Aku tidak mengira kedatangan adikku ke rumahku, menjadi Mala petaka di rumah tanggaku.Dia yang polos,dia yang sederhana,dia yang sangat peduli kepadaku ternyata menyimpan rasa iri yang sangat dalam kepadaku.
Hancur sudah perasaan ku saat aku tau semua kebusukannya dan juga suamiku,hancur dan kecewa perasaan ku,akan kah aku melepaskan suamiku dan membiarkan dia bahagia dengan adikku atau aku bertahan dengan suami yang sudah sangat kotor bagi ku??
ikuti kisah sedih ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Agustina Pandiangan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 ~ Lebih baik kamu pergi ~
Raisa menatap wajah suaminya, bukannya Irwan minta maaf dia malah emosi kepada istrinya yang selalu curiga kepadanya.
"Mas...Aku bukan berpikiran kotor tentang mu,aku hanya bertanya kenapa kamu begitu marah kepadaku?" Ucap Raisa dengan wajah penuh keheranan.
"Sudahlah kamu memang berlebihan,perkara aku mandi dan keramas saja kamu sampai seperti itu lama-lama aku muak melihat sikapmu." Ucap Irwan lalu dia beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari dalam rumah.
Mata Raisa yang berkaca-kaca langsung menangis,apalagi saat mendengar suara pintu yang sangat keras,Irwan sengaja membanting pintu agar Raisa tau kalau saat ini dia sangat marah.
Raisa mengelus perutnya beberapa kali dia sangat sedih,entah sejak kapan sikap suaminya berubah kepadanya dia semakin dingin dan bahkan tidak mau menyentuhnya sejak dia hamil.
Pada saat Irwan sudah keluar dari rumah,tiba-tiba Naila masuk ke dalam rumah,entah dari mana dia tiba-tiba sudah masuk ke dalam rumah.Raisa menatapnya dengan sinis dia menilai keributan rumah tangganya terjadi sejak dia hadir di rumah ini.
"Naila mulai hari ini kamu kembali saja ke rumah ibu,aku tidak mau kamu tinggal disini lagi." Ucap Raisa setelah dia mengucap Air mata yang menetes ke wajahnya.
"Kenapa lagi sih kakak...Aku bingung sama sikap kakak semenjak aku tinggal di rumah ini sepertinya kakak sangat tidak menyukai aku,kalau memang itu mau kakak baiklah aku akan segera pergi." Ucap Naila lalu segera meninggalkan Raisa di ruang tamu.
Raisa sangat frustasi hingga dia melempar pas bunga yang ada di meja hingga hancur berantakan.Sementara itu Naila yang berdiri di belakang pintu kamarnya dia tersenyum jahat mendengar emosi kakaknya yang sangat tinggi.
"Maafkan aku kak,aku juga mencintai suami mu,bahkan suamimu sudah mengambil mahkota milikku,apa pun yang terjadi aku tidak akan melepaskannya,walaupun aku hannya yang kedua." Ucapnya dalam hati.Naila mengambil ponselnya lalu mengirim pesan kepada Irwan supaya kembali ke rumah karena Raisa kakaknya sudah mengusirnya.
Irwan yang baru saja sampai setengah jalan langsung memutar mobilnya kembali ke rumahnya,dia tidak rela kalau sampai Naila meninggalkan rumahnya.
"Raisa kamu masih saja membuat ku emosi,kamu dan Naila adalah wanita milikku tidak ada satu pun diantara kalian yang bisa keluar dari rumahku." Ucapnya dalam hati dan segera pulang dengan buru-buru.
Naila Pura-pura menyusun semua pakaiannya,dia sengaja memperlambat aktifitasnya agar dia dan Irwan bisa bertemu sebelum dia keluar dari dalam rumah ini.
"Naila apalagi yang kamu tunggu,aku tidak ingin kamu disini lagi,cepat kamu pergi sebelum mas Irwan kembali,aku mohon kepadamu jangan pernah kembali lagi kesini karena kehadiran mu akan membuatku semakin gila." Ucapnya yang tiba-tiba sudah berdiri di depan kamar Naila.
"Terserah kakak saja,aku tidak menyangka kakak berpikiran sangat kotor tentang ku,kakak mengira aku sama bang Irwan ada hubungan hingga kakak cemburu?"
"Tidak sama sekali aku hannya merasa tidak nyaman sejak kehadiran mu di rumah ini." Jawab Raisa dengan nada ketus dan jujur.
"Ambil ini,kamu pakai untuk mencari kerja,supaya kamu bisa bantu bapak sama ibu untuk biaya setiap hari,aku merasa tidak enak jika ibu dan bapak selalu meminta uang kepada mas Irwan." Ucap Raisa lalu memberikan uang pecahan ratusan ribu sebanyak sepuluh lembar.
"Kamu egois kak,bang Irwan saja tidak keberatan tapi kamu malah keberatan,harusnya kamu bahagia suami mu tidak keberatan membantu orang tua mu." Ucap Naila ketus lalu membawa tasnya keluar dari dalam kamar.
Raisa mengikuti Naila dibelakang,dia menyesal sudah mengucapkan kata-katanya itu karena dia melihat kemarahan di hati Naila.
"Bukan begitu maksud aku Naila,aku hannya tidak enak s_
"Sudahlah kak,kamu sombong dan angkuh hannya karena suami mu kaya dan memiliki jabatan,ternyata diam-diam kamu iri saat bang Irwan memberikan uang kepada ibu dan bapak dasar anak durhaka kamu." Naila langsung memotong kata-kata kakaknya dia salah paham atas ucapannya barusan kenyataanya dia hannya tidak enak saat kalau Irwan selalu memberikan uang kepada orang tua mereka.
"Naila bukan begitu maksud ku." Raisa berusaha menjelaskannya dia memegangi tangan Naila tapi Naila lansung menghempaskan tangan Raisa karena dia sudah kecewa.
"Aku tidak mau mendengar pembelaan yang tidak masuk akal darimu,anak macam apa kamu,kamu iri suami mu memberikan uang kepada orang tua mu bahkan kamu iri saat adikmu tinggal bersama mu dasar durhaka."Ucap Naila.Saat dia membuka pintu tiba-tiba pintu di dorong dari luar Irwan sudah berdiri di hadapan mereka berdua.
"Ada apa ini,kenapa kamu memegangi tas mu,kamu mau kemana?"
"Tanya saja istrimu itu." Ucap Naila lalu dia pergi meninggalkan keduanya.Tidak ingin membiarkan Naila pergi dari rumah itu Irwan langsung mengejarnya tampa memperdulikan Raisa yang ikut mengejar Irwan untuk membiarkan Naila pergi dari sana.
Raisa berdiri di depan pintu,tiba-tiba tubuhnya gemetaran dan kepalanya sangat pusing di tambah denyut jantungnya yang meningkat saat melihat suaminya menghentikan Naila dengan memegangi tangan Naila.
"Apa yang terjadi dengan mereka berdua...." Ucapnya lalu dia langsung duduk di lantai karena kedua kakinya sudah tidak mampu menahan bobot tubuhnya.
Lama sekali Naila dan Irwan berdiri disana,sepertinya Naila terus memaksa untuk pulang sementara suaminya tidak memberinya ijin.
Melihat pemandangan itu,tampa sadar air mata Naila kembali jatuh dari matanya dia seakan melihat masa depan yang sudah suram.
"Naila kamu tidak boleh pergi dari rumah itu,kamu juga berhak atas rumah itu,tidak ada yang bisa pergi dari rumah itu." Irwan terus membujuk Naila.Bagaimana bisa dia mengijinkan Naila pergi dari rumahnya disaat tubuh Naila sudah menjadi candu baginya kejadian tadi malam cukup membuatnya ingin mengulanginya lagi nanti malam.
"Mari masuk pokoknya kamu tidak bisa pergi,nanti aku akan membeli iPhone baru untukmu dan juga scancare yang kamu mau,pokoknya kamu harus menjaga diri jangan sampai Raisa tau kalau kita pacaran." Ucap Irwan.Mendengar janji Irwan tentu saja Naila sangat bahagia,sejak dulu dia menginginkan hidup yang mewah tapi dia tidak bisa memenuhinya karena orang tuanya yang tidak mampu.
Bahkan dia sangat iri kepada kakaknya saat kakaknya dilamar polisi kaya raya dan juga tampan.Kali ini mungkin semua mimpinya akan berubah saat dia bisa menjadi simpanan kakak iparnya sendiri.
Perlahan tapi pasti Naila berjalan kembali ke rumah.Irwna dan Naila sangat kaget saat melihat Raisa yang duduk sambil menatap mereka.Irwan berlari kecil menghampiri istrinya yang sudah duduk lemah didepan pagar rumahnya.
"Raisa apa yang terjadi?" Irwan membopong tubuh Raisa lalu membawanya masuk ke dalam rumah,melihat pemandangan itu tentu saja Naila sangat cemburu dan hatinya memanas.
"Bibi ambilkan air hangat untuk nyonya," pelayan mereka langsung lari ke dalam dapur dan mengambil air minum.Sementara itu Naila yang sudah kesal menghampiri keduanya.
"Bang katakan kepada kak Raisa,aku tidak niat lagi tinggal di rumah ini,tapi abang yang memaksaku." Ucapnya ketus lalu pergi ke dalam kamarnya dan mengunci pintu dari dalam.
"Mas kenapa kamu menahannya disini,kedatangannya kesini bukan membuatku bahagia mas tapi membuatku selalu naik tensi,aku mohon ijinkan dia pergi mas.Ucap Raisa dengan nada lemah dia memegangi tangan suaminya berharap Naila segera pergi dari rumah mereka.
"Raisa...Aku menyuruhnya disini agar dia menjaga mu dengan baik,aku harap kamu menghargai keputusan ku dan buang pikiran kotor mu itu,pikiran mu yang membuatmu jadi sakit dan aku tidak akan memaafkan kamu kalau sesuatu terjadi kepada janin itu hannya karena kecerobohan mu." Ancam Irwan.
Raisa langsung melepaskan pegangannya dari tangan suaminya,kali ini dia benar-benar kecewa dengan suaminya.
💗💗💗bersambung 💗💗💗