Si Kembar La-Bin (Laras-Bintang)

"Lo bilang kita apa? Naik ke ranjang pria-pria, yang sekarang jadi suami-suami kita? ANJ*RRR, kasih paham Ras" ucap Bianca, membuat Laras mendelik menatap Bianca.

"Salah gue dimana, kan bener lu yang musti kasih paham. Kalo perlu seret ke kandang kesayangan Zara, pasti bakalan rame banget itu. Teriak-teriak ga jelas, belum tau siapa Laras." ucap Bianca lagi, membuat Laras mengangguk setuju

"Maaf neng Laras, apa yang sudah terjadi?" tanya ayahnya Sella, Laras menoleh. Tak lama ia menghembuskan nafasnya pelan, ia sudah mengganggu acara penting sahabatnya yang lain.

"Maaf ayah, Laras sudah membuat keributan. Jadi merusak acara putri ayah dan ibu" ucap Laras tak enak, ayahnya Sella menggelengkan kepalanya.

"Pasti bukan neng Laras yang memulai duluan, pasti mereka kan?" ucap ibunya Sella, seraya menatap jijik pada keponakan suaminya tersebut.

"HEH?! NGAPAIN LO LIATIN GUE KAYA GITU, BERUNTUNG LU DI NIKAHIN MA OM GUE. KALO GA, UDAH PASTI LO TUH JADI GEMBEL DI JALANAN"

PLAK

Lagi, wanita yang sama yang mendapatkan tamparan. Karena memang mulut wanita itu, sejak tadi mengatakan hak yang menurut Laras tak terpuji. Kedua mata ibunya Sella sudah mengembun, bukan hanya kali ini saja ia mendapatkan hinaan seperti ini. Karena suaminya yang kini menjadi pengusaha, ia selalu di hina dan du rendahkan. Padahal tanpa mereka semua tau, modal suaminya membangun perusahaan, Hampir 70% uang miliknya.

"KATA-KATA YANG KELUAR DARI MULUT LO, SEJAK TADI KOTOR BANGET YA. MAKANAN LO APA SIH? SAMPAH? IYA? PANTESAN GA BISA DI DAUR ULANG, MACAM LALAT YANG MESKI DI KASIH BUNGA. DIA GA BAKALAN TAU SEWANGI APA BUNGA ITU, KARENA UDAH TERTARIK DAN MERASA NYAMAN SAMA SAMPAH. SAMA KAYA MULUT LO ITU, UDAH NYAMAN MAKAN SAMPAH." bentak Laras

PLAK

Lagi wanita itu, mendapatkan tamparan dari ayahnya Sella. Selama ini ia diam, karena menghargai yang namanya tali persaudaraan. Namun semakin di diamkan, keponakan dan juga saudaranya yang lain semakin menjadi.

"OM...

PLAK

"BYAN" teriak seseorang, yang ternyata kakak dari ayahnya Sella.

Pria yang di panggil Byan pun, langsung menolehkan kepalanya. Ia menatap sengit pada kakaknya tersebut, ia tak terima istrinya selalu di hinda dan di rendahkan. Apalagi ini oleh keponakannya, keponakan yang ia sekolah kan hingga lulus kuliah.

"KURANG AJAR, BERANI KAMU MENAMPAR PUTRIKU" bentak istri kakaknya, hendak balas menampar Byan. Namun kalah cepat oleh Aisyah, Aisyah menangkap pergelangan tangan wanita tua itu dan menghempaskannya dengan kasar.

"WANITA S*ALAN" bentaknya lagi, namun langsung diam saat melihat tatapan Laras.

"Apa? Kalian mau mengatakan apa lagi? Katakan sekarang, jangan cuma di belakangku kalian berani mengatai istriku. Sekarang ada aku di sini, katakan semuanya. Harus sama persis dengan apa, yang kalian ucapkan pada istri dan putriku. KATAKAN"

GLEK

Kakak dan kakak iparnya kini terdiam, begitu juga dengan keponakannya yang sejak tadi berkata kasar. Untung tamu sudah berkurang, bahkan Laras meminta anak buahnya untuk membubarkan para tamu. Dengan ucapan maaf dari MC, selaku perwakilan dari pihak keluarga. Para tamu yang tersisa, akhirnya memulangkan diri. Tentunya dengan sebuah cinderamata berbeda dari Laras, untung hanya puluhan.

"KENAPA KALIAN DIAM?" bentak Byan

"Kalian pikir selama ini aku diam, karena aku tidak tau? Kalian salah, jangan berpikir istriku yang mengadu. Aku tau dari pelayan, yang aku tempatkan di rumah besar. Dia adalah mata-mata, dan dia selalu mengirimkan vidio perlakuan kalian pada istriku. Bila kalian meminta istriku datang dan bergabung, setiap kali ada acara. Dengan seenaknya kalian mengatai dan merendahkan istriku, menghina anak dan istriku. Apa kalian lupa, siapa yang menyokong keuangan kalian selama ini? Apa kalian tidak ada rasa terim kasih sama sekali?"

"Tapi, itu kan uang darimu bukan dari istrimu" sela kakak iparnya, yang benar-benar dableg. Demi apapun Aisyah, Ellora dan Bianca, tangannya sudah gatal ingin meremas wajah wanita tua itu.

PLAK

"BYAN, BERANI KAU MENAMPAR KAKAK IPARMU" bentak kakaknya Byan

"Kenapa aku harus tak berani? Bukankah ia juga, selalu melakukan hal yang sama pada istriku? Lalu kenapa aku tidak boleh membalasnya? Bahkan putrimu, pernah menampar, mendorong dan menendang putriku. Apa aku juga harus membalas hal itu padamu Lena?"

DEG

Keponakannya yang bernama Lena, langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. Byan diam, tapi tidak dengan Laras. Dia yang ada di dekat Lena, langsung menjambak rambutnya. Mendengar perlakuannya pada Sella, Laras langsung naik pitam.

"AAAA... SAKIT SIA..." ucapannya terhenti saat melihat Laras mengangkat tangan, Lena langsung menggelengkan kepalanya

"DADDY, MOMMY"

"Bjir... daddy mommy dong, orang miskin aja panggilannya keren gitu. Aku aja kadang manggil abah ke si ayah" ucap Bianca, membuat Ellora menahan tawanya.

Kedua orang tuanya Lena, yang hendak menolong putrinya berhenti karena ucapan BYAN.

"Asal kalian tau, bila pemilik perusahaan itu adalah istriku. Wanita yang kalian hina dan kalian rendahkan, adalah seorang pewaris. Berbeda denganku yang seorang perintis, dia yang memberiku modal besar. Agar aku bisa membangun perusahaan sendiri, dia... wanita yang selalu kalian rendahkan. Adalah orang yang sudah menyokong keuangan kalian sampai saat ini" Byan menunjuk istrinya, namun menatap marah pada kakaknya

APA?!

Tentu saja kakak dan kakak iparnya sangat terkejut, begitu juga dengan kakak Byan yang lain. Yang baru saja ikut bergabung, mereka terkejut tak percaya.

"Bagus kalian datang, aku ingin mengatakan hal yang sudah lama aku pendam. Istriku selalu menahannya, tapi sekarang aku sudah tak ingin lagi berurusan dengan kalian. Tak apa aku tak memiliki saudara, dari pada harus di jadikan sapi perah. Di rongrong terus menerus, bahkan sampai saat ini. Dan yang aku sesalkan adalah, kalian tak ada rasa terima kasih sama sekali. Minimal memperlakukan anak dan istriku dengan baik, tapi NO. TAK ADA"

DEG

Saudara-saudara Byan sudah mulai ketar ketir, mereka takut apa yang mereka pikirkan akan terjadi.

"AKU BYAN ADIWIJAYA, MULAI DETIK INI. TAKKAN PERNAH MENOLONG DAN MEMBERIKAN KALIAN BANTUAN LAGI, DAN ANAK-ANAK KALIAN YANG BEKERJA DI PERUSAHAAN KU... AKAN AKU PECAT SECARA TIDAK HORMAT. AKU LEBIH MEMILIH TIDAK MEMPUNYAI IKATAN PERSAUDARAAN DENGAN KALIAN, DARIPADA TIDAK DIHARGAI SAMA SEKALI."

"TIDAAAAKKK, JANGAN KETERLALUAN KAMU BYAN. APA KAMU TIDAK MEMPUNYAI HATI!!" bentak kakak pertamanya

"Cih, apanya yang keterlaluan. Apa kamu bilang tadi, tidak punya hati? Coba renungkan kembali, coba ingat-ingat lagi. Di sini, siapa yang sudah keterlaluan dan tak punya hati? AKU ATAU KALIAN?"

"Tidak... tidak... jangan seperti itu By, tolong beri kami kesempatan. Kami janji tidak akan mengulanginya, kami janji akan memperlakukan anak dan istrimu dengan baik." ucap kakak keduanya, Byan menggelengkan kepalanya

"Sudah aku berikan kesempatan pada kalian, bukan waktu yang sebentar. Coba kalian hitung, dari sejak anak-anak kalian kecil, sampai sekarang sudah bekerja dan bahkan sudah menikah. Apa kurang banyak waktu yang ku berikan? Selama ini bukan aku yang bersabar, tapi istriku. Dia yang selama ini menahan ku untuk tidak melakukan hal ini, tapi sekarang... MAAF, KESABARANKU SUDAH HABIS!"

...****************...

Jangan lupa like, komen, gift dan vote nya❤️❤️

...Happy Reading All...