Revina di jebak oleh kakaknya sehingga ia harus menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal.
Felix yang baru saja keluar dari penjara hari itu tiba-tiba dipaksa menikah dengan seorang wanita.
Jasee merasa hidupnya akan sangat bahagia jika ia menikah dengan seorang laki-laki tampan dan kaya.
Sean menikah dengan siapapun itu tidak penting lagi untuk dirinya. Ia mengganggap wanita itu semua sama saja.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Scorpio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamara alias Tama
Keesokan harinya Revina mengajak Felix keluar. Tujuan utamanya adalah membawa Felix ke salon untuk memotong rambut panjang pria itu dan juga rambut yang ada di wajahnya yang membuat Felix terlihat sangar seperti pereman jalanan.
"Kau yakin kita akan masuk ke dalam ?" Felix mendongak melihat nama salon yang terpampang di atas pintu masuk.
"Iya. Kenapa ?" tanya Revina.
"Inikan salon terkenal, pasti mahal." jawab Felix.
"Oh, sejak kapan kau memikirkan tentang harga ?" tanya Revina sambil melenggang masuk ke dalam salon.
Felix mengerenyit mendengar perkataan Revina. Felix tau wanita cantik yang kadang-kadang menjadi galak itu sedang menyindirnya gara-gara masalah ia minta di belikan pakaian dan jam tangan waktu itu.
"Selamat datang ke salon hair and beauty. Ada yang bisa kami bantu, nona ?" sambut salah satu pelayan wanita ketika Revina baru saja masuk.
"Iya. Tolong bantu saya untuk mempermak kepalanya." jawab Revina sambil menunjuk Felix di belakangnya.
Seorang wanita jadi jadian berjalan anggun ke arah dua orang pelanggan yang baru saja tiba.
"Say, ini biar eyke yang urus." perintahnya kepada pelayanan wanita di depan Revina.
Kemudian wanita jadi-jadian itu melirik ke arah Felix. Mulutnya sudah mau terbuka untuk menyapa Felix, tapi terhenti ketika Felix memberi isyarat untuk diam di balik punggung Revina.
"Selamat datang, nona. Perkenalkan nama saya Tamara, pemilik salon ini. Silahkan duduk. Mau potong rambut, smoothing, .."
"Bukan saya, tapi dia." Revina memotong perkataan Tamara sambil menunjuk ke arah Felix.
"Baiklah, mari tuan duduk di sini." perintah Tamara dengan gayanya yang khas wanita jadi-jadian.
Felix berjalan menuju tempat duduk yang di sediakan setelah melihat ke arah Revina. Sedangkan wanita itu duduk di kursi tunggu tak jauh dari sana.
Setelah Felix duduk dengan sempurna, Tamara segera memakaikan selimut menutupi tubuh Felix dari terkena rambut yang akan di potong nanti.
"Ada apa dengan wajah mu yang tampan ini ?" tanya Tamara alias Tama sambil memegang dagu Felix dan memutarnya ke kiri dan kanan melihat brewokan di wajah Felix.
Felix segera menepis tangan Tama dari wajahnya. Bukannya marah, Tama malah terkekeh.
"Seingat ku kau di penjara hanya dua bulan, mengapa rambut mu sepanjang ini ?" Tama mulai menjalankan tugasnya, memotong rambut Felix.
"Sudah satu tahun kita tidak bertemu." kata Felix.
"Iya, benar. Dan siapa wanita itu ? Apa dia tidak jijik melihat mu begini ?" tanya Tama lagi. Mereka bicara cukup pelan sehingga Revina tidak mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Dia kakak ipar mu."
"What ?" Tama terkejut sehingga Revina melihat ke arah mereka.
"Nona kau ingin memotong rambutnya dengan model yang bagaimana ?" Tama pura-pura bertanya agar Revina tidak curiga.
"Terserah, yang penting rapi." jawab Revina kemudian kembali memainkan ponselnya.
"Sepertinya dia tidak menyukai mu." Tama terkekeh menertawakan Felix, ternyata ada perempuan yang tidak menyukainya.
"Bukan tidak, hanya belum." balas Felix yang tidak mau kalah.
"Nona apa anda tidak mau melakukan perawatan waja atau tubuh ? kami memberikan diskon untuk perawatan pasangan pengantin yang akan menikah." Tama menawarkan kepada Revina.
"Tidak, perlu. Terima kasih." jawab Revina.
"Lakukanlah sesuatu, nanti malam kita akan menghadiri acara kakak mu." timpal Felix.
Revina tampak berpikir. Benar kata Felix. Ia tidak ingin terlihat menyedihkan di mata Jasse yang pasti akan mengejeknya nanti.
"Baiklah. Kau jangan kemana-mana. Tunggu aku selesai." perintah Revina sambil berlalu mengikuti seorang karyawan salon.
"Iya." jawab Felix pasrah di iringi suara cecikikan Tama yang menertawakan Felix.
Bagi Tama baru kali ini ia melihat Felix sangat patuh ketika diperintah oleh seorang perempuan.
"Maaf." Tama menghentikan tawanya ketika mendapatkan tatapan tajam Felix.
"Jadi sekarang katakan apa yang terjadi pada mu." Tama menagih cerita dari Felix.
Mau tidak mau Felix menceritakan apa yang terjadi kepadanya sampai dia harus menikah dengan Revina.
"Beruntung sekali kau bisa menikah tanpa harus repot-repot mengeluarkan biaya." timpal Tama sambil jari-jari lentiknya terus bekerja.
"Hidup ku memang selalu penuh keberuntungan." ucap Felix sombong seperti biasanya.
"Jadi selama satu bulan menikah, apa kau sudah mendapatkannya ?" tanya Tama ingin tahu.
"Dapat apa ?" Felix pura-pura tidak mengerti.
"Heh. Pasti kau belum pernah melakukan itu dengan dia. Hahaha terlihat dari tampang mu itu. Dia pasti jijik melihat rambut dan bu lu- Bu lu di wajah mu. Ha ha ha..." semakin keras Tama menertawakan Felix.
Namun sedetik kemudian Tama kembali terdiam takala mendapatkan tatapan tajam dari Felix.
"Baiklah. Sudah selesai. Bagaimana ?" Tama menghadapkan wajah Felix di depan cermin.