nada lembut.
"Iya Zen, aku hampir lupa jika hari ini belajar memasak di rumah mu!" ucap Claudia.
"Hahah, tidak masalah. Yang penting kamu sudah ingat kan sekarang!"
Claudia menganggukkan kepalanya. Mobil taksi yang mereka tumpangi pun sudah tiba di pintu gerbang kampus mereka, Zen membayar ongkos taksi itu. Mereka pun turun secara bersama, dan melangkah menuju parkiran motor.
"Ayo Clau, kita pulang!" ajak Zen yang sudah di menaiki motor nya.
Zen mempunyai jenis motor yang sama seperti Claudia tetapi hanya warna jok motor nya berbeda.
"Ayo!"
"Tapi, aku pulang ke rumah dulu ya. Masukin motornya ke garasi, setelah itu baru menuju rumah mu!" ujar Claudia.
Karena jarak rumah mereka sangat dekat. Cukup dengan berjalan kaki saja untuk menuju ke rumah Zen.
"Oke-oke, boleh!" Zen tertawa kecil.
Mereka berdua pun menancapkan gas motor nya dengan sedang, tetapi tetap saja Claudia yang lebih duluan melewati Zen. Claudia sepertinya sangat ahli dalam ngebut dan unggal-unggalan di jalan. Zen tertinggal di belakang nya, tetapi Zen tak mau kalah. Dia menancapkan gas nya agak sedikit cepat untuk mengejar Claudia yang sangat ahli itu.
Jika ada polisi yang berjaga di jalan, kemungkinan Claudia akan tertangkap basah dan di tilang karena cara dia mengendarai sepeda motor seperti sedang berada di perlombaan balap resmi seperti di sirkuit balap.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...--------Kenzie dan Riana--------...
Di rumah sakit, Kenzie dan Riana sedang diam mematung dan tak ada satu katapun yang keluar dari mulut mereka berdua.
Tapi, Kenzie mencoba membuka pembicaraan.
"Gimana kondisi kandungan mu?" seru Kenzie, yang membuat bola mata Riana sontak membelalak lebar.
"Kamu sudah tau kalau aku hamil?" ujar Riana.
"Iya Claudia yang memberitahu tentang itu dan dia menyuruhku untuk bertanggung jawab!" timpal Kenzie dengan wajah datar.
"Syukur lah, berarti kamu setuju akan bertanggung jawab kan sayang?"
Riana yang merasa lega jika ternyata sahabat nya sudah menceritakan ini kepada kekasihnya. Jadi dia tidak perlu repot-repot menunjukkan hasi test pack itu lagi.
"Tidak!"
Jawab Kenzie singkat, Riana terkejut mendengar kan jawaban itu dan kening nya berkerut dengan heran.
"Kenapa Ken? Tapi ini anak mu!"
"Kamu yakin ini anak ku? Bukan kah yang ambil sel*put dara mu itu pria lain?"
"Aku tau itu saat kita sedang melakukan hal tak senonoh, punya mu sudah tak Per*w*n lagi!" lirih Kenzie yang masih mengingat aksi mereka saat itu.
"Ta-tapi Ken, ini anak mu!" seru Riana dengan nada bergetar, karena perkataan Kenzie benar. Jika yang telah mengambil mahkota miliknya adalah pria lain.
Saat itu Kenzie melakukan aksi tersebut karena sedang mabuk, tapi diri nya masih setengah sadar. Karena pikirannya selalu memikirkan Claudia, jadi di sangkanya jika dia sedang melakukan dengan Claudia. Padahal itu adalah diri Riana.
Mereka melakukan sekitar dua kali saja, tapi saat Kenzie mabuk.
"Aku tidak yakin Riana!"
"Bisa saja kau sudah duluan bermain dengan pria lain setelah melakukan itu dengan ku, buktinya saja kau sudah duluan tidak memiliki itu. Walaupun aku mabuk, tapi aku masih ingat!"
"Dan aku nyesal, karena telah melakukan itu dengan mu!" pungkas Kenzie menyakiti hati Riana dengan setiap kata-kata dari ucapannya itu.
"Tega sekali kamu Ken, ini jelas anak mu. Memang benar, bukan kamu yang merenggut mahkota ku tapi ini anak mu!" Riana perlahan mengeluarkan buliran air mata nya.
"Jika memang terbukti itu anak ku, aku akan menikahi mu tapi aku tak bisa mencintaimu lagi. Aku hanya melakukan tanggung jawab ku saja, tapi kau harus membuktikan jika itu benar anak ku!" lirih Kenzie dengan enggan menatap wajah Riana.
"Karena aku khawatir, jika ternyata itu adalah anak pria lain!" timpal nya lagi.
"Oke!"
"Akan ku buktikan jika ini anak mu!" Riana seperti menerima tantangan untuk membuktikan jika ucapan dirinya benar.
"Hmm, kita akan tes DNA sebelum bayi itu lahir. Agar tau, siapa ayah biologis dari j*nin yang kamu kandung!" pinta Kenzie memberi saran yang membuat Riana sedikit ragu dan takut. Tapi, Riana tetap berusaha menyetujuinya.
"Jika itu mau mu, akan ku turuti. Nanti kita akan melaksanakan tes itu secara bersama!"
"Iya!" lirih Kenzie singkat, karena dia tidak merasa jika sedang menghamili Riana.
Kenzie tetap keukeh dengan pendirian nya itu, dia yakin jika Riana pasti pernah bermain dengan pria lain tanpa sepengetahuan dirinya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...----------------...
...bersambung.........
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰