Apa jadi nya, jika hidup mu yang datar dan membosankan tiba-tiba berubah berwarna. Semua itu, karena kehadiran orang baru.
Alin yang sudah lama di tinggal Mama nya sedari kecil, menjadi anak yang murung dan pendiam. Hingga tiba suatu hari, sang Papa membawa Ibu Tiri untuk nya.
Bagaimana kah sikap Ibu Tiri, yang selalu di anggap kejam oleh orang-orang?
Akan kah Alin setuju memiliki Mama baru?
Jawaban nya ada di novel ini.
Selamat membaca... 😊😊
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Aisyah menghubungi semua teman-teman nya malam itu. Semua siaga dan mencari tahu, siapa-siapa saja yang ada di belakang semua ini. Padahal mereka tidak tahu apa masalah Aisyah.
Akan tetapi, karena memang Aisyah sedang membutuhkan bantuan, maka dari itu mereka pun dengan senang hati ikut membantu.
Aisyah tidak hanya berfokus pada tersangka utama. Semua tersangka yang berhubungan dengan tragedi malam itu, akan ia cari. Ia juga butuh pengakuan mereka untuk menjebloskan Jarwo ke dalam penjara.
Tidak hanya menjebloskan Jarwo ke dalam Penjara, Aisyah juga ingin Jarwo jatuh sejatuh nya dan terpuruk, karena kehilangan semua harta nya nanti.
"Gimana? Udah dapat semua nya?" Tanya Aisyah.
"Sudah. Mereka lagi senang-senang tadi, karena rencana mereka sudah berhasil."
"Bagus. Buat mereka sampai mabuk berat. Bawa ke markas. Kita interogasi di sana. Dan jangan lupa, bawa alat-alat kita."
"Siap Alva!"
Aisyah kemudian menghubungi teman nya yang bekerja sebagai tukang jahit.
"Ada apa? Langsung saja."
"Calista, aku butuh semua pegawai mu!"
"Apa? Semua nya? Kau gila, Alva! Hal apa lagi yang akan kau lakukan kini?"
"Aku perlu secepatnya. Kamu tahu, bayaran mu nanti akan kau naikkan."
"Baik lah. Aku mana bisa menolak mu."
Akhir nya, masalah Tersangka dan kain pun selesai. Sekarang, tinggal membujuk klien nya Aslan besok.
Aisyah benar-benar bekerja ekstra malam itu. Ia tidak meninggalkan sedikit pun jejak. Bisa dipastikan, untuk malam ini, Pria yang bernama Jarwo, bisa tidur nyenyak.
Dan malam ini juga, akan menjadi malam terakhir ia tidur dan bermimpi indah bersama istri nya. Tunggu saja kau Jarwo.
Aisyah bahkan mengobrak abrik semua data tentang keluarga itu. Bukan itu saja. Ponsel milik Jarwo dan juga Istri nya pun di utak atik habis-habisan.
Bahkan, mereka berdua memiliki satu aplikasi yang menyimpan rahasia satu sama lain. Sungguh lucu, bukan. Suami istri memiliki rahasia sendiri dan menyimpan nya di dalam ponsel.
"Sayang, kamu tidak istirahat? Maafkan aku ya. Karena aku, kamu pun ikut susah."
Aslan jadi merasa tidak enak pada istri nya itu. Ia merasa jadi suami yang gagal membuat istri nya hidup nyaman.
"Tenang lah sayang. Jangan pikirkan apapun. Aku nggak mau kamu sakit. Kita masih memiliki Alin, untuk kita besarkan bersama."
"Hmm,, baiklah. Tapi, izinkan aku menemanimu sayang ku."
"Boleh. Yang penting tangan nya di kondisikan ya. Kita jangan keramas dulu. Masih banyak yang harus aku lakukan."
"Iya."
Aslan hanya mengecup kening istri nya lembut. Kemudian ia pun duduk di samping sang istri, dan melihat apa yang sudah di dapatkan oleh Istri nya itu.
Ia sedikit terkejut dengan kemampuan istri nya. Ia mengira, jika sang istri hanya menjadi tukang pukul saja.
Tapi siapa sangka, Aisyah juga bisa menggunakan rumus-rumus yang sulit di mengerti oleh Aslan.
Tapi tiba-tiba, kepala Aslan pusing dan mata nya berkunang-kunang. Ia seperti sedang merasakan de javu. Ia seperti mengenal apa huruf dan angka yang sedang di ketik oleh Aisyah.
Akan tetapi, ingatan nya samar. Dan ia tidak mampu mengingat apapun selain suara tawa seorang wanita yang sangat ia rindukan.
"Sayang, apa kita pernah seperti ini sebelumnya?"
Setelah mengatakan hal itu, Aslan langsung pingsan dan tidak sadarkan diri. Aisyah pun langsung memapahnya, dan memeriksa keadaan Aslan.
Tidak lupa, ia juga menyuntik Aslan dengan sesuatu. Dan Aslan pun ia biarkan beristirahat agar tidak terlalu kepikiran dengan apa yang terjadi selama ini.
Setelah semua nya aman dan selesai, Aisyah mengganti kostum nya. Setelah melihat kamar anak nya aman dan Alin masih tertidur, Aisyah pun pergi lewat pintu belakang.
Di halaman belakang rumah itu, ternyata ada sepeda motor milik Aisyah yang ia sembunyikan di dalam semak. Sepeda motor tua yang mesin nya masih awet hingga saat ini.
Broooommmm........
Aisyah pun pergi ke markas mereka. Semua harus segera terselesaikan sebelum Alin dan Aslan bangun.
Suara ponsel nya berdering. Ternyata, semua tersangka telah berada di satu tempat. Aisyah pun bergegas ke sana.
Ia tiba tidak lama kemudian. Tempat itu bisa ia tempuh dengan waktu yang super cepat. Karena di jam segitu, ia bisa ngebut, dan tidak ada akan ada yang memperhatikan nya.
Pintu di buka.
"Bagaimana? Sudah aman?"
"Aman. Tidak ada yang tahu jika mereka berada di sini."
"Bagus."
"Al, kemana aja selama ini? Aku pikir kamu benar-benar pergi."
"Kalian tidak perlu tahu aku kemana. Dan kalian tenang saja. Kali ini, aku akan membayar kalian."
"Shit! Kamu kira kami melakukan ini karena uang? No! Kami masih setia Al."
"Zero bahkan mengkhianati ku. Aku hampir mati saat itu, jika tidak ada orang yang menyelamatkan aku. Lalu, apa aku masih bisa percaya pada organisasi kita?"
"Al, kamu bisa tidak percaya organisasi kita. Tapi, kami ini semua teman seperjuangan mu. Kami akan selalu ada kapan pun."
"Benar Al. Kali ini, jangan main rahasia lagi. Apalagi sekarang, ada musuh mu di masa lalu yang akan mencari dirimu. Aku takut, jika kau sendiri, tidak ada yang akan menolong mu." Bonita pun menimpali.
"Terima kasih, kawan-kawan. Sekarang, kita urus mereka dulu. Urusan ku, kita bicarakan nanti."
"Baiklah. Jadi, siapa mereka? Dan apa yang ingin kau lakukan dengan mereka?"Tanya salah satu teman Aisyah.
"Mereka telah membakar gudang tekstil milik ku. Aku tidak akan memaafkan mereka."
"Gudang tekstil? Sejak kapan kamu memiliki usaha seperti itu?"
"Sudah sejak lama. Aku ingin memiliki bisnis ku sendiri. Aku lelah bekerja di organisasi."
"Hmm,, jadi mereka tersangka utama, atau hanya peran pembantu."
"Jelas peran pembantu dong. Tidak mungkin teri seperti mereka berani melawan hiu paus, bukan?"
"Jadi,"
"Bangunkan mereka!"
Byurrr..
Aghh,,,,,
Mereka di bangunkan dengan air hangat. Bagaimana mereka tidak terkejut. Di cuaca dingin, pasti air hangat itu akan membuat mereka terkejut setengah mati.
Apalagi, pakaian mereka telah dilucuti oleh teman-temannya Aisyah. Jadi, mereka tidur lama keadaan tidak memakai pakaian.
"Dimana kita? Dan kenapa kita ada di sini?" Ucap salah satu dari mereka.
Akhir nya, ke empat tersangka bangun juga. Mereka berempat termasuk karyawan di perusahaan nya Aslan. Maka dari itu, Aisyah sampai kesal.
"Mau jujur, atau kalian dan seluruh keluarga kalian ma-ti!" Ucap Aisyah langsung pada inti nya. Ia sedang tidak ingin berbasa-basi..
"Kami tidak tahu apapun. Anda salah orang."
"Baiklah. Sepertinya kalian ingin di cu-bit dulu."
Aisyah mengambil satu kalajengking dan memegang nya dengan tangan nya langsung.
"Apa kalian tahu, binatang ini akan melawan jika sudah terjepit. Bagaimana? Siapa yang mau mencoba duluan?"
"Jangan.. Aku mohon jangaaaan...."
"Jawaban anda salah." Ucap Aisyah dan langsung memasukkan Kalajengking itu ke dalam celana salah satu dari mereka.
Tidak perlu waktu lama, kalajengking itu langsung mengeluarkan bisa nya. Ia berteriak kesa-kitan sambil menangis.
Teman-teman nya yang lain sudah ketakutan. Tidak bisa mereka bayangkan jika kalajengking itu juga masuk ke sarang mereka. Bisa habis burung mereka terkena sengat.
"Lalu, siapa selanjutnya?"
ada juga part lawaknya...
kweni...
kau memang anak pintar Alva...
bukan gerahnya.
aku harap Alin adalah yg asli
bermakna ada wanita lain ka?....