GAVIN adalah pria dewasa yang usianya sudah menginjak kepala tiga. Orang tuanya sudah mendesak untuk segera menikah,terutama
mama nya.
Tapi Gavin menolaknya mentah-mentah. Bahkan mama nya sempat menjadwalkan kencan buta untuk putra tunggal nya itu dengan beberapa anak perempuan dari teman nya,dan yang Gavin lakukan hanya diam saja ,tak menghiraukan Mama nya yang terus berteriak meminta menantu dan cucu.
Hingga suatu hari, Gavin pergi kesalah satu kafe yang sering dikunjungi oleh para anak muda. Disana ia bertemu dengan seorang gadis yang tertawa bersama teman-teman nya. Gavin terpukau oleh gadis itu.
Tanpa tau siapa gadis yang ia temui dikafe itu, Gavin meminta kepada kedua orang tuanya untuk melamar gadis tersebut, tidak peduli jika usia mereka yang terpaut jauh, karena ia sudah mengklaim gadis itu sebagai istri nya nanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marta Safnita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24.
" Lah nak Gavin? Ini Dyna kenapa?" setelah beberapa detik Mira memberi waktu untuk calon menantu nya mengunyel-unyel anak bungsunya, akhirnya Mira memutuskan untuk bertanya.
Gavin sempat terkejut mendengar suara itu. Detik setelah nya, Gavin kembali memasang wajah datar andalannya, lalu mengalihkan pandangan kedepannya."Tidur"
" Oh..." Mira hanya ber-oh ria ketika mendapat jawaban singkat dari Gavin+wajah datar dan mata elang calon menantunya. Siapa saja pasti akan takut jika ditatap dengan mata tajam milik Gavin, tak terkecuali Mira.
" Bisa tolong sekalian taruh Redyna dikamar Vin? Papa dan Abang nya belum pulang. Tante nggak kuat gendong nya." ujar Mira.
" Dimana?"
"Hah?" beo Mira yang tidak paham dengan pertanyaan Gavin. Wanita paruh baya itu terkekeh sumbang ketika sang calon menantu melirik tangga, lalu menatap nya, Seolah tau kebodohan yang dirinya lakukan, Mira pun memberi tahu Gavin." Kamar nya diatas, pintu kedua setelah tangga."
Melihat Gavin yang melangkah menuju kamar putri nya, sudut bibirnya terangkat ketika mengingat kembali pada kejadian beberapa Minggu yang lalu untuk kedua kalinya.
Keluarga ZHAFIR menyambangi kediaman mereka dengan maksud dan tujuan yang sama. Pada saat itu Mira dan suami nya Shaka sangat terkejut mendengar Redyna yang mau menerima Gavin sebagai suami nya.
Sebenarnya bukan hanya kedua orang tua Redyna saja yang terkejut, kedua orang tua Gavin juga ikut terkejut disaat anak tunggal mereka meminta untuk bertunangan terlebih dahulu dengan Redyna.
Bagas marah, bukan berarti pria paruh baya itu menentang keinginan sang anak, hanya saja Bagas tidak ingin Gavin berbuat seenaknya, Tampa persetujuan Redyna dan membuat putri Shaka itu berpikiran yang tidak-tidak terhadap Gavin.
pertunangan Gavin dan Redyna juga terjadi pada saat keluarga ZHAFIR datang kembali ke kediaman Adithama, kedua belah pihak keluarga membicarakan tentang keinginan Gavin yang segera mengikat Redyna dan hanya menjadi kan Miliknya seorang. Pada saat itu Shaka sempat mengangkat suara, menanyakan kenapa Gavin ingin sekali menikahi Redyna.
Gavin hanya menjawab jika ia sungguh mencintai Redyna melebihi apapun didunia ini, termasuk kepada Resti Mama nya. Terkesan durhaka memang, setelah itu Shaka memutuskan untuk melangsungkan pertunangan Gavin dan Redyna pada esok hari.
Melihat keinginan Gavin yang sangat menggebu membuat Shaka tidak enak hati, semua ini ia lakukan karena putri nya juga.
Shaka tidak ingin kejadian buruk menimpa sang putri, dirinya cukup mengenal bagaimana keluarga ZHAFIR. Keluarga itu akan melakukan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Karena itu pula Shaka memutuskan kapan pertunangan dan pernikahan anaknya serta anak seniornya ini akan dilangsungkan nya kembali menyambangi kediaman Adhitama. Untuk pernikahan akan dilaksanakan tepat setelah satu hari usia Redyna menginjak 19 tahun.
***
" Kyaaa... Dyna! gue kangen banget sama Lo."
Baru saja Redyna masuk kedalam kelas, Zahra dan Dinda sudah menyambutnya dengan suka cita. Terlihat dari wajah mereka yang tampak seperti orang yang sedang menahan rindu. Rindu yang sangat berat, Redyna berlari kecil menghampiri sahabat nya lalu merentangkan tangan pada mereka. Tampa menunggu waktu lagi, Zahra dan Dinda memeluk Redyna dengan bersamaan. Redyna pun balas memeluk erat kedua sahabat nya itu.
" Kangen kalian juga." ujar Redyna setelah melepaskan pelukan mereka. Dinda menggiring Redyna dan Zahra untuk duduk, tidak enak jika terlalu lama berdiri.
" Nggak usah lebay deh, Ra. Baru juga seminggu nggak ketemu nya," balas Redyna seraya menyentil kening Zahra.
"Maklum Na, namanya juga orang gila." Zahra menatap tajam Dinda."
"Sialan lo!"
Redyna tertawa, akhirnya seminggu telah berlalu, sudah seminggu ia melakukan PAS dengan penuh kesabaran menghadapi satria yang sedari awal hingga akhir selalu memelihara kertas kecil sebagai andalan nya.
Raga yang terus mengiriminya pesan akhir-akhir ini, yang katanya ingin curhat tentang putus nya Raga dengan mawar, kekasih pria itu, padahal mereka masih satu rumah, bisa saja Raga langsung datang kekamar nya dan mulai menceritakan apa yang terjadi, Raga memang manusia yang sangat aneh.
" Lancar nggak, minggu kemarin?" tanya Redyna pada kedua sahabat nya.
" Alhamdulillah lancar," jawab Dinda yakin.
Redyna mengangguk.
" Lancar nyontek nya, Na," ralat Zahra yang lantas membuat ketiganya tertawa.
Aduh...si Zahra.
Setelah puas tertawa, mereka bertiga kembali mengobrol membahas pelaksanaan PAS minggu lalu. Dinda yang diawasi tiga kali oleh Pak Heru, dimana teman-teman yang satu ruangan dengan Dinda tidak dapat celah sama sekali untuk menyontek.
Zahra yang mendapat teman duduk adik kelas yang pintar, bahkan Zahra sempat bertanya tentang soal yang tidak ia mengerti pada adik kelas yang kelewat pintar.
Dan Redyna yang...ah sudahlah, kalian pasti tau.
Tidak lama kemudian Pak Mardi datang membawa ajudan nya. Siapa lagi kalau bukan Langit sang ketua kelas yang katanya tampan. Jika Pak Mardi yang mengajar,alamat akan ada tidur berjamaah satu kelas,dan Redyna meyakini itu.