SEKUEL DARI : Penyesalan Suami : Dikhianati Karena Tak Kunjung Hamil.
Zahira dan Shaka berteman sejak kecil bahkan orang tua mereka berencana menjodohkan keduanya. Namun, ternyata Shaka telah melabuhkan hatinya kepada wanita lain. Melihat kenyataan itu, hati Zahira hancur berkeping-keping karena tanpa diketahui oleh siapa pun rupanya dia mencintai Shaka sejak masih duduk di bangku SMP.
Lantas, apa yang membuat Zahira bersedia menjadi pengantin pengganti untuk Shaka? Lalu, bagaimana lika liku kehidupan rumah tangga mereka? Akankah berakhir bahagia?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan Malam Bersama
"Ra, bagaimana kabarmu?" Shaka kembali bertanya. Jauh di lubuk hati yang terdalam sebenarnya dia merindukan suara lembut bagai alunan musik klasik dari bibir Zahira. Merdunya suara gadis itu mampu membuat sang pengacara merasakan kedamaian yang belum pernah dirasakan sebelumnya.
Bibir Zahira mulai terbuka. Dia ingin mengucap sesuatu, tetapi belum mampu berkata. Masih merangkai kata di dalam pikiran dan menyelaraskannya.
Shaka masih setia menunggu sebuah kalimat meluncur dari bibir Zahira karena tahu betul bagaimana rasanya bertemu kembali dengan seseorang setelah sekian lama tak bertemu. Ada rasa canggung bergelayut manja di sanubari yang terdalam.
Dengan penuh kesabaran, Shaka menunggu Zahira menjawab pertanyaannya sambil terus mengulum senyum di wajah. Padahal senyuman serta tatapan teduh pria itulah yang membuat Zahira semakin sulit berkata.
Ayolah, Ra, jangan tunjukan kelemahanmu di hadapan Shaka! Jangan sampai dia ataupun semua orang tahu bahwa kamu menyimpan perasaanmu untuk teman masa kecilmu itu! batin Zahira.
Susah payah Zahira mengumpulkan keberanian dalam dada, memaksa diri untuk bicara hingga akhirnya suara merdua bagai nyanyian Bidadari terdengar di telinga semua orang.
"Hai, Shaka. Ehm ... kabarku baik. B-bagaimana kabarmu?" Pertanyaan itu meluncur setelah sekian lama tertahan. Tersenyum dipaksa terlukis di sudut bibir.
"Kabarku? Tentu saja baik, Ra. Aku senang bisa bertemu denganmu lagi, Najma Zahira."
Najma Zahira sebuah nama yang diberikan oleh Rayyan dan Arumi untuk anak perempuan pertama di keluarga kecil duo dokter bedah. Nama itu terdengar biasa saja bila diucapkan orang lain, tetapi begitu indah di telinga kala Shaka memanggil dokter muda itu dengan nama lengkapnya.
Oh Tuhan, andai saja Shaka bisa membaca isi hati Zahira selama ini apakah pria itu masih mau memanggil nama lengkap gadis itu di hadapan semua orang? Masihkah dia menganggap Zahira sebagai sahabat dan teman masa kecilnya sedangkan benih cinta tumbuh subur dan bersemi di hati Zahira?
Zahira hanya bisa terdiam mendengarnya. Tidak ada keinginan untuk melanjutkan percakapan mereka sebab saat ini perasaan gadis itu campur aduk. Antara bahagia, sedih muncul dalam waktu bersamaan.
"Ya sudah, lebih baik kita duduk dan memesan makanan agar tidak menunggu terlalu lama. Zahira, nanti kamu duduk di sebelah kanan dan Shakeela di sebelah Aunty. Biarkan Uncle Rio duduk di sebelah Ayah kalian," ujar Rini menarik kedua tangan anak perempuan Arumi.
Semua orang menganggukan kepala petanda setuju akan apa yang dikatakan Rini. Mereka pun mulai menarik kursi hingga terdengar bunyi decit kursi ditarik kemudian mulai memilih menu makan malam.
Acara makan malam merupakan waktu yang sangat dinanti oleh kedua keluarga Rayyan dan Rio sebab pada saat itu seluruh anggota keluarga akan menceritakan apa yang terjadi selama mereka tak bertemu. Namun, tidak bagi Zahira dan Shaka. Mereka tetap bungkam tanpa ada tanda-tanda ingin terlibat jauh dalam percakapan orang dewasa. Hanya menjawab sekadarnya dan kembali terdiam sambil menikmati hidangan yang tersedia di atas meja.
"Zahira, rencananya kamu akan langsung bekerja di rumah sakit bersama Ayahmu atau bagaimana, Nak?" tanya Rio hangat dan menatap keponakan tersayang dengan penuh cinta. Walaupun Zahira hanya anak dari sahabatnya, tetapi pengacara kondang sudah menganggap gadis itu seperti anak sendiri jadi jangan heran kalau Rio memandang Zahira dengan lekat.
"Rencananya aku akan langsung bekerja di rumah sakit, Uncle. Mungkin dimulai dari ruang IGD sebelum akhirnya pindah ke bangsal lain," jawab Zahira lembut dan sopan.
"Uncle yakin, kamu pasti bisa menjadi dokter hebat seperti kedua orang tuamu," puji Rio bersungguh-sungguh.
"Aku masih perlu banyak belajar dari Ayah dan Bunda kok, Uncle. Kalau tidak begitu, siapa yang akan meneruskan perjuangan keras mendiang Nenek Mei Ling dan Kakek Firdaus dalam memajukan rumah sakit itu. Walaupun aku tidak melanjutkan spesialis, setidaknya bisa membantu sampai Kak Ghani kembali ke Indonesia dan mengaplikasikan ilmu yang didapat selama belajar di Jepang," jawab Zahira dengan senyuman manis di wajah.
Tampak Rio menganggukan kepala sependapat dengan jawaban Zahira. "Lalu, apa yang membuat kamu tidak melanjutkan spesialis di Jepang, Ra? Bukankah di sana ilmu kedokteran cukup baik dibandingkan di sini. Kalau kamu sekalian mengambil spesialis kemudian kembali ke Indonesia, jadi tinggal membantu Ayah dan Bundamu saja bekerja di rumah sakit tanpa memikirkan kuliah lagi karena sudah mempunyai bekal saat kuliah dulu."
"Itu semua karena aku ...."
"Pasti karena kamu mau menikah. Iya, 'kan, Sayang?" sergah Rini cepat. "Katakan pada Aunty, siapa lelaki beruntung yang mendapatkan gadis cantik, baik dan lembut sepertimu? Ayo, katakan kepada Aunty!" Wajah berubah sumringah. Pendar bahagia terpancar jelas di sepasang mata bulat.
Suara seorang gadis batuk terdengar berbarengan dengan perkataan Rini. Suaranya nyaring cukup terdengar membuat semua orang menatap ke sumber suara. Zahira buru-buru meraih segelas air di dalam gelas kemudian meminumnya. Akan tetapi, gadis itu tetap terbatuk hingga matanya memerah.
"Sayang, kamu kenapa, Nak?" tanya Arumi langsung berdiri dan mengusap punggung anak tercinta. "Apa ada sesuatu yang mengganggu jalan napasmu?"
Zahira hanya menggelengkan kepala lemah dengan mata berair karena terus terbatuk. Semua orang menatap aneh ke arah gadis itu, begitu pun Shaka. Pemuda itu memandang lekat iris coklat sang sahabat dan malah semakin membuat Zahira terlihat bodoh di hadapan semua orang.
Shakeela mencibir dan berkata, "Bagaimana mau menikah, pacaran saja tidak diperbolehkan." Tanpa merasa berdosa, si bungsu empat bersaudara kembali menyuapkan makanan ke dalam mulut.
Rini terkekeh pelan kala mendengar jawaban Shakeela. Tersadar bahwa suami Arumi memang terlalu ketat menjaga anak perempuan di keluarga mereka hingga si kutub utara tak membiarkan anak gadisnya berpacaran maupun pergi dengan lawan jenis tanpa ditemani oleh siapa pun. Kalaupun memang terpaksa virus cinta telah tumbuh bersemi di dalam hati, lampu hijau akan diberikan tetapi dengan catatan saat mereka berkencan maka harus membawa Ghani maupun Zavier turut serta untuk menghindari sesuatu yang tidak diinginkan.
"Oh iya, Aunty lupa. Kalian berdua memang dilarang berpacar oleh Ayah kalian yang super menyebalkan ini, 'kan?" Rini mencibir lalu kembali berkata, "Ayah kalian sejak dulu memang terlalu posesif dan over protective bahkan Bunda kalian saja tak boleh pergi kalau dengan orang asing. Benar-benar aneh!"
"Jadi sangat wajar bila semua anak gadisnya tak pernah berpacaran meski sudah melewati masa remaja," sambung Rini.
Zahira hanya diam dan menunduk. Seketika merasa risih bila harus membahas urusan percintaan. Kalau diperbolehkan dia ingin sekali meninggalkan restoran itu dan pulang ke rumah.
Tidak terima sahabat terbaiknya di sindir, Rio membela Rayyan di hadapan semua orang. "Tapi sahabatku itu melakukan semuanya demi kebaikan Zahira dan Shakeela, Sayang. Zaman sekarang berbeda sekali dengan zaman kita dulu. Tindakan kriminal terjadi di mana-mana. Bila Rayyan tidak ketat menjaga kedua putrinya, lalu siapa yang akan mengawasi mereka?"
"Cerewet!" gerutu Rayyan lirih menatap dingin Rini.
Arumi menggeleng-gelengkan kepalanya. "Meskipun suamiku posesif dan over protective, tetapi aku sangat mencintainya kok, Rin. Selamanya hanya dia yang kucintai di dunia ini."
"Sudah ah, sebaiknya kita lanjutkan makan malamnya. Nanti keburu dingin loh," lerai Arumi menghentikan perdebatan yang terjadi antara suami dan sang sahabat.
Sudah tua masih saja bertengkar. Ada-ada saja! batin Shaka.
.
.
.
Yuk mampir ke karya teman otor sambil nunggu up date-an selanjutnya. 😊
ini Shaka masih labil bikin emosi
laki2 lain "HANYA" menyatakan cinta sama Zahira udah ngamuk.
lah dia sendiri MEMPERBOLEHKAN MANTAN UNTUK MEMELUKNYA
laki2 kyk gini pantas di tinggalin, udah plin plan egois sendiri.
syg nya gak terjadi karena udah baca ini sampai habis dulu JD dah tau.
tapi tetap aja aku pingin mereka cerai dulu.
capek aku lihat Zahira gak tegas, Shaka plin plan.
karena ketahuan selingkuh aja makannya kau mau pertahankan Zahira.
prett
Lagian ziva kok ya makin murahan setelah kena kasus penipuan model internasional
Gimana mau memikat shaka, yg ada makin jijik klo shaka tau 😝