Arman berselingkuh dari istrinya karena cinta masalalu yang hadir ditengah rumah tangga yang mulai dia bina. pernikahan karena perjodohan itu awalnya tak dia terima dengan baik sampai akhirnya dia mulai menyadari kesalahannya dan ingin memperbaiki nya tapi sang Istri Aurora akhirnya menyerah dan pergi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ummu Umar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Berkunjung Kekairo
Kehidupan Aurora di Kairo sudah berjalan selama Hampir setahun, kisah pahit dan manis dia jalani bersama kedua buah hatinya kini telah mulai berjalan dan sahabatnya itu sebentar lagi akan menikah setelah mendapatkan pria baik yang melamarnya.
Sedangkan Arman kali fokus pada dirinya san berubah lebih baik, dia sering ikut pengajian rutin dan berbenah diri agar dia menjadi lebih baik.
"Kami akan ke Kairo menjenguk Aurora dan cucu kami, kamu mau ikut?? Tanya sang bunda kepada anaknya disela-sela aktivitas tadarrusnya.
"Iya bunda, aku akan kesana, tapi kita akan menginap ditempat lain karena tidak mungkin aku akan menginap disana".
"Iya kamu dan ayah akan menginap di hotel sedangkan bunda akan menginap dirumah Aurora".
"Iya bunda".
"Aurora sedang libur mengajar dan juga kuliah, dia sedang menghabiskan waktunya bersama anak-anak, bagaimana dengan nafkah yang kamu kirimkan??
"Sudah aku kirimkan ke rekening Aurora setiap bulan, setiap bulan aku menambahkannya karena anak-anak semakin besar".
"Kamu benar, Aurora mengatakan itu lebih dari cukup untuk anak-anak nya".
"Baguslah jika seperti itu bunda, tolong tanyakan padanya jika itu kurang aku bisa menambahkannya lagi".
"Tidak perlu katanya, dia kan bekerja dan mendapatkan gaji yang cukup, apalagi mereka mendapatkan tunjangan dari kampus terutama di hari Raya".
"Apa Aurora pindah kewarganegaraan??
"Bunda tidak tahu dengan itu, tapi kayanya Aurora sangat betah tinggal disana, buktinya dia tidak pernah berpikir untuk pulang kembali kesini, dan pekerjaannya sudah bagus disana".
Arman tersenyum sendu mendengar perkataan ibundanya itu, itu artinya dia tak punya kesempatan untuk kembali berbaikan dengan Aurora, mereka hanya talak satu bukan talak tiga seperti pernikahannya dengan Rania.
Sedangkan Di Kairo, Aurora tengah berjalan-jalan menikmati taman indah bersama kedua anaknya itu, mereka sudah sangat aktif dalam berjalan, walau belum berlari tapi mereka sudah bisa berjalan dengan bagus.
"Hati-hati nak, jangan terlalu berlari yah, perhatikan jalannya". Aurora tersenyum melihat tingkah sikembar yang aktif.
"Tidak kah kau ingin memberikan mereka sosok ayah?? Tanya seorang Laki-laki yang baru saja duduk di ujung bangku tempat duduk Aurora.
"Aku masih fokus mengurus diriku dan anak-anak ku tanpa memikirkan menikah kembali".
"Kenapa, bukankah mereka membutuhkannya, kamu tidak boleh egois seperti itu".
"Maaf tapi mereka memiliki ayah tersendiri jadi itu bukan urusanmu". Ucap Aurora tanpa melihat orang itu.
"Aku sudah berjuang hampir setahun ini, tidakkah kamu mau membuka hatimu untuk aku Aurora?? Tanyanya dengan sendu.
"Aku tidak memintamu menunggu, aku masih ingin fokus dengan kehidupanku dan anak-anak untuk saat ini, aku sudah mengatakan padamu untuk mencari orang lain agar kamu bisa membahagiakan orangtuamu".
"Tapi aku menginginkan kamu yang menjadi pendamping ku Aurora". Ucap Nya dengan tegas.
"Tapi sayangnya aku belum ingin menikah, jujur saja, aku trauma dengan pernikahan dan kegagalan rumah tangga sebelumnya, aku tidak mau kembali bernasib sama seperti dulu".
"Tapi aku tidak seperti itu Aurora, aku akan menjaga dan menyayangi kamu begitu juga dengan anak-anak mu".
"Sudahlah, tolong jangan bahas seperti itu lagi, carilah perempuan lain, yang bisa kamu nikahi karena aku masih bertahan dalam kesendirian ku saat ini, tolong mengertilah dan jangan paksa aku". Aurora berucap dingin.
"Tapi".
"Tolong jauhi anak-anak ku, jangan dekati apalagi tampak kan bawah kau adalah ayahnya, mereka memiliki ayah sendiri dan itu bukan kamu, aku tak mau anakku menganggap orang lain sebagai ayahnya jadi aku dengan tegas mengatakan jauhi mereka apalagi berusaha menjadi ayah untuk mereka". Ucap Aurora meninggalkan orang itu sendiri memandang nya dengan nanar.
Pernikahan dirinya dan Arman membawa luka mendalam dan rasa trauma yang besar, itulah sebabnya dia belum mau memulai kembali pernikahan, dia hanya ingin fokus mengurus anaknya tanpa pendamping, kalau sosok ayah induk anaknya, Arman selalu menelpon anak-anaknya untuk sekedar bercerita dan mengobrol dengan mereka.
"ibu". Teriak keduanya berlari kecil menghampiri Aurora saat melihat ibu mereka berjalan kearah mereka.
"Suka mainnya nak??
"Suka ibu, kok ibu nyamperin kita?? Dengan bahasa yang belum terlalu jelas.
"Iya sayang, ibu mau lihat lebih dekat anaknya main apa".
"Ayo ibu temani kami main". Ucap mereka dengan riang.
Aurora mengerti apa yang dikatakan oleh anak-anak nya walau masih belum jelas betul pengucapannya
"Baiklah nak". Aurora kemudian menemani mereka berdua
"Oh iya nak, ayah dan kakeknya serta nenek akan datang, kalian senang??
"Datang kemari ibu??
"Iya sayang, lusa mereka kan tiba disini, nabati kita jemput mereka yah??
"Asyik akhirnya ketemu ayah dan juga nenek dan kakek". Girang mereka dengan senang.
Mereka kembali melanjutkan permainan mereka sedangkan lelaki yang sejak tadi memperhatikan mereka hanya bisa tertunduk lesu karena perjuangannya terasa sia-sia, dia lah yang jodoh masih mau berjuang padahal Aurora sudah menegaskan padanya untuk tidak berharap karena dirinya memang belum berpikir untuk menikah.
"Ayo kita pulang nak, ini sudah siang, nanti sore lagi kita lanjutkan mainnya yah, kita pulang dulu untuk istirahat dan tidur siang". Ajak Aurora pada keduanya.
"Siap ibu". Keduanya menghampiri Aurora dan menggandengnya untuk pulang kerumah mereka tinggal selama ini.
Hari ditunggu pun tiba, kini Arman dan kedua orangtuanya tiba di bandara Kairo, mereka sangat banyak membawa barang untuk oleh-oleh cucu mereka dan juga Aurora.
Aurora datang menjemput mereka di bandara dengan menggunakan mobil, Aurora meminjam mobil Rumahnya yang telah kembali ke Indonesia untuk menikah dan telah libur selama sebulan dan akan kembali lagi mengajar karena suaminya memang asli dari Orang kairo.
"Ayah, nenek dan kakek". Teriak keduanya dengan nada cadelnya tampak tak terlalu jelas tapi bisa dimengerti begitu melihat ketiga orang yang ditunggu kedatangannya itu.
Ketiganya bergegas memeluk keduanya dengan perasaan rindu membuncah, Ketiganya bahakan menangis saat memeluk kedua anak kembar itu.
"Ululu cucu nenek semakin tampan dan cantik saja". Ibu Aminah mengusap Air matanya dengan kasar kemudian mendekati Aurora untuk memeluknya dengan sayang.
"Bagaimana kabarmu nak?? Tanyanya disela-sela pelukannya.
"Alhamdulillah aku baik bunda, ayo kita kerumah, ajaklah mereka semua". Ucap Aurora mengingatkan jika mereka masih di bandara.
"Ayo nak, ayo kita ke tempat tinggal Aurora, ini masih bandara, kita bisa beristirahat di sana nanti". Ucap Ibu Aminah kepada kelimanya.
"Baik". Kompak Arman dan ayahnya itu kemudian Ibu Aminah datang menggandeng kedua cucunya sedangkan kedua lelaki itu menbawa barang mereka.
" Ini tempat tinggal kami selama dia ini, ini rumah fasilitas kampus untuk para dosen". Ucap Aurora kepada mereka begitu masuk kedalam rumah.
"Rumah yang manis nak, kamu pandai mengatur letak barangnya". Puji Bu Aminah kepada menantunya itu
"Terima kasih bunda, dan ini kamar bunda, bagaimana dengan Ayah dan juga Arman??
"Mereka akan ke hotel nak, mereka tidak mungkin menginap di sini".
"Baiklah bunda, bunda sudah mengaturnya ternyata".
blm tentu klo g ada bukti kbusukan rania.... km bkal nyesel sdh mnghianati istri sholihamu....
gmn sih km arman.... otak klo sdh kebalik y gini nich/CoolGuy//CoolGuy/
Maaf Thor... sedikit kritis jika dirasa ada yg kurang sesuai 😁✌️🙏🙏
Overall.. sukkaaa sekali dengan Cerita nya 👍👍👍👍🤗
Soo ditunggu kelanjutannya lagi yaa 👍🤗🤗🤗🤗