Mencintainya bukan bagian dari sebuah kesalahan,namun melupakannya adalah sebuah keharusan, meskipun bukan sebuah keinginan.
Mampukah Rayyana mendapatkan cintanya atau sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon farala, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 : Hadiah kecil untuk Almyra
Drrrrrtttt....
Ponsel Radit yang berada di atas meja berbunyi.Dia baru saja mengantar istri pemilik Grahatama group ke bandara.
Radit membuka layar ponselnya, melihat ada satu pesan dari Abian.
"Dit,aku di the shining hotel, sekarang juga kau ambil mobilku di sini, kuncinya kau minta di bagian resepsionis."
hhhhhhhhh....
Radit menghela napasnya kasar."baru juga tiba harus keluar lagi, dasar sepupu tidak tau diri."
Radit adalah sepupu Abian.Ayah Radit, om Hendra bersaudara dengan bunda Dewi.lebih tepatnya saudara tertua bunda.Radit seorang pengusaha, dia memiliki usaha di bidang tekstil.dia salah satu pengusaha muda yang sangat diperhitungkan.
Abian memiliki adik perempuan,Almyra Hazima Grahatama, sekarang dia sedang berada di Paris, sedang menyelesaikan pendidikannya.Radit mengantar tante Dewi tadi ke bandara karena akan berangkat ke Paris menemui sang putri tercinta.
Radit bangkit dari kursi, berjalan ke luar dari kediaman Grahatama,memang sekarang dia berada di rumah mewah orangtua Abian, tadinya setelah mengantar Tante Dewi dia berencana akan tidur sepuasnya.tapi apa daya, Abian mengganggu rencana indahnya itu.
Sambil menggerutu, dia memesan ojek online yang akan mengantar ke tempat di mana Abian meninggalkan mobilnya.
,,,,,,,,,,,
Mobil Rayya memasuki pelataran parkir mall terbesar di kota M.Abian turun di ikuti Rayya yang berjalan di belakang.Lama Abian menunggu, mencoba memperlambat langkah nya agar bisa sejajar dengan Rayya.
"Aku jadi heran, di rumah sakit gesit nya luarbiasa, kenapa sekarang dia berjalan seperti kura kura?"batin Abian.
" Kenapa jalannya lama sekali? "ujar Abian protes.
"Dokter aja tuh yang jalannya kayak lagi di kejar debt collector.. " Rayya menimpali. "Ini di mall dokter, bukan di rumah sakit,santai aja kali.. " Rayya berlalu meninggalkan Abian yang melongo di tempatnya."Itu tadi Rayya bukan?Ya Allah kenapa aku tidak merekamnya saat dia berbicara tadi?"Abian speechless,semenjak mengenal wanita pendiam itu sebulan lalu, ini adalah kalimat terpanjang yang pertama kali dia dengar dari Rayya selain kata makian yang dia lontarkan waktu itu.
Abian tersenyum, dia mencoba mengejar Rayya."Tunggu.. "
Rayya berbalik, menunggu Abian yang tengah berlari kecil menghampiri nya.
"sekarang dokter mau kemana? katanya tadi ingin mencari sesuatu."
"Bagaimana kalau makan dulu."
"Bukankah tadi dokter sudah makan di restoran hotel?"
"Nggak, tadi itu aku hanya minum kopi,sekarang aja baru berasa laparnya."Abian tersenyum.
"Sebelum ngopi tadi, apa dokter sudah sarapan?"
Merasa di perhatikan,hati Abian tersentuh, Lita saja yang berstatus istri tidak pernah memperdulikan hal sedetail itu,justru orang yang tidak punya hubungan apa apa dengannya yang malah lebih perhatian.
"mmmm,, sudah."Jawab Abian singkat.
" Ya udah, dokter mau makan apa? tanya Rayya sambil berjalan.
"Kamu suka makan pasta?"
"iya."
"kalau pizza?"
"iya aku suka. "
"Ayam goreng? "
Rayya berhenti, menatap Abian dengan ekspresi yang sulit di tebak.
"Dokter ini maunya apa sih.. !? "
he.. he.. he..
"Jangan marah, aku kan tidak tau seleramu...maaf.. " Abian cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Loh yang lapar kan dokter, kenapa nanya ke saya coba.. "
"Jelaslah, masa aku makan sendiri.. kan nggak mungkin."
Hhhhh.... Rayya menghela nafasnya frustasi.
"Itu terserah dokter saja,wanita sepertiku ini masuk dalam golongan omnivora.
Ha.. ha.. ha.. Abian tidak bisa menahan tawanya.wanita yang dia kenal sangat pendiam itu, ternyata bisa juga membuat lelucon yang menurut Abian sangat lucu.
" Ayo kita ke sana."Abian mengajak Rayya,mungkin karena dalam kondisi yang sedang bahagia,refleks Abian menarik tangan Rayya.
Rayya seperti kesetrum ribuan volt saat Abian menyentuh kulitnya. secepat kilat dia menarik tangannya yang di genggam erat oleh Abian.Abian kaget, "Mampus, kenapa aku bisa lupa, diakan tidak menyukai sentuhan dari orang asing? batin Abian.
" Maafkan aku kak Rayya, aku tidak sengaja."
"Nggak papa.. " ujar Rayya sedikit gugup.
Mereka masuk ke restoran western yang masih berada dalam mall.sambil menunggu pesanan, mereka sibuk bercerita tentang pekerjaan dan hal hal lain.
"Mmmm, kak Ray, semisal kita ada waktu atau kesempatan jalan jalan seperti ini lagi,boleh nggak panggilan ke saya jangan dokter,kesannya kita ini sedang berada di rumah sakit.bagaimana kalau Abian saja.itu lebih terasa seperti teman, iya kan? "
"Nggak ah, nggak sopan." Rayya menolak.
"Bagaimana kalau aku panggilnya Rayya saja, impas kan? "
Rayya berpikir sejenak, "baiklah."akhirnya Rayya menyetujui usulan Abian meskipun dia sendiri masih ragu.
beberapa meter dari tempat mereka duduk seorang gadis cantik dengan pakaian terbuka memperhatikan dengan seksama wanita yang sedang tersenyum bahagia di depan seorang pria tampan.
" ohhh, jadi ini kelakuannya saat Mas Reza tidak ada, dasar wanita murahan..tunggu saja, aku akan membuat mas Reza menceraikanmu!! "gadis belia yang masih berumur sekitaran awal duapuluhan itu terlihat sangat marah,bagaimana tidak,dia mendapati kakak ipar yang sangat dia benci sedang bersama seorang pria yang sialnya lebih tampan dari kakaknya.Ya dia adalah Jasmin Haryaka.dengan cepat dia mengambil ponselnya dan merekam Rayya yang tengah asik bersenda gurau sambil sesekali tertawa.
" Aku ingin liat apa senyummu itu masih bisa terlihat, saat video ini sampai di tangan mas Reza.suami lagi cari duit, eehhh dia malah enak enakan selingkuh.dasar istri durhaka."umpat nya.
selang beberapa menit kemudian Jasmin mengirimkan video Rayya ke ponsel Reza.
Lama dia menunggu tapi sepertinya ponsel Reza sedang tidak bisa di hubungi.
"Iihhhh,mas Reza ngapain sih.. "Jasmin menggerutu.dia melengos pergi setelah lelah menunggu balasan dari kakaknya itu.
" Suamimu bekerja di mana? "tanya Abian sesaat mereka meninggalkan restoran.
Rayya hanya terdiam, tidak menjawab pertanyaan Abian.
" Maaf, aku tidak bermaksud untuk... "
"Mas Reza bekerja di hotel tempat kita tadi bertemu."jawab Rayya, sebenarnya dia tidak begitu suka kehidupan pribadinya di ketahui orang lain, tapi entahlah dengan Abian rasanya berbeda.
" Dia manajer di hotel itu, sudah lebih seminggu dia berada di luar kota untuk urusan pekerjaan. Rayya menambahkan.
"oooiyaaa, aku ingin mencari kado ,maukah kamu membantu ku? " Abian mengalihkan pembicaraan.dia melihat ada kesedihan di wajah Rayya setelah membahas Reza, suaminya.
"baiklah."
Abian mengajak Rayya memasuki toko yang menjual berbagai macam perlengkapan wanita.
"Apa ini hadiah untuk istrimu? " tanya Rayya hati hati.
"Bukan,ini untuk seorang gadis cantik yang tinggal jauh dariku." Abian tersenyum membayangkan wajah manis sang adik yang sekarang berada di Paris.
"Boleh aku tau umurnya berapa? "
"Tahun ini dia merayakan ulang tahunnya yang ke dua puluh satu.dia adikku satu satunya yang sangat manis dan penurut, dia juga mengenakan hijab sepertimu." Abian menjelaskan sedikit tentang Almyra.
"Mmmm,,, apa dia menyukai sesuatu yang terkesan mewah? "tanya Rayya kembali.
" Tidak,anaknya sangat sederhana, dia tidak menyukai kemewahan."pasti kamu akan menyukai kepribadiannya jika suatu saat kalian bertemu."Abian berbicara dalam hati, dia merasa sangat optimis Rayya bisa berjumpa dengan Almyra.
"Bagaimana kalau kamu hadiahkan sesuatu yang bisa membuat dia selalu ingat dengan sang Pencipta, seperti mukena yang cantik dan unik mungkin."Rayya memberikan pendapatnya.
" Boleh juga,tahun lalu aku memberinya sebuah tas mewah untuk hadiah ulang tahunnya,dan apa kau tau?dia memakiku habis habisan.katanya gini,"Kak Abi!!!!kalau uangmu banyak, mendingan di sumbangin ke panti aja, dari pada beliin Myra barang barang seperti ini,mubazir....Myra nggak suka."Abian menirukan kata kata Almyra saat memarahinya karena memberikan barang branded.
he.. he.. he.. "Rayya terkekeh,ternyata adikmu manis juga, aku ingin sekali berjumpa dengannya."
" Ya sudah ayo kita carikan dia hadiahnya.. "ajak Rayya.
...****************...
baiklah
rayya...daebak