NovelToon NovelToon
MODERN DEMON CULTIVATOR

MODERN DEMON CULTIVATOR

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir / Anak Lelaki/Pria Miskin / Menjadi Pengusaha / Preman / Kultivasi Modern
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: SuciptaYasha

Mo Xie, Iblis Merah yang ditakuti di seluruh Alam Shenzhou, dikenal sebagai penghancur dunia yang bahkan para dewa dan kultivator agung bersatu untuk mengalahkannya.

Namun, kematiannya bukanlah akhir. Mo Xie terlahir kembali di dunia kultivator modern sebagai dirinya yang dulu—seorang pria lemah yang direndahkan dan dihancurkan harga dirinya.

Dengan kekuatan dan kebijaksanaan dari kehidupannya sebagai Iblis Merah, Mo Xie bersumpah untuk membalas dendam pada mereka yang pernah meremehkannya dan menaklukkan dunia sekali lagi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SuciptaYasha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

13 Kultivator Kuno Vs Kultivator Modern: Siapa Yang Lebih Hebat?

Guru Zhang Mu berjalan ke meja guru di depan kelas, meletakkan tumpukan buku besar di sana. “Pertama-tama, mari kita mulai dengan absensi,” lanjutnya.

Ia mulai menyebut nama-nama murid satu per satu. Saat nama Mo Xie disebut, beberapa murid melirik ke arahnya, tetapi Mo Xie hanya mengangguk tanpa berkata banyak. Ketika nama Lin Xiaoyu disebut, suaranya yang lembut dan nyaris berbisik terdengar untuk pertama kalinya. Jika tidak diperhatikan dengan baik, mungkin semua orang akan mengira itu adalah suara semut.

Setelah absen selesai, Guru Zhang Mu membuka salah satu buku besar di mejanya dan mulai berbicara, “Dunia kita sudah ada sejak zaman yang sangat kuno, jauh sebelum kalian dilahirkan, sebelum sistem akademi ini dibangun, dan bahkan sebelum konsep kultivasi terstruktur seperti sekarang.”

Ia memandang murid-muridnya sejenak, memastikan semua perhatian tertuju padanya, sebelum melanjutkan, “Di zaman kuno, energi spiritual mengalir dengan bebas di seluruh dunia. Para kultivator saat itu tidak hanya mengandalkan teknik-teknik yang mereka pelajari, tetapi juga keterhubungan mereka dengan alam semesta. Mereka bisa memanggil kekuatan dari bintang, bulan, bahkan menggunakan beast sebagai familia mereka.”

Beberapa murid terlihat kagum, tetapi sebagian lainnya mulai tampak bosan dengan pelajaran yang diberikan. Guru Zhang Mu menambahkan, “Namun, seiring waktu, energi spiritual menjadi semakin terkonsentrasi, semakin sulit untuk diakses, dan semakin sedikit pula orang yang bisa menggunakan energi Qi. Oleh karena itu, sistem kultivasi modern diciptakan—teknik dan metode yang lebih efisien untuk memanfaatkan energi spiritual yang ada.”

Ia berhenti sejenak, menatap seluruh kelas, lalu bertanya, “Sekarang, mari kita diskusikan. Menurut kalian, siapa yang lebih kuat? Kultivator zaman kuno atau kultivator modern?”

Suasana kelas mendadak hidup kembali karena pertanyaan Guru Zhang Mu yang menarik. Salah satu murid dari barisan depan langsung mengangkat tangan. “Jelas kultivator modern lebih kuat, Guru! Dengan teknik dan alat-alat canggih saat ini, kita memiliki kemampuan yang jauh lebih besar dibandingkan mereka yang hanya mengandalkan intuisi dan pengalaman!”

Murid-murid lain mengangguk setuju, memberikan jawaban serupa dengan berbagai variasi. “Kultivator modern memiliki sistem pelatihan yang lebih terstruktur!” kata yang lain. “Kita bisa mempelajari seni bertarung yang lebih kompleks dari internet dibandingkan mereka!” tambah murid lainnya dengan penuh semangat.

Namun, Mo Xie tetap diam. Pandangannya kosong, tetapi pikirannya sibuk menganalisis informasi yang baru saja ia dengar. Akhirnya, Guru Zhang Mu menoleh ke arahnya, memperhatikan bahwa Mo Xie belum mengutarakan pendapatnya.

“Mo Xie,” panggil Guru Zhang Mu, suaranya penuh rasa ingin tahu. “Bagaimana denganmu? Apa pendapatmu tentang pertanyaan ini?”

Semua mata di kelas tertuju padanya. Mo Xie perlahan mengangkat kepalanya, menatap lurus ke arah Guru Zhang Mu, lalu berkata dengan suara tenang namun tegas, “Kultivator zaman kuno lebih kuat.”

Kelas mendadak sunyi. Beberapa murid saling pandang dengan alis terangkat, sementara yang lain berbisik pelan. “Apa maksudnya? Itu tidak masuk akal,” gumam seorang murid.

Guru Zhang Mu menatap Mo Xie dengan ekspresi yang sulit ditebak. “Dan apa alasanmu mengatakan itu?” tanyanya dengan nada netral, meskipun jelas tertarik dengan jawaban Mo Xie.

Mo Xie menatap guru itu tanpa gentar. “Kultivator zaman kuno tidak hanya bertahan hidup dalam dunia yang jauh lebih keras, tetapi mereka juga mampu menjelajahi batasan energi spiritual tanpa bantuan alat atau sistem. Mereka adalah pionir yang menciptakan landasan bagi kita semua.”

Ia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya meresap sebelum melanjutkan, “Sementara kultivator modern terlalu bergantung pada struktur dan alat-alat bantu kultivasi, membuat pengalaman bertarung mereka menjadi tumpul. Kultivator zaman kuno tidak memiliki batasan seperti itu. Mereka menciptakan, berlatih, dan bertahan hidup hanya dengan kemauan dan kekuatan mereka sendiri.”

Beberapa murid tampak terkesima, tetapi ada juga yang mendengus, merasa tidak setuju. “Itu hanya romantisasi zaman kuno,” kata salah satu murid dengan nada mengejek. “Kenyataannya, kita punya alat dan teknik yang jauh lebih kuat sekarang.”

Namun, Mo Xie hanya tersenyum tipis. “Kalian bisa percaya apa yang kalian mau,” katanya datar. "Aku hanya menyampaikan pendapatku, bukan agar kalian mempercayainya."

Mo Xie telah menghabiskan banyak waktu di Alam Shenzhou yang sejatinya adalah tempat yang kuno, di mana hukum rimba masih berlaku dengan keras. Dia tahu segalanya tentang bagaimana para kultivator berjuang mati-matian untuk menyempurnakan kultivasi mereka. Berbeda dengan para kultivator di dunia modern itu yang terlalu santai dan lebih bergantung pada alat bantu.

Kelas kembali terdiam mendengar jawaban Mo Xie yang entah kenapa terdengar sangat meyakinkan. Guru Zhang Mu menatap Mo Xie dengan pandangan yang penuh evaluasi. Akhirnya, ia mengangguk kecil, seolah mengakui bahwa ada kebijaksanaan dalam jawaban Mo Xie.

“Pendapat yang menarik,” kata Guru Zhang Mu. “Dan meskipun kita tidak dapat benar-benar memastikan siapa yang lebih kuat, ada pelajaran penting di sini: kekuatan sejati tidak hanya berasal dari teknik atau alat, tetapi dari pemahaman dan keterhubungan kita dengan dunia.”

Ia melanjutkan pelajaran, tetapi suasana kelas telah berubah. Beberapa murid mulai memandang Mo Xie dengan rasa hormat yang baru, meskipun ada juga yang masih merasa terganggu dengan pendapatnya.

Di sisi lain, Lin Xiaoyu yang duduk di sebelahnya menatap Mo Xie dengan rasa penasaran yang semakin besar, meskipun ia tidak mengatakan apa pun.

...

Ketika sore tiba, Mo Xie meninggalkan kelas dengan langkah santai. Suasana akademi mulai sepi karena sudah lewat jam pulang, hanya beberapa murid yang terlihat berkeliaran di koridor, menyelesaikan urusan terakhir mereka sebelum pulang.

Saat dia mendekati ruang loker, suara pelan terdengar, seperti seseorang yang sedang menggerutu.

Mo Xie menghentikan langkahnya dan menoleh. Di sudut ruang ganti, Lin Xiaoyu terlihat membungkuk, mengaduk-aduk rak sepatu dengan cemas. Wajahnya yang biasanya tenang kini menunjukkan kepanikan. Sekilas, Mo Xie melihat bahwa gadis itu bahkan tidak memakai sepatu, hanya kaus kaki tipis yang sudah mulai kotor karena lantai yang dingin.

“Di mana…?” Lin Xiaoyu bergumam, suaranya hampir tidak terdengar. Dia terus mencari, menggeser rak dan memeriksa di bawahnya. Tetapi dari ekspresi wajahnya, jelas bahwa dia tidak menemukan apa-apa.

Mo Xie memperhatikan sejenak, lalu pandangannya tertuju pada sekelompok murid perempuan yang berdiri tidak jauh dari situ. Mereka sedang tertawa kecil, sesekali melirik Lin Xiaoyu. Salah satu dari mereka memegang sepasang sepatu yang tampak seperti milik gadis itu.

Dia mengenali mereka—sekelompok anak nakal yang sering mencari masalah di akademi. Mereka biasanya menargetkan murid yang lemah dan pendiam, dan Lin Xiaoyu adalah korban yang sempurna.

Mo Xie menghela napas pelan, lalu berjalan mendekat. Tanpa banyak bicara, dia menghampiri gadis yang memegang sepatu itu dan menatap mereka dengan pandangan dingin.

1
Jamal Amir
update banyak chapter nya Thor
Hardware Solution
mawar 🌹 untukmu Thor...yg rajin update /Heart//Heart//Heart//Heart/
Caveine: makasih kak 🔥🔥
total 1 replies
Hardware Solution
ayo Thor....yg rajin update. tak tunggu.!!!!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!