Cerita ini mengkisahkan tentang seorang wanita hebat bernama Qiaraa yang ingin menjalani kehidupan dengan lebih baik,dalam hidupnya ia selalu disalahkan sebagai penyebab ibu nya meninggal,suatu hari ia bertemu dengan seorang pria dingin yang tak di kenalnya,akan kah dia mendapatkan kehidupan yang ia ingin kan atau malah sebaliknya??,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neng Ikah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
8.Berakting
BERAKTING
Aku memasuki ruangan kelas ku, terlihat Dinda sedang duduk sambil memainkan ponselnya,aku menghampiri nya dengan perasaan yang masih kesal dengan kejadian tadi.
"Kenapa Ra, muka nya di tekuk gitu?"
Dinda menyimpan ponselnya di atas meja, memperhatikan ku yang terlihat kesal.
"Gue kesel sama si es batu somplak itu Din,kesel banget pokoknya "
Aku menumpahkan amarahku dengan bergerutu di depan Dinda.
"Santai santai,ada apa sih,sini sini duduk!"
Dinda menepuk bangku yang ada di sebelahnya,lalu menyuruh mu duduk.
"Loe bisa bayangin Din, barusan si es batu itu ngomong kalau sebenarnya dia udah punya cewek, terus ngapain dia mau nikah sama gue coba,stress kali tuh orang"
Aku mengambil kertas yang ada di meja lalu menggulung gulung nya dengan kesal.
"Hah,gila tuh cowok" Dinda geleng-geleng kepala
"Makanya,gila kan"
"Ya udah batalin aja perjanjian nya"
"Bisa bisa di kejar gue sampe ujung dunia Din,atau gak bisa di gantung gue sama dia,loe tau kan gue udah terlanjur terima uang nya?"
"Iyah juga sih, pusing juga kalau gue jadi loe ra"
Dinda menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Yah mau gak mau,gue harus lanjut,gak tau apa yang bakal terjadi nanti"Aku menghela nafas panjang
"Ngomong ngomong loe udah bilang ke papa loe belum,walau gimana pun nanti yang jadi wali pernikahan nya kan papa kandung loe sendiri?"
"Belum Din, gimana nanti aja deh,mumet gue"
Dosen datang dengan tiba-tiba, seketika aku dan Dinda menghentikan pembicaraan yang sedang serius serius nya.
Aku maupun Dinda belajar dengan tekun, karena menurut kita, ilmu pengetahuan itu penting dan belajar itu harus, bagaimana pun caranya.
Dari sejak kecil aku selalu berusaha melakukan yang terbaik,aku ingin membuktikan bahwa aku bisa sukses dengan kemampuan yang aku miliki.
Tekad ku cukup besar untuk menjadi seseorang yang sukses walaupun aku hidup tanpa kasih sayang orang tua, aku tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain.
***
Pak Hendra menekuk kepalanya,ia pusing memikirkan nasib perusahaan nya yang sedang kritis.
Rendy, sekertaris pribadinya datang memasuki ruangan nya.
"Siang pak" Rendy memberi hormat
"Apa sudah ada solusi nya?"
Berharap ada solusi untuk mengatasi masalah perusahaan nya.
"Kita hanya perlu investor dari perusahaan besar pak,jika kita dapat investasi dari mereka, perusahaan kita akan kembali stabil" Rendy menjelaskan
"Tapi,siapa yang mau berinvestasi di perusahaan yang hampir bangkrut ini" Pak Hendra hampir menyerah
"Saya akan melakukan yang terbaik pak, sebaiknya bapak juga mencari seseorang yang bisa membantu kita"
"Baiklah, sekarang kamu boleh keluar" Pak Hendra menunduk kan wajahnya
Saat ini perusahaan nya sedang di ambang kebangkrutan,dan di saat seperti ini istri nya malah sering berfoya-foya sehingga semakin membuat nya pusing.
Bahkan uang tabungan nya pun ikut terpakai untuk melunasi gaji karyawan yang belum ia bayar sebelumnya.
Kini ia hanya bisa pasrah dengan apa pun yang akan terjadi nanti, walaupun ia masih mau berusaha mempertahankan perusahaan nya saat ini.
***
Qiaraa dan Dinda sedang berjalan santai di depan kampus nya,ia baru selesai dengan pembelajaran nya,ia sangat terkejut karena tiba-tiba ada mobil yang berhenti lalu membunyikan klakson tepat di depannya.
Mereka sangat penasaran dengan pemilik mobil sport mewah yang Sedang berhenti di depannya, Qiaraa sangat terkejut ketika kaca mobil depan terbuka.
Di dalam mobil menampakkan seorang pria tampan yang sangat di kenalnya,Dinda yang baru pertama kali melihatnya tampak terpana melihat penampilan sang pria.
"Ra,itu pangeran dari mana,?" Dinda memegang tangan Qiaraa sambil terus memandangi pria tersebut
"Di di dia,cowok yang gue ceritain"Qiaraa menjawab dengan gugup
"Hah,sumpah loe??, ternyata dia lebih ganteng dari pada di foto,dia ganteng banget gue juga mau kalau dia mah"Dinda di buat terkejut oleh nya
"Kalau loe tau sikap nya,pasti nyesel udah ngomong gitu" Qiaraa menghembus kan nafasnya
Qiaraa tidak memperdulikan nya,ia melanjutkan perjalanan nya,namun klakson kembali di bunyikan nya sehingga membuat Qiaraa berhenti.
"Qiaraa Anindita,!!! "Panggil Angga
Dinda menepuk tangan Qiaraa"Ra,dia manggil loe"Ucap Dinda pelan
Qiaraa yang mendengar panggilan itu langsung menghampiri mobilnya.
"Masuk!!" Tanpa menoleh ke arah Qiaraa
"Mending loe masuk aja Ra,gue cabut dulu yah bye" Dinda langsung berlari
Qiaraa terdiam sesaat melihat kepergian sahabatnya itu,namun setelah sadar,ia membuka pintu mobil dan masuk.
"Lain kali,jika saya sudah membunyikan klakson, kamu langsung masuk, tidak perlu saya panggil seperti tadi" Tanpa melihat ke arah Orang Yang sedang di ajak berbicara
"Tuan bicara sama saya??"Qiaraa bingung
"Memang nya ada siapa lagi disini??" Ucap Angga dengan dingin
"Biasa aja kali jawabnya"Ucap Qiaraa pelan
"Saya dengar"Jawab Angga yang kemudian melajukan mobilnya
("Nih orang punya darah tinggi kali yah??,ngomongnya ngegas Mulu")Batin Qiaraa
Mobil melaju dengan santai tanpa Qiaraa tau kemana tujuan nya, karena dari tadi pun Angga tak berbicara.
"Kita mau kemana tuan??" Qiaraa memberanikan diri untuk bertanya
"Sebelum menikah,saya ingin bertemu ayah mu dulu,walau bagaimanapun dia yang akan jadi wali nikah nanti" Ucap Angga sambil fokus menyetir
("Ya ampun kenapa gue gak kepikiran yah, ternyata si es batu peka juga")batin Qiaraa
"Kasih tau di mana alamat rumah ayah mu!!"
"Kenapa gak nanya dari tadi malah muter-muter gak jelas??" Qiaraa langsung menutup mulutnya ketika sadar apa yang ia katakan "Rumah papa di jl.mawar nomor 45" Qiaraa gugup,ia menutup matanya takut Angga marah
Sedangkan Angga masih dalam posisi duduk santai nya,tanpa menjawab atau berbicara apapun, sementara Qiaraa masih deg-degan dengan ucapannya barusan.
Tak lama kemudian sampai lah mereka di sebuah rumah mewah bertingkat dua dengan pintu gerbang berwarna hitam yang menjulang tinggi ke atas.
Saat Angga membunyikan klakson, satpam yang berjaga Langsung membukakan pintu gerbang nya,namun sebelumnya ia melihat siapa yang ada di dalam mobil tersebut, setelah ia tau itu Qiaraa, satpam pun langsung mempersilakan nya masuk.
Qiaraa turun dari mobil dengan di bukakan pintu oleh Angga,Tangan Qiaraa memencet bel dengan posisi tangan sebelah nya merangkul tangan Angga, karena sebelum turun dari mobil tadi,Angga menyuruh nya untuk berakting agar mereka terlihat lebih mesra.
Qiaraa pun hanya mengikuti instruksi dari sang tuannya, walaupun ia masih sedikit takut akan perkataan nya tadi,tapi melihat sang tuan nya terlihat biasa saja ia langsung bernafas lega.