Dipersatukan karena sebuah perjodohan, membuat Zidan tidak benar-benar bisa menjalani pernikahan seperti semestinya. Terlebih lagi, wanita yang menjadi istrinya pun sangat menutup diri dan tidak menganggapnya sebagai suami.
Hingga suatu hari, di saat sudah sangat merasa kesepian dan menyerah dengan pernikahannya, Zidan pergi ke sebuah tempat hiburan malam. Di sanalah dirinya bertemu dengan wanita cantik bernama Chika Fadwa Atmaja dan menghabiskan malam bersama.
Tanpa disangka, ternyata mereka adalah dua orang yang sama-sama kesepian. Karena kesamaan itu, terjadilah kesepakatan untuk menjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan.
***
" Mulai detik ini, kamu adalah milikku dan hanya aku yang boleh menyentuh tubuh indahmu " ~ Zidan Biantara Mahardika.
***
IG : gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Sebuah Kecupan
Selesai sarapan di warung bubur ayam, tentunya Zidan harus segera mengantarkan Chika pulang ke tempat tinggalnya. Pasalnya, siang ini wanita itu memiliki jadwal kuliah yang tidak bisa ditinggalkan sehingga harus cepat bersiap-siap untuk pergi ke kampus.
Sepanjang perjalanan, keduanya saling mengobrol dan bercerita tentang diri masing-masing agar bisa lebih mengenal. Mungkin karena merasa nyaman, Zidan tak segan menceritakan perjodohannya dengan sang istri sampai akhirnya terpaksa menikah. Ibunya-lah yang memaksanya, karena pada saat itu kedua mertuanya mengalami kecelakaan dan sebelum meninggal dunia menitipkan wanita yang menjadi istrinya, yaitu Marsha.
Dikarenakan hubungan kedua keluarga yang sudah terjalin baik, ibunya tidak bisa menolaknya dan malah memintanya untuk menikahi Marsha. Awalnya dengan tegas Zidan menolak karena tidak mencintai wanita itu, tetapi sang ibu terus memohon disertai ancaman untuk tidak menganggapnya sebagai anak lagi.
Sempat berharap perlahan cinta akan muncul di hatinya dan sang istri, tapi di satu minggu pertama pernikahan, Marsha bersikap tidak peduli dan tidak menganggapnya sebagai seorang suami. Mereka hanya akan bersikap romantis dan tetap harmonis hanya saat di depan ibunya saja, selebihnya seperti orang yang tidak saling mengenal.
" Jadi, Mama-nya Om tahunya kalau pernikahan kalian baik-baik saja? " tanya Chika setelah cerita dari Zidan selesai.
" Ya begitulah.. Aku dan Marsha selalu bersandiwara di depan Mama " jawab Zidan menghela napasnya panjang.
Chika hanya mengangguk-anggukkan kepalanya saja dan tidak lagi bertanya tentang hal itu. Tanpa dijelaskan, dia cukup tahu jika itu merupakan salah satu hal yang sangat berat untuk Zidan.
" Kamu sendiri bagaimana? Di kota ini benar-benar sendiri? " tanya Zidan sembari fokus dengan jalan raya di depannya.
" Tidak, Om.. Aku masih memiliki kakek dan nenek, juga Om dan Tante di sini " jawab Chika menggelengkan kepalanya.
" Cuma aku memilih untuk tinggal sendiri saja di apartemen, lagipula jaraknya yang lebih dekat dengan kampus " lanjut Chika.
Sebenarnya Chika memang berasal dan lahir di kota Surabaya, hanya saja keluarganya pindah ke Paris untuk meneruskan bisnis keluarga di sana. Hingga saat ini, wanita itu-lah yang memutuskan untuk kembali dan kedua orang tua serta adiknya masih menetap di sana.
Kemudian, Zidan dan Chika lanjut mengobrol dan mengganti topik pembicaraan yang lainnya. Keduanya lebih memilih membicarakan tentang hal yang menyenangkan, misalnya hal mereka sukai atau tidak sukai.
.
.
.
Kurang lebih lima berlalu, akhirnya pasangan baru itu sampai juga di gedung apartemen yang ditinggali oleh Chika. Tanpa bertanya pun, Zidan sangat tahu jika kekasihnya itu berasal dari keluarga kaya raya, terbukti dari tempat tinggalnya yang merupakan salah satu kawasan apartemen elit.
" Terima kasih, Om.. " ucap Chika saat sang kekasih membukakan pintu mobil untuknya.
" Sama-sama, Baby.. " jawab Zidan tersenyum.
Chika pun segera keluar dari mobil itu dan mungkin akan berbicara sebentar dengan Zidan sebelum mereka berpisah. Andai saja tidak ada jadwal kuliah, dia pasti memilih untuk tetap bersama sang kekasih dan lebih saling mengenal.
" Maaf ya, Om, aku belum bisa menawarkan untuk mampir. Soalnya satu jam lagi aku juga harus pergi ke kampus " ucap Chika setelah berdiri di samping kekasihnya itu.
" Tidak apa-apa.. Aku juga harus bertemu dengan sahabatku " jawab Zidan menganggukkan kepalanya.
Beberapa buah pesan telah dikirimkan oleh Baim yang menanyakan tentang keadaannya. Tentu saja dia harus menemui sahabatnya itu dan memberikannya sedikit pelajaran, karena bukannya mencegahnya tapi malah mengantarnya dan Chika ke sebuah kamar.
Beruntung wanita itu adalah Chika, bukan wanita penghibur atau istri dari seseorang. Jika iya, maka masalahnya akan semakin rumit dan dia tidak akan bisa mendapatkan kekasih seperti sekarang ini.
" Besok kamu ada jadwal kuliah lagi? Apa kita bisa bertemu? " tanya Zidan pada Chika.
" Hem.. Ada sih, tapi hanya pagi saja. Jadi, kita bisa bertemu saat jam makan siang " jawab Chika mengingat-ingat jadwal kuliahnya.
Kedua sudut bibir Zidan langsung tertarik dan membentuk sebuah senyuman. Dia sangat senang mendengar jawaban dari Chika itu dan tidak akan sabar menunggu hari esok.
" Kalau begitu, aku masuk dulu ya, Om.. " pamit Chika yang tidak bisa berlama-lama lagi.
" Tunggu sebentar.. " cegah Zidan yang malah merengkuh pinggang ramping milik sang kekasih.
Tampak jelas sebuah keterkejutan di wajah Chika dengan tindakan yang dilakukan oleh Zidan itu. Sama sekali tidak wanita itu sangka jika sang kekasih akan melakukannya di tempat umum.
" Ke-napa, Om? " tanya Chika sangat gugup.
" Beri aku sebuah kecupan sebelum kita berpisah " jawab Zidan menunjuk bibirnya.
Belum selesai dengan rasa terkejut sebelumnya, kini Chika dibuat semakin lebih terkejut lagi dengan jawaban sang kekasih. Bisa-bisanya kekasihnya itu meminta hal seperti itu di sana dan tentunya dia belum terbiasa melakukannya.
" Tapi, Om.. Ini kan di tempat umum. Kalau ada yang melihat, bagaimana? " ucap Chika yang ragu untuk melakukannya.
" Di sini sangat sepi dan tidak akan ada orang yang melihatnya " jawab Zidan mulai mendekatkan wajahnya.
Dan memang benar saja, keadaan di sana sangat sepi karena para penghuni gedung apartemen itu pastinya sudah berangkat bekerja atau melakukan kegiatan masing-masing. Namun, tetap saja dia malu harus mengecup bibir Zidan lebih dulu.
" Cepatlah, Baby.. " ucap Zidan dengan suara yang berbisik.
Sejenak Chika mengedarkan pandangannya ke arah sekitar dan memastikan tidak ada satu orang pun yang bisa melihat mereka berdua. Walaupun mungkin tidak ada yang peduli, tetapi dia tetap akan merasa malu.
Wanita itu menatap wajah sang kekasih yang juga sedang menatap ke arahnya. Dengan membuang rasa malunya, dia mendekatkan wajahnya juga dan memberikan yang kekasihnya itu inginkan.
Cup.
Sebuah kecupan yang sangat manis mendarat di bibir merah dan tebal milik Zidan. Benar-benar hanya kecupan, karena Chika langsung melepaskan setelah tiga detik. Itu saja sudah membuatnya sangat malu luar biasa.
" Emm.. Sudah, Om. A-ku masuk dulu " ucap Chika yang merasa sangat malu.
Tanpa menunggu jawaban dari sang kekasih, Chika langsung melepaskan rengkuhan pada pinggang rampingnya dan langsung berlari masuk ke dalam gedung apartemen tempatnya tinggal. Dia benar-benar sangat malu dan tidak kuasa untuk menatap wajah Zidan serta berada di sana lebih lama lagi, bahkan wajahnya pun sudah terlihat sangat memerah.
Sedangkan Zidan, pria itu tersenyum puas dan jelas sangat bahagia bisa mendapatkan kecupan manis dari sang kekasih. Dirinya serasa kembali remaja dan merasakan indahnya kisah cinta di masa-masa itu.
***
Selamat siang, Guys 👋 Bab pertama untuk Zidan-Chika ya🥰
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
akoh udh mmpir lg d crtamu..
udh ksh hdiah jg.....d tnggu up'ny y...
Smngtttt.......