Apakah Ini Cinta

"menurut gue sih, kalau lo tembak shena, dia bakalan nolak" kata leo tanpa menatap kae, kae dan darel menatap leo

"kenapa lo yakin banget, shena bakalan nolak gue" kata kae jeles

" ya setelah gue amati, setahun ini lo ngejar shena , bukannya membuat shena jatuh cinta, lo malah buat dia ilfil, dan seakan akan lo klaim dia itu punya lo, siapa sih nggak risih tiap hari tiap detik diikutin terus, terus setiap ketemu kayak orang gila senyum senyum ngak jelas, beh, tapi gue salut sih sama shena, meski lo kayak gitu, dia ngak ngelapor ke guru, dan yang paling penting dia nggak mukul lo atau jambak lo, kalau gue jadi shena gue tampar lo tiap ketemu " kata leo kembali makan cookies membuat kae cemberut dan darel terkekeh

"tau banget kayaknya lo leo, diposisi shena" kata darel masih terkekeh

"ya, iyalah orang dia juga ngerasain di kejar selama setahun sama Naura, kalau gitu kenala setiap ketemu Naura lo ngak jambak afu tampar dia" kata kae, memperhatikan leo yang masih tenang makan cookies

"dia cewek, gue bukan cowok yang suka mukul cewek, " kata leo membuat darel bertepuk tangan

"wwiiih keren banget lo leo salut gye ama lu" kata darel

kae menghembuskan nafas pasrah "andai aja Naura masuk tadi pagi, jadi yang badmood bukan gue aja tadi pagi" kata kae meraba piring yang berisi cookies yang munjung itu , setelah lama meraba kae tidak dapat dapat dia melihat kepiring dan melihat leo yang memakan cookies terakhir

"lo, ya tari tadi tu mulut, ngomong diisi terus, ludes ni darel lo lihat, parah lo habis anjir" kata kae , darel hanya terkekeh merasa terhibur

"ya kalau nggak diisi ngak ada tenaga buat ngomong, mobil aja perlu bensin buat bisa jalan, masa mulut ngak dikasih makan buat bisa ngomong" kata leo membuat tawa darek pecah, mereka berhasil membuat kae kesal mereka bertos ria

Disisi lain di warung makan tidoto

Shena masuk ke toko itu disana disuguhkan berbagai makanan mulai dari cemilan sampai makanan berat, dan minumannya pun best seller semua

shena masuk keruang dapur pemandangan yang biasa ia lihat semua koki sedang bekerja keras dan pada pengantar makanan bolak balik untuk mengambil pesenan bahkan meja meja di warung itu terisi semua, bahkan ada yang mengantri

shena berpapasan dengan pengatar makanan sperti dirinya "shena apa kabar, gue duluan ya" kata fandi, fandi adalah pengantar makanan sama seperti dirinya mereka cukup akrab

" om Toni saya mau ngomong" kata shena didekat om Toni yang sibuk memasak "akhirnya kamu dateng juga shena, kirain pengantar makanan ekspres om udah mau berhenti kerja " kata om tino lihai memotong wortel, membuat sup ayam khas nya

"ngak om saya kena musibah sebentar, makannya ngak dateng selama seminggu, tapi gaji saya ngak di potong kan" kata shena

"ngak sanah lanjut kerja, kita butuh kamu disini" kata om Toni sambil memegang bahu shena dengan tangannya yang jauh bawang

Shena dengan perlahan menurunkan tangan om Toni dengan dua jarinya "om maaf baubau bawang" kata shena tertawa bodoh sedangkan om Toni cengengesan "hahahah maaf ya" kata om Toni

"ya udah saya lanjut kerja dulu yah" kata shena dan di angguki oleh om Toni sambil mengaduk sop ayamnya

Shena bekerja seperti sebelum menikah dengan darel saking lelahnya kerja shena tidak pulang ke apartemen malah ke kosannya

Sedangkan darek khawatir karena jan sudah menunjukkan jam 10 lebih "aduh kemana sih tuh bocah, sengaja kali ya supaya gue di ceramahin sama mama" kata darel modar mandir dan ia memutuskan untuk mencarinya dengan mobil darel sudah mengelilingi jalan raya kota jakarta namun tidak menemukan shena

"apa jangan jangan dia, marah sama gue gara gara tadi siang ngak nyosor dia kali ya" kata darel lalu menggeleng "apaan sih gue, nggak mungkin karena itu atau jangan jangan" geram darel pergi ke kosan shena "awas aja kalau ketemu disana, shena sialan, nyusahin orang aja lu" kata darwl memukul stir mobil

Darel sampai di komplek kosan shena karena mobil tidak bisa masuk, terpaksa dia harus turun dan menelusuri gang sempit itu sampailah ia melihat kos kosan bejejeran dengan nama nama pemilik kos kosan putri yang berbeda

Darel bingung mau keksoan yang mana dia juga tidak ikut masuk saat shena mengambil tasnya

Saat akan melangkah sekali lagi sebuah tongkat menghentikan dada bidang darel berhenti dan itu ternyata penjaga kos kosaan putri

"kamu ngapain disini, laki laki dilarang masuk " larang pak satpam

"eem begini pak saya kesini mau cari ee cari" darel bingung mau menyebut shena apanya, kalau dia bilang istrinya, nanti pak satpam itu curiga tidak mungkin dia tidak tahu kalau shena masih siswi, kalau biakng temanpun tidak akan di beri izin, apalagi pacar, darel memutar otaknya

" cari siapa kamu"suara tegas pak satpam tatapan tajamnya terus menatap darel

Darel meneguk ludahnya sendiri "ee saya kesini disuruh sama shena, katanya dia mau ketemu saya, dia mau diantar ke, emmm ke, ke ke kubur yah kekubur ibu sama ayahnya, soalnya kuburannya jauh dari jakarta jadi butuh 7 jam baru sampai katanya dia kangen banget sama ibu dan ayahnya" jelas darel, tatapan pak satpam masih tajam

"hmm ya sudah mari saya antar" kata pak satpam, bukan rahasia lagi kalau shena yatim piatu di kos kosan itu

"ini kamarnya saya nggak punya kuncinya lagi, buka aja siapa tahu nggak dikunci" kata pak satpam

Darel pun membuka knop pintu dan benar saja pintu itu tidak dikunci sama sekali"dasar bodoh, pintu ngak dikunci kalau dia kenapa kenapa gimana" batik darel

"shenanya udah tidur, jadi dibawa ke kuburan keluarganya " kata pak satpam

"jadi pak, biar saya gendong aja shena nya dia tidur aja di mobil nanti bangunnya bisa langsung lihat kuburan keluarganya" kata darel siap membopong tubuh shena tapi tangannya dicegat oleh pak satpam "saya tidak percaya begitu saja sama kamu , bangunkan saja dia supaya saya percaya kalau kamu memang berniat baik ke dia" kata pak satpam

"tapi pak shena kayaknya ngak bisa di bangunin" kata darel

"ya bangunin dong sampai bangun" kata pak satpam menantang darel

Darel dengan lembut menyentuh pipi shena yang tertidur "shena bangun katanya lo mau gue anterin" kata darel tapi tidak di respon oleh shena, darel terus bertanya namun tidak di respon, pak satpam terus memberikan ekspresi curiga pada darel

"pak saya mau ijin bisikin sesuatu ke shena" izin darel sekan izin sama mertua

pak satpam hanya mengangguk