"jangan berharap banyak didalam pernikahan ini, karena aku tidak akan pernah jatuh cinta kepada kamu Rayya" ucap Deril pada Rayya disaat malam pertama mereka sebagai suami istri
"anda tidak perlu mengingatkan saya tuan, saya tidak pernah berharap apa pun didalam pernikahan ini tuan Deril" tegas Rayya
Pernikahan Deril dan Rayya atas dasar perjodohan, mereka terpaksa untuk menikah dengan alasan hutang budi
Apakah mereka bisa bertahan didalam perjikahan itu atau berpisah jalan terbaik yang mereka akan ambil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mande Qita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Rayya berjalan menuju ruangan Gavin, dia masih bertanya tanya ada keperluan apa dirinya dipanggil untuk menemui Gavin, sebelum masuk Rayya menyapa sekretaris nya Gavin
"selamat siang bu Sherly, saya di panggil tuan Gavin" sapa Rayya dengan sopan
"oh iya silahkan Rayya, Tuan Gavin sedang menunggu anda, mari saya antar kedalam ruangan tuan Gavin" balas Mbak Sherly
"terima kasih" ucap Rayya, lalu mereka berjalan beriringan, sesampai di depan pintu ruangan kerja Gavin, Sherly mengetuk pintu dan meminta izin masuk, setelah diizinkan masuk mereka berdua masuk kedalam ruangan ceo perusahaan Danendra
"selamat siang Tuan Gavin, saya mengantarkan Rayya" ucap Sherly sopan
"terima kasih sherly, anda boleh kembali" balas Tuan Gavin
"iya tuan" sahut Sherly lalu beranjak dari sisi Rayya membalikan badannya dan keluar dari ruangan Tuan Gavin
"terima kasih" ucap Rayya sebelum Sherly keluar dari ruangan itu
Setelah sherly menutup pintu ruangan Gavin terlihat Gavin tersenyum kearah Rayya
"apa kabar Yaya, bingung ya kenapa kakak panggil kesini" sapa Gavin
"iya kak, ada apa Rayya bingung" ucap Rayya
"tidak ada apa apa, kakak hanya ingin bercerita dengan mu" sahut gavin
"lagi kumat ya kak, iseng nya" seloroh Rayya sambil tertawa
"kakak tidak sedang iseng Yaya, kakak memang ingin bertemu dengan kamu, makanya kakak panggil kesini, kerjaan kakak banyak sekali jadi kakak belum sempat, mau ajak kamu jalan keluar" ungkap Gavin sambil menatap wajah Rayya
"mau ngapain kak, mengajak Rayya keluar" tanya Rayya
"pengen saja Yaya, tidak boleh ya atau nanti ada yang marah" pancing Gavin, dia sudah tau status nya Rayya tapi dia pura pura tidak mengetahui nya
"he he he yang marah sih tidak ada kak, tapi Yaya tidak mungkin jalan sama kak Gavin" balas Rayya
"kenapa tidak mungkin Ya" tanya Gavin dengan suara yang lembut
"hhmm saat ini tidak mungkin kak, ada hal yang harus Rayya jaga" jawab Rayya lagi dengan wajah panik
Rayya bingung mau menjawab apa pada Gavin, tidak mungkin dia cerita soal status nya yang sudah menikah walaupun hanya diatas kertas saja, tapi kalau Rayya tidak cerita nanti akan membuat masalah baru dalam hidupnya
Gavin melihat kebingungan yang ada di wajah Rayya, dia mengerti akan hal itu, saat ini Gavin tidak ingin mendesak Rayya untuk bercerita, Gavin takut nanti nya Rayya akan menjauhinya, karena ikut campur dalam urusan pribadinya Rayya
"Ya sudah tidak apa apa kalau Rayya memang tidak mau jalan dengan kakak, maaf kalau kakak lancang, mengatakan mau mengajak Yaya jalan keluar" ucap Gavin
"bukan begitu kak, Rayya mau jalan sama kakak tapi situasi yang Rayya alami saat ini tidak memungkin kan, nanti akan menimbulkan masalah baru di hidup Rayya, Rayya lelah kak" ungkap Rayya dengan wajah putus asa nya
"apa rayya mau cerita sama kakak, apa masalah yang Rayya hadapi sekarang, sampai ajakan kakak untuk jalan berdua dengan Rayya, tidak bisa Rayya penuhi" tanya Gavin lagi
"untuk saat ini Rayya belum bisa cerita kak, lagi tidak etis juga kalau Rayya cerita sama kakak, maaf kan Rayya ya kak" terang Rayya
"tidak apa apa Yaya, kakak mengerti kok, jadi suatu saat kakak bisa dong ajak Yaya jalan" seloroh Gavin sambil tersenyum
"he he he kita lihat saja kedepan nya kak, Rayya tidak bisa janji, maaf ya kak jangan marah" jelas rayya sambil tersenyum manis di bibir nya
"oke Ya, tidak masalah kakak akan tunggu, saat dimana Yaya sudah bisa kakak ajak jalan berdua" sahut Gavin
"terima kasih kak, untuk pengertian nya, maaf sekali lagi kak" ungkap Rayya
"it's oke Yaya, kamu jangan merasa bersalah seperti itu, kalau kamu butuh bantuan kakak untuk menyelesaikan masalah kamu, kakak siap kok Ya, kakak pinjam handphone kamu" ucap Gavin
"untuk apa kak?" tanya Rayya lalu memberikan handphone nya pada Gavin, terlihat Gavin mengetikan sesuatu di handphone Rayya, yang membuat Rayya penasaran apa yang dilakukan Gavin
Setelah selesai mengetik nomor handphone nya, lalu Gavin memberikan lagi handphone kepada Rayya
"itu nomor kakak, kamu simpan ya, nanti kalau kamu butuh bantuan kakak, Yaya boleh hubungi kakak, kapan pun dan dimanapun pasti kakak akan angkat telpon dari Yaya" jelas Gavin
"iya kak, tapi kalau Rayya meminta bantuan kakak, nanti malah menimbulkan masalah baru, nanti Rayya jadi tidak enak kak" ucap Rayya
"tidak apa apa, jadi Yaya jangan ragu ya kalau ingin minta bantuan kakak, oke"jelas Gavin
"oke siap kak, kak boleh tidak Rayya balik keruangan Rayya lagi, tidak enak nanti ada yang curiga, kenapa tiba tiba kakak panggil Rayya kesini" ucap Rayya
"oke Ya,sebenarnya kakak ingin mengobrol lebih lama lagi dengan kamu, tapi kakak tau situasi kamu saat ini, oke tidak apa apa, Yaya boleh balik keruangan Yaya untuk kembali bekerja" ucap Gavin
"terima kasih kak, Rayya pamit ya" sahut rayya
"oke Ya, ingat apa yang kakak bilang" balas Gavin
"siap laksanakan kak" seloroh Rayya dan mereka pun tertawa berdua
Setelah itu Rayya pergi dari ruangan Gavin dipintu masuk Rayya bertemu dengan Geri, yang baru datang keruangan Gavin
"Rayya mau pergi ya,wah tidak seru, ini kakak baru datang kita belum cerita cerita lagi nih" sapa Geri
"Rayya sudah dari tadi kak disini, kalau mengobrol lagi sama kak Geri makin lama diruangan ini, nanti pada curiga, serem tau kak kalau kena gosip disini, secara kan banyak yang suka sama kakak berdua di kantor ini" ucap Rayya sambil tertawa
"kalau itu kita sudah tau Rayya,bagaimana enak kan punya kakak tampan dan ganteng?" seloroh Geri sambil tergelak
"mumet kak, kalau punya dua orang seperti kakak, sudah ya rayya balik dulu" balas Rayya lalu segera pergi dari sana
Gavin dan Geri tergelak mendengar apa yang Rayya ucapkan tadi, mereka merasa lucu saja dan terhibur dengan celetukkan Rayya
"kau tadi panggil Rayya kesini, mau ngapain?" tanya Geri
"mau bertanya banyak hal, yang pasti aku kangen sama gadis kecil ku itu, tadi dia bagus banget loh, aku pancing agar dia mau menceritakan masalah yang dia hadapi sekarang"
"dan dia tidak terpancing dan tidak mau menceritakan masalahnya pada ku, dia juga bisa menghindar ajakan ku untuk mengajak nya jalan, cara dia menghindar tidak membuat ku sakit hati"
"wanita yang tegar dan mempunyai prinsip, aku harus bisa mendapatkan Rayya secepatnya, apa aku salah ya, mengharapkan istri orang" terang Gavin
"Rayya memang beda pantas saja kau sampai hari ini, tidak bisa melupakan nya, walau sudah banyak bertemu dengan wanita lain" sahut Geri
klo Geri sama Daffa beda orang ato 2nama 1org?