Aira mahasiswa cantik. Prodi pendidikan, yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi.
Pak Hirata adalah seorang dosen yang selalu menggoda Aira. Ia masih lajang. Tapi umurnya terpaut lumayan jauh dengan Aira.
Aira selalu menolak godaan dari pak Hirata. Namun di suatu hari dirinya terjebak oleh dosen sialan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alcesky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu pak Hirata
Aira telah sampai di parkiran motor kampus. Ia langsung berlari menuju ruangan dosen. Lebih tepatnya ke ruangan pak Hirata. Pak Hirata sudah menunggu Aira. Padahal belum di jam janjinya dengan Aira.
Karena pak Hirata sudah sampai terlebih dahulu. Maka Aira harus bersiap kena semprot oleh pak Hirata. Pasti ia akan di marahi habis-habisan oleh pak Hirata.
"permisi pak" ucap Aira.
Ia terkejut melihat pak Hirata sudah berada di ruangan tersebut. Jantungnya berdebar-debar. Ia sangat takut jika di marahi oleh dosennya itu.
"Silahkan masuk" ucap pak Hirata.
Ia memelototi Aira dengan mata nya yang sangat mengerikan itu. Mata sayu dari nya mampu membuat Aira takut kepada nya.
"Baik pak, ternyata bapak sudah disini ya" ucap Aira.
Ia bertanya namun di ikuti rasa takut.
"Kamu punya mata kan, masa ga bisa liat" jawab pak Hirata.
"Iya bapak Hirata yang terhormat saya meminta maaf" ucap Aira.
Aira lebih memilih untuk merendahkan dirinya. Untuk sementara ini, karena ia sedang membutuhkan pertolongan dari pak Hirata.
"Nah gitu dong, tumben kamu bisa sopan" ucap pak Hirata kepada Aira yang penuh pujian.
Pak Hirata adalah orang yang sangat teliti dalam kesopanan. Ia juga termasuk orang yang sangat menyukai tentang kesenioritasan.
Karena kesenioritasan tersebut ia mengalami banyak masalah dengan kampus. Namun ini tidak mempengaruhi reputasi pak Hirata. Karena pak Hirata mempunyai backingan yang sangat kuat. Ia tidak perlu khawatir dengan hal itu.
"Baik pak. Maaf pak saya menggangu waktu bapak, saya meminta tolong kepada bapak untuk menandatangani tugas saya" ucap Aira dengan penuh permohonan.
Aira seperti orang memohon dengan pak Hirata. Supaya tugas nya segera di beri label tanda tangannya. Setelah itu Aira tidak mau lagi berjumpa dengan pak Hirata.
"Kalo ga karena tugas aja gua gamau banget ketemu sama dosen modelan beliau. Setelah ini gamau lagi buat ketemu sama dosen itu. Eh iya tapi kan beliau adalah dosen pembimbing gua" ucap Aira di dalam hati nya.
Andaikan saja pak Hirata bukan dosen pembimbing nya. Mungkin Aira tidak sudi untuk menemui pak Hirata itu.
Lalu setelah beberapa saat terdiam. Pak Hirata memberikan tawaran yang sangat mengagetkan kepada Aira.
"Saya bisa saja menandatangani tugas kamu ini, tapi ada syaratnya" Ucap pak Hirata.
"Kalo boleh tau syaratnya apa ya pak?" tanya Aira.
"Kamu tau kan kalau di dunia ini nggak ada yang gratis?" ucap pak Hirata.
"ya jelas dong pak, semua butuh perjuangan" jawab Aira.
"Nah pintar sekali sangat tepat" ujar pak Hirata.
"Lalu, apa persyaratannya pak?" tanya Aira.
"Kamu harus mencium dan memeluk saya" Ucap pak Hirata.
"Ih apaan sih bapak, itu tidak sopan" jawab Aira. Ia kaget karena dosennya meminta yang tidak senonoh dengannya.
"Siapa bilang tidak sopan? Ini adalah perintah dari saya. Tergantung kamu saja mau tidaknya itukan juga urusan kamu" jawab pak Hirata.
Aira bingung di saat ini. Ia tidak tahu lagi mau berbuat apa. Jika Aira nekat untuk mengadukan kepada pihak yang berwajib ia juga takut dirinya dalam bahaya.
Karean Aira tahu kekuatan yang di pegang oleh pak Hirata. Bisa di bilang beliau adalah seseorang yang memegang kendali di kampus itu. Backingan dari keluarga nya juga tidak main-main.
Salah satu keluarga dari pak Hirata adalah pemilik yayasan kampus tersebut. Maka, ia mempunyai wewenang di kampus tersebut. Bahkan semua dosen juga sangat tunduk kepadanya. Tidak hanya dosen saja, tapi juga para staf yang ada di sana.
"Maaf pak, apakah ada tawaran selain hal itu?" tanya Aira kepada pak Hirata.
Tentu saja pak Hirata malah memberikan tawaran yang lebih mengejutkan dari sebelumnya. Tawaran selanjutnya juga semakin menjadi-jadi.
"Tentu saja ada" jawab pak Hirata.
" Apa itu pak?" ucap Aira.
"Kamu menjadi pacar atau istri saya" ucap pak Hirata.
Jelas hal tersebut membuat Aira terkaget-kaget dengan jawaban dari pak Hirata. Ia juga takut dengan ucapan pak Hirata. Jika di turuti nantinya akan menjadi omongan dari lingkungan kampus. Namun,jika tidak maka proses belajarnya yang terancam.
Aira juga takut menjadi olok-olok teman nya. Karena jarak usia yang terpaut jauh dari pak dosen. Memang perbedaan usia bukan menjadi masalah. Tapi ia takut sekali jika hal itu menjadi momok di sekitar kampus.
"Maaf pak, tidak ada lagi tawaran selain itu?" tanya Aira.
"Tentu saja tidak saya hanya memberikan kamu 3 pilihan saya. Yang pertama kamu harus mencium saya, tanpa ikatan apapun. Yang kedua kamu harus menjadi pacar saya pasangan yang tidak halal. Atau yang ketiga kamu menjadi pasangan halal saya" ucap pak Hirata.
"Apa nantinya kata orang-orang pak. Jika ada yang mengetahui hal tersebut. Pasti akan menjadi omongan bagi banyak orang" ucap Aira.
"Kenapa sih sayang kok kamu khawatir begitu" ucap pak Hirata.
Aira jelas khawatir dengan tawaran pak Hirata tersebut. Ia takut jika status nya akan terbongkar. Jika ia menerima tawaran dari pak Hirata.
Karena pak Hirata sedikit nya memaksa. Maka Aira langsung memberikan tantangan yang nyata kepada pak Hirata.
"Jangan menjadikan saya istri pak, Karena saya kuliah di sambi bekerja. Hidup saya hanya sibuk mencari ilmu dan uang. Saya tidak mau merepotkan bapak" ucap Aira yang meminta pertanggung jawaban. Karena ia sadar jika dirinya tidak bekerja maka tidak akan bisa menempuh pendidikan sekolah tinggi.
"Tentu saja kamu tidak perlu khawatir tentang hal itu, pasti saya akan memenuhi semua kebutuhan kamu" ucap pak Hirata.
"Tolong lah pak jangan begitu, saya juga menanggung kehidupan ibu saya, tidak mungkin saya akan membebankan hal ini kepada bapak" ujar Aira.
"Kan saya sudah bilang saya sanggup untuk menanggung semuanya" ucap pak Hirata.
"Tapi pak saya takut jika hal itu akan menimbulkan momok di lingkungan kampus" jawab Aira.
"Saya jamin hal itu tidak akan terjadi, jika terjadi saya juga berani bertanggung jawab" ucap pak Hirata.
Aira semakin bingung bagaimana caranya untuk menolak tawaran tersebut.
"Baiklah, jika memang kamu belum bisa menjawab tawaran saya untuk saat ini. Saya beri kamu waktu dua hari. Jika dalam waktu itu tidak bisa menjawab maka,saya akan mendatangi orang tua kamu untuk meminang mu" ucap pak Hirata.
Aira semakin bingung dan takut karena tawaran dari pak Hirata tersebut. Ia takut hal itu justru akan menjadi pikiran bagi ibunya.
Di ketahui ibunya juga orang yang sensitif dalam berfikir.
Aira takut jika akan menambah beban pikiran ibunya.
kita di sini mau belajar bersama dengan mentor dan juga mengadakan Event tertentu dengan reward
caranya mudah wajib follow akun saya maka saya akan undang kaka untuk masuk Gc Bcm. Terima kasih