Aqila gadis cantik berusia delapan belas tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikan nya di negara Finlandia.
Malam itu untuk merayakan kelulusan nya, Aqila berhasil kabur dari penjagaan ketat para bodyguard milik kakak nya.
Tetapi siapa yang menyangka gadis itu malah kabur ke sebuah night club terkenal di kota tempat ia tinggal dan terjebak oleh sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan?
Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Sesuatu seperti apa yang akan menimpah dirinya? Atau mungkin sebuah jebakan?
Note:- Agar mengerti jalan cerita sebelumnya, disarankan membaca karya "Terjebak Cinta Om Mafia Possesive"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riri_923, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab-8- Senyum Menjengkelkan, Bram
"Lia kangen banget sama Nty,"
"Akhirnya sekarang kita bisa bobo dan main bersama-sama lagi" Celoteh gadis kecil bernama Adelia yang baru saja menginjak usia Tujuh tahun.
"Hanya Lia saja yang rindu dengan aunty nih?" Ujar sedih Aqila melirik kembaran Adelia di sebelah kirinya.
"Ck, tentu aku juga merindukan Nty" Sahut ketus anak laki-laki yang tak lain adalah Adelio-- kakak kembar Adelia.
"Uh.. Sayang" Gemas Aqila memeluk kedua ponakan nya.
Kedua anak kembar Grey dan Arazey, tumbuh menjadi anak yang pintar dan tentunya memiliki perbedaan sikap yang jauh.
Dimana Adelia lebih cengeng dan manja di bandingkan dengan Adelio yang sangat ketus dan cuek. Tatapan mengintimidasi mata Adelio pun sangat mirip dengan sang Daddy.
Tetapi walaupun begitu, laki-laki kecil itu sangat menyayangi sang kembaran, dan tak akan membiarkan siapapun membuat Adelia menangis selain dirinya.
"Nty akan tinggal di sini lagi 'kan? Tidak akan pergi lagi 'kan?" Tanya beruntun Adelia.
"Iya sayang, mulai sekarang aunty akan tinggal di sini bersama kalian dan tidak akan pergi lagi"
Adelia memekik senang dan memeluk Aqila semakin erat, berbeda dengan Adelio yang hanya diam membaca buku walaupun saat ini tubuhnya sedang di peluk oleh Aqila.
"Kalian sudah libur sekolah 'kan?"
Twins A itu mengangguk secara bersamaan sebagai jawaban.
"Nah bagus, bagaimana jika besok kita keluar dan bermain sepuasnya?" Tawar Aqila menaik turunkan alis nya.
"Mau!!" Sahut antusias Adelia.
"Kamu ini, kalo soal main pasti semangat!" Gemas Aqila mencubit pipi Adelia, sedangkan sang pemilik pipi malah cengengesan.
"Lio?"
"Iya Nty, Lio ikut" Jawab malas Adelio
"Nah gitu dong"
*
*
*
"Pakaian nya rapih banget, kalian mau kemana hmm?" Tanya Arazey yang sedang menguncir rambut Adelia.
"Nty Qila mengajak kami bermain diluar, Mom"
"Woah, benarkah?"
Adelia mengangguk antusias sebagai jawaban. "Mom mau ikut?"
"Boleh?"
"Tentu boleh dong, semakin banyak orang semakin seru"
"Baiklah kalo gitu Mom--"
"Mommy harus menemani Dad ke kantor, sayang" Potong Grey yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Tatapan kesal langsung Arazey arahkan untuk Grey, tetapi pria itu ikut menatap nya seakan berkata 'Jangan bermain tanpaku!'
"Yahh.. Mommy gak jadi ikut dong" Ucap lemas Adelia
"Emm, lain kali ya sayang. Mom lupa harus menemani Dad ke kantor"
"Hmm, baiklah Mom"
Cup!
Cup!
Dua kecupan mendarat di pipi kedua perempuan itu, dan tentu nya Grey lah yang mengecup pipi mereka.
"Kalian pintar" Puji Grey lantas beranjak ke arah lemari pakaian.
Tokk.. Tokk.. Tokk..
Pintu kamar sepasang pasutri itu di ketukan bersamaan dengan suara seseorang di luar sana.
"Mom, Dad?" Panggil Adelio yang mengetuk pintu kamar kedua orang tua nya
"Lio? Sini masuk" Titah Arazey.
Pintu terbuka, Adelio pun masuk dengan pakaian yang sama rapih nya dengan Adelia. Walaupun sehari-hari pakaian mereka selalu rapih, tetapi kali ini berbeda.
"Ada apa Lio?"
"Apa Lia sudah selesai? Nty sudah menunggu dibawah"
Adelia yang memang sudah sedari tadi selesai di rapihkan rambutnya, lantas melompat dari kasur. Dan hal itu pun membuat Arazey dan Adelio memekik kaget secara bersamaan.
"Lia!" Pekik kedua nya. Dengan sigap Adelio memeluk tubuh kembaran nya yang hampir saja tersungkur karena tersandung pakaian nya sendiri.
"Astaga ada apa?!" Panik Grey yang berlari mendekat.
"Nakal! Sudah aku bilang jangan lompat-lompat!" Omel Adelio seraya menegakkan tubuh kembaran nya.
Adelia menunduk memainkan jari-jarinya, sepertinya sebentar lagi gadis kecil itu akan menangis setelah mendapat omelan dari kembaran nya.
.
.
"Lho ada apa dengan Lia? Kamu habis nangis?" Tanya bingung Aqila yang kini mensejajarkan tingginya dengan gadis kecil itu.
Adelia hanya terdiam dengan mata sembab dan hidung memerah nya. Dan benar saja gadis kecil itu menangis karena omelan sang kakak kembaran nya.
"Lia nakal! Lompat dari kasur mom dan hampir terjatuh, jadi aku omelin!" Celetuk Adelio yang kini berdiri disamping kembaran nya.
"Astaga, kamu gapapa 'kan?" Bukan hanya Aqila, kini Alex dan Rachel yang mendengar ucapan Adelio pun langsung panik.
"Lia gapapa" Ujar gadis kecil itu dengan suara kecil nya.
"Beneran Lia gapapa?" Tanya Rachel memastikan.
Sesekali wanita berumur itu memutar-mutar tubuh cucu nya untuk memastikan keadaan nya.
"Lia gapapa, Grandma. Tadi ada Lio yang nangkap tubuh Lia"
Terdengar helaan nafas lega dari ketiga orang itu, tetapi berbeda dengan kedua orang tua Twins A itu. Mereka malah terkekeh pelan melihat kedua anak nya.
"Sudah jangan menangis lagi, Lia masih mau main 'kan? Atau di batalin aja?"
"Jangan Nty!! Lia mau main, mau" Rengek Adelia menggoyangkan lengan Aqila.
"Baiklah, hapus dulu air matanya dan tersenyum untuk Aunty"
Adelia langsung melaksanakan perintah Aunty-nya, dan tersenyum begitu manis.
"Anak pintar" Puji gemas Aqila. "Let's Go" Sambung nya dengan nada semangat.
Baru saja ketiga nya hendak melangkah, tetapi ucapan Grey menghentikan langkah mereka.
"Bodyguard sudah menunggu di depan"
Aqila berbalik lantas menatap kesal wajah Grey. "Astaga ayolah kak, aku sudah di negara ini dan kenapa masih harus bersama bodyguard?!" Protes kesal Aqila.
"Mau kamu ataupun kalian di negara mana pun, bodyguard harus tetap ada di sisi kalian!" Tegas Grey.
"Kak-- "
"Biarkan Aqila dan anak mu, aku yang menjaga" Potong seseorang yang baru saja memasuki rumah itu.
Sontak semuanya menoleh ke asal suara, dan mata Aqila semakin memancarkan kekesalan nya kala melihat sosok Bram yang kini tengah berjalan mendekat dengan senyum menyebalkan nya.
"Lebih baik aku bersama para bodyguard, daripada bersama dia!"
...****************...