Warning!!
Bacaan Area dewasa 21+ , bijaklah dalam memilih bacaan...
Kirana adalah seorang mahasiswa akhir, dia membutuhkan biaya untuk mengerjakan skripsinya. Seorang teman memberinya sebuah pekerjaan sebagai guru les privat dari anak seorang konglomerat.
Kirana pikir anak yang akan di les privat adalah anak usia sekolah dasar, tapi ternyata anak usia tiga tahun. Dan lebih kagetnya lagi, ayah dari anak yang dia les privat adalah seorang duda tampan dan seksi.
Bagaimana Kirana menghadapi anak dan ayah itu? Apakah dia akan terjerat oleh pesona sang duda?
Yuk kita pantau terus perjalanan cinta Kirana dan sang duda..😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ummi asya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
02. Bertemu Bryan
Sesuai janjinya untuk datang ke rumah bos mempunyai anak yang ingin di berikan les privat pada Kirana. Kata Denisa, bos kakaknya itu sudah tahu kalau Kirana akan menjadi guru les anaknya nanti di rumahnya.
Kirana memperhatikan alamat yang tertera di kertas yang dia tulis ketika Denisa memberinya. Dia ragu, apakah alamat rumah itu benar. Karena dia sedang berdiri di depan rumah yang begitu mewah dan megah.
Sejenak dia berdiri mematung, entah apa yang akan dia lakukan. Satu mobil mewah masuk ke dalam rumah mewah tersebut, Kirana memperhatikan orang yang ada di dalam mobil itu, sepertinya pemilik rumahnya. Pikir Kirana.
"Apa aku bertanya aja ya sama satpam rumah itu." gumam Kirana.
Akhirnya lama berpikir, Kirana memberanikan diri bertanya pada satpam itu di posnya. Dia menghampiri pos satpam dan mengetuk pintunya. Satpam itu menoleh dan melihat Kirana yang kebingungan.
"Maaf pak satpam, apa ini benar ya alamatnya di sini?" tanya Kirana ragu.
Satpam memgambil carik kertas itu dan memperhatikan tulisannya.
"Benar, ini alamat rumah ini. Memangnya ada apa ya?" tanya satpam.
Bingung, Kirana bingung mau menjawab apa. Dia ceroboh dan terburu-buru tidak bertanya siapa nama pemilik rumah itu dan anak yang akan di ajari les privat.
"Mbak mau apa datang ke rumah ini?" tanya satpam lagi heran.
"Eh, saya di beri alamat ini oleh teman saya. Katanya anak dari rumah ini sedang membutuhkan seorang guru les privat untuk anaknya. Dan teman saya ini memberitahu dan memberi alamatnya pada saya." kata Kirana panjang lebar agar apa yang di ucapkannya itu benar adanya.
"Ooh, jadi mbak ini yang akan menjadi guru les privat non Missel ya." kata satpam.
"Ah ya, mungkin itukah nama anaknya."
"Ya, tuan Bryan Alexander Wijaya nama pemilik rumah ini. Dan memang mempunyai anak bernama nona Missel." kata satpam itu.
Kirana tidak terlalu penting mendengarkan penjelasan satpam mengenai majikannya itu. Yang jelas dia benar-benar di terima oleh majikannya dan segera bertemu dengannya.
"Lalu, apakah saya bisa bertemu dengan majiakan pak satpam?" tanya Kirana.
"Iya boleh mbak, beliau juga baru datang setelah menjemput nona Missel pulang dari sekolahnya." kata satpam itu.
Lalu satpam itu masuk ke dalam rumah memberitahu kalau ada orang yang akan bersedia menjadi guru les privat Missel.
Tak lama, satpam itu pun keluar lagi dan memberitahu pada Kirana kalau majikannya menyuruhnya masuk ke dalam rumah.
"Mbaknya di suruh masuk ke dalam rumah." kata satpam.
"Iya pak, terima kasih."
Kirana mengikuti satpam masuk ke dalam rumah besar dan megah itu. Dia takjub melihat isi dan ruangan rumah itu, matanya berkeliling melihat setiap detail ornamen dan juga perabot dalam rumah. Ruang tamu besar dan juga kursi empuk yang mahal di tengah ruang tamu tanpa mengganggu setiap sudut ruangan.
"Silakan mbak, duduk dulu. Nanti tuan Bryan turun ke bawah. Beliau sedang bermain dengan anaknya dulu sebentar." kata satpam itu.
"Iya pak, terima kasih."
Satpam itu pun menuju dapur, dia memberitahu pada pembantu Bryan agar menyediakan minuman dan cemilan untuk Kirana.
_
"Jadi kamu yang akan menjadi guru privat anak saya?" tanya Bryan dengan datar.
"Iya tuan, saya yang mau menjadi guru les anak anda. Itu jika anda berkenan dengan saya." kata Kirana.
Dia sedang mengingat Bryan, seperti pernah melihatnya seklias. Tapi dia lupa di mana, atau memang hanya pikirannya saja ya? gumam Kirana dalam hati.
"Hemm, kamu masih kuliah?" tanya Bryan.
"Iya tuan, tapi sedang mengerjakan skripsi. Jadi tidak akan mengganggu kegiatan kuliah saya jika saya sedang memberi les pada anak anda." kata Kirana lagi.
"Masih kuliah dan sedang mengerjakan skripsi. Ya lumayan sih, bolehlah kamu saya uji coba selama tiga hari menjadi guru les privat anak saya. Jika dia memyukaimu, maka kamu bisa lanjut menjadi guru privat anak saya."
"Baik tuan."
"Emm, kamu harus tahu anak saya itu sangat susah dan terlalu pemilih. Dia juga tidak mudah dekat dengan orang asing. Kamu termasuk orang asing saat ini, jadi jika ingin menjadi guru privat anak saya kamu harus bisa mengambil hati anak saya. Bagaimana?" kata Bryan menawarkan.
"Baik tuan, saya bersedia. Semoga saja saya bisa dekat dengan anak anda." kata Kirana.
Bryan tersenyum sinis, namun demikian dia tidak mau mematahkan semangat mau bekerja Kirana untuk menjadi guru les anaknya.
"Tapi jika dalam tiga hari itu kamu tidak bisa menaklukkan anakku dan dia tidak mau meneruskannya, kamu terpaksa di berhentikan. Tapi tenang saja, selama tiga hari itu saya akan membayarmu."
Kirana diam, apa sangat sulit menaklukkan anak kecil seperti anaknya Bryan? Bukankah setiap anak kecil itu mudah di ajak dan di bujuk?
Tapi baiklah, dia akan mencoba menaklukkan anak Bryan. Setidaknya dia mencoba sebelum menyerah, jika pun gagal dalam tiga hari masa uji coba dia akan terap dapat bayaran. Pikirnya.
"Baiklah tuan Bryan, saya bersedia." kata Kirana.
"Bagus, mulai besok kamu bisa memulai les kamu. Datang jam sebelas siang ya, setelah anakku tidur."
"Iya. Kalau boleh tahu, saya harus mengajarkan apa sama anak tuan Bryan?" tanya Kirana.
"Apa saja yang dia mau, lakukan yang dia mau. Kalau dia meminta belajar musik, ajarkan saja. Alat musik ada di ruang musik. Atau kalau mah belajar karate juga tidak apa-apa." ucap Bryan seperti menakuti Kirana.
Kirana menelan ludah dengan ucapan Bryan, tapi dia tidak bisa mundur. Toh tidak mungkin anak kecil les karate. Pikir Kirana.
"Kamu boleh pulang, persiapkan untuj besok siang."
"Baik."
Kirana pun keluar dari rumah megah milik Bryan itu, sedangkan Bryan sendiri tersenyum miring.
"Dia itu kan gadis yang kemarin aku tabrak. Apa dia lupa denganku?"
_
_
_
******************