Dibesarkan dalam sebuah organisasi rahasia, membuat dua orang gadis dan dua orang pemuda tumbuh menjadi pembunuh berdarah dingin, masing-masing memiliki kemampuan yang berbeda.
Chu Haitang adalah seorang dokter ajaib, dia menguasai berbagai macam pengobatan modern maupun tradisional.
Bao Yunceng adalah seorang ahli penempaan senjata, dia sangat lihai dalam membuat berbagai macam benda yang mematikan.
Liu Jinhong adalah seorang ahli strategi sekaligus ahli pedang, jurus-jurusnya terlihat sangat lembut, namun mematikan.
Rong Siyue adalah seorang ahli menundukkan binatang, dia sangat pandai dalam mata-mata dan menyusup.
Keempat orang tersebut dipertemukan pada saat berusia 5 tahun, mereka hidup sebagai saudara dan saling melindungi satu sama lain. Bekerja di bawah naungan seorang tuan yang misterius sekaligus kejam, membuat mental dan pemikirannya berbeda.
Bagaimana jika keempat orang tersebut mengalami perpindahan waktu? Masih bisakah mereka menjadi saudara yang rukun?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERNIKAHAN
Beberapa hari kemudian, pernikahan antara pangeran ke-17 dan Chu Haitang digelar, awalnya semua orang berpikir bahwa acara itu akan diadakan biasa-biasa saja, namun nyatanya benar-benar memukau banyak orang.
Selir Song, sebagai calon ibu mertua sangat menghargai menantunya, dia tidak ingin mengecewakan keluarga Chu. Meskipun sebelumnya dekrit kekaisaran telah tiba, yang menyatakan bahwa Chu Haitang hanya akan menjadi seorang selir untuk raja Jing.
Iring-iringan pengantin terlihat sangat meriah, ada 8 tandu dan 30 kereta yang datang untuk menjemput calon mempelai wanita, serta 2000 pasukan bersenjata lengkap.
Semua itu langsung menarik kerumunan panjang, bahkan saat putri pertama dan putri kedua menikah, mereka tidak mendapatkan perlakuan khusus seperti itu. Ketika para pangeran yang lain menikah, istana hanya mengirimkan 5 hingga 10 kereta untuk membawa calon pengantinnya.
Selir Shen mencibir, dia yakin bahwa keluarga Song telah mengeluarkan begitu banyak uang hanya untuk mendapatkan menantu seorang gadis desa. Namun hal yang tidak pernah mereka duga adalah mas kawin yang dibawa oleh pengantin wanita, menunjukkan betapa berharga dan kaya nya dia.
Chu Haitang pergi menuju istana Jin'an dengan 380 mas kawin, ada perhiasan emas dan perak, emas batangan, kain-kain mahal, pakaian-pakaian berkualitas, tumpukan akta tanah, akta rumah, akta pabrik dan berbagai pernak-pernik yang tidak dimiliki oleh siapapun.
Hal itu tentu saja membuka mata siapapun yang melihatnya, benarkah dia hanya seorang selir? Namun perlakuan yang diterimanya bahkan jauh melampaui seorang istri sah.
Selir song mengetahui bahwa putranya sangat menyukai Chu Haitang, sehingga dia tanpa ragu menggelontorkan begitu banyak dana dari kas keluarganya untuk membiayai pernikahan tersebut, dia bahkan tidak meminta satu sen pun dari istana kekaisaran.
Sebagai keluarga pedagang, tentu saja selir Song memiliki jumlah aset yang jauh lebih fantastis dibandingkan dengan permaisuri atau selir yang lain, karena jumlah kekayaannya bukan berasal dari gaji bulanan, melainkan keuntungan mutlak dari setiap transaksi yang dilakukan.
Keluarga mereka di kenal sebagai keluarga terkaya ke-4 di seluruh wilayah kekaisaran Bicheng, demi untuk memberikan wajah pada calon menantunya, mereka telah mengeluarkan hampir seperempat dari harta kekayaan yang telah dikumpulkan selama puluhan tahun.
"Astaga, apakah nona Chu benar-benar hanya akan menjadi selir dari Raja Jing? Lihatlah itu, bahkan seorang putri mahkota sekalipun belum tentu mendapatkan pengawalan yang begitu ketat, mereka bahkan menggunakan para pendekar hebat untuk mengawal kereta milik mempelai perempuan."
"Ini? Apakah keluarga Chu benar-benar mengeluarkan mahar yang begitu banyak untuk mengantar putrinya? Bukankah ini merupakan tamparan bagi yang mulia Kaisar, karena telah berani meremehkan kemampuan keluarga mereka yang tinggal di pedesaan?"
"Apakah nona Chu benar-benar membawa 380 mahar untuk menjadi seorang selir? Bahkan permaisuri kekaisaran saja hanya membawa 120 mahar pada hari pernikahannya."
"Jika seorang selir menikah dengan begitu meriah, lalu bagaimana pernikahan seorang istri sah?"
"Sepertinya selir Song dan Pangeran ke-17 sangat menghargai menantu keluarga mereka, lihatlah iring-iringan pengantin itu, benar-benar sangat menakjubkan!"
Semua orang yang melihat iring-iringan pengantin mulai berbicara satu sama lain, mereka mengagumi kerja keras yang dilakukan oleh selir Song, juga sangat puas dengan tindakan keluarga Chu yang tidak merendahkan statusnya.
Di sepanjang perjalanan, begitu banyak hiasan yang telah digantung hingga ke istana Jin'an, mereka juga menyewa beberapa orang penari, pemain musik dan juga barongsai.
Hidangan yang di buat sepenuhnya di serahkan pada restoran terkenal, sehingga cita rasa dan kemewahannya, meninggalkan kesan manis bagi tamu yang menghadiri perjamuan.
Mereka juga membagikan souvenir untuk orang-orang yang hadir dan memberikan berkatnya, tidak hanya sapu tangan sutra bersulam, namun juga kipas lipat, parfum dan sachet.
Song Jingchen tidak pernah mengetahui identitas gadis yang telah dipilih oleh ibunya, dia hanya tahu bahwa calon istrinya merupakan seorang gadis petani yang tinggal di desa terpencil. Meskipun pada awalnya pemuda itu menolak dengan alasan tubuhnya yang cacat, namun selir Song masih terus mendesak, sehingga akhirnya pemuda itu menyetujui keinginan sang ibu.
Iring-iringan pengantin akhirnya tiba, mempelai wanita segera dibawa menuju ke aula di mana saat ini Song Jingchen duduk di atas kursinya, dia telah mengenakan pakaian pengantin berwarna merah. Auranya yang dingin dan tegas, membuat orang-orang menjaga jarak 3 langkah darinya, meskipun dalam keadaan lumpuh, namun tidak ada satu orang pun yang berani meremehkan ketajaman pemuda itu.
Seorang petugas maju, dia segera mengumumkan waktu yang baik untuk pernikahan. Meskipun pengantin pria tidak bisa berdiri, dia duduk dengan tenang untuk mengikuti upacara pernikahan.
"Sepasang pengantin menyembah langit dan bumi!"
"Menyembah orang tua!"
"Suami istri saling menyembah!"
"Tukarkan token!"
Selir Song mengeluarkan gelang giok berwarna hijau, kemudian meminta agar Song Jingchen memasangkannya di pergelangan tangan Chu Haitang. Chu Wentian juga mengeluarkan gelang giok berwarna putih, kemudian menyerahkannya kepada Chu Haitang, dia meminta agar adiknya segera memasangkannya di pergelangan tangan Song Jingchen.
Baru pada saat itulah, pengantin pria melihat wajah kakak iparnya, jantungnya berdegup kencang, sambil berusaha keras untuk menstabilkan emosinya. Dia masih bertanya-tanya, Siapakah gadis yang dipilih oleh ibunya? Apakah Chu Haitang atau Chu Yunling.
"Menghormati para tamu!"
Saat itulah semua orang bisa melihat sosok tampan bak dewa, sorot mata yang tajam, meskipun wajahnya pucat di sertai aura yang dingin dan berbahaya.
Jika saja kondisi pemuda itu tidak lumpuh, mungkin banyak gadis-gadis cantik yang akan melemparkan diri ke arahnya. Sayangnya mereka takut, jika sewaktu-waktu pemuda itu meninggal dunia, sehingga mereka harus dikuburkan bersama.
Di bawah pengaturan seorang petugas acara, akhirnya ritual pernikahan selesai dilaksanakan. Namun hal itu mengundang banyak pertanyaan dari tamu yang hadir, bukankah Chu Haitang hanya seorang selir? Namun upacara yang dilakukan seperti seorang istri sah.
"Apakah nona Chu benar-benar seorang selir? Bukankah mereka seharusnya hanya menyembah langit, bumi dan orang tua? Tapi kenapa mereka saling menyembah? Bagaimana mereka bisa saling bertukar token?"
"Psst! Pelankan suaramu, jangan sampai mereka mendengarnya. Walaupun yang mulia kaisar mengumumkan nona Chu sebagai selir dari pangeran ke-17, namun selir Song tetap ingin menjadikan gadis itu sebagai istri sah dari putranya."
"Apakah kalian semua tidak mengerti? Yang mulia kaisar sama sekali tidak datang di perayaan hari pernikahan pangeran ke-17, mungkinkah dia telah ditinggalkan?"
"Sepertinya raja Jing tidak keberatan apakah nona Chu istri sah nya atau pun selir, dia tetap mengikuti ritual pernikahan dengan sangat baik,"
"Heh, siapa yang bilang dewa pembantai tidak menyukai seorang gadis, lihatlah matanya, dari tadi dia terus saja melirik ke arah istrinya."
Para tamu terlihat sangat fokus berbisik-bisik, sehingga mereka tidak menyadari bahwa saat ini pengantin wanita telah dibawa menuju ke kamarnya. Sedangkan pengantin pria masih tetap duduk dengan sangat tenang di kursinya, wajahnya tidak bereaksi sedikitpun.
siapa yg mau di rayu silakan🤭