Baca Novel ini bikin ketawa ngakak sampai kram perut !
Tidak aku sangka aku jatuh cinta lagi dan rasa ini muncul setelah sekian lama hilang dalam diriku. Aku jatuh cinta dengan gadis cantik yang berusia 20 tahun. Apakah aku pantas bersanding dengannya ? Disaat usiaku sudah 45 Tahun !.
Akankah cinta mereka akan bersatu ?
Penasaran ? Yuk ikuti terus kisah nya !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sumpah Raya
Disisi lain Raya yang baru pulang kuliah,tengah kebingungan karena tiba-tiba mobilnya mogok di tepi jalan tak jauh dari kampusnya.
"Sial !!! Mana jauh dari bengkel lagi" Ucap Raya,lalu merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya berniat menghubungi montir langganannya tapi nasib sial berpihak kepadanya karena ponselnya tidak ada di dalam tas.
"Ah benar-benar sangat sial "Kesal Raya sambil memukuli Stir mobil berulang kali.
Raya keluar dari dalam mobil,cuaca terik,mobil mogok,ponsel tertinggal dan ditambah jalan terlihat sepi tidak seperti biasanya.
Sungguh super duper sial. Umpat Raya dalam hati.
Raya mencoba membuka cap mobil dan melihat apa terjadi kesalahan dimobilnya,padahal supirnya mengatakan jika mobilnya sudah di servis beberapa hari yang lalu.
Pasti ada yang tidak beres. Pikir Raya.
"Ah sial,aku bahkan tidak tahu sama sekali tentang mesin mobil. Ya Tuhan kirimkanlah dewa penolong untukku ,jika dia pria maka akan ku jadikan suami tapi jika perempuan maka akan ku jadikan saudara" Ucap Raya memohon sambil menengahkan kedua tangannya.
Jeder
Suara petir tiba-tiba menggelegar disiang bolong cuaca yang tadinya terik tadi tiba-tiba menggelap dan tetes demi tetes air dari langit turun kebumi .
"Ya Tuhan,engkau tidak mengabulkan doaku tapi engkau malah menambah kesialanku. Baik-baik aku bersungguhh-sungguh dengan Doa ku tadi" Racau Raya,bajunya sudah mulai basah karena hujan semakin deras dan ia memutuskan untuk memasuki mobilnya.
Baru saja membuka pintu mobil,ada seseorang yang memanggilnya.
"Raya" Panggil orang itu,lalu keluar dari dalam mobil sportnya dan membawa payung.
"Om,Devan" Seru Raya. "Kok Om Dev ada disini?" Tanya Raya.
"Iya tadi abis ketemu klien" Jawab Devan,lalu memayungi Raya.
"Enggak usah Om lagian udah basah juga,buat Om aja payungnya" tolak Raya,merasa dirinya sudah basah kuyub.
Tapi Devan tidak memperdulikannya tetap memayungi Raya.
"Ayo,ikut ke mobil Om dan aku akan menyuruh orang kepercayaanku untuk mengurus mobilmu" Ajak Devan,dan Raya pun tidak menolak karena dirinya sudah kedinginan.
"Sory Om,jok Mobilnya jadi basah" Raya tidak enak hati.
"Tidak apa-apa" Jawab Devan sambil menyalakan mesin mobilnya.
"Hacihh hacihhhh" Raya bersin berulang kali.
"Kamu tidak apa-apa Ray? Bersabarlah sebentar lagi kita sampai" Ucap Devan cemas,karena wajah Raya sudah terlihat pucat.
"Enggak apa-apa,Om" Jawab Raya dengan suara sengau.
Devan terus memacu mobilnya tapi tiba-tiba ia mengerem mendadak karena ada bapak-bapak yang menghentikan jalannya.
"Ada apa pak?" Tanya Devan sedikit membuk kaca mobilnya.
"Maaf mas,didepan sana banjir,jadi tidak bisa di lalui. Lebih baik mas nya putar balik" Ucap bapak tersebut.
"Ah,ya baiklah pak. Terimakasih" ucap Devan,kemudian menutup kaca mobilnya lalu memilih putar balik.
"Raya,bertahan sedikit ya" Ucap Devan "Astaga,Ra kamu demam !" Devan panik saat menyentuh kening Raya,lalu menepikan mobilnya.
"Dingin" Racau Raya,menggigil kedinginan,lalu Devan mematikan AC mobilnya dan melepas jas menyelimutkan ke tubuh Raya.
"Bertahanlah sebentar lagi".
Aku tidak punya pilihan lain. Batin Devan.
Devan melajukan mobilnya menuju Apartement nya yang tidak jauh dari sana. Jika harus mengantarkan Raya pulang akan memakan waktu lebih lama,dan ia tidak tega membiarkan Raya kedinginan seperti itu.
Tak membutuhkan waktu lama,Devan sudah sampai Unit Apartemennya dengan Raya yang sudah di rebahkan di tempat tidurnya.
"Astaga bagaimana ini? Masa iya aku harus mengganti bajunya" Ucap Devan,saat melihat baju Raya sudah basah kuyub dan menggigil kedinginan.
"Dingin" Racau Raya lagi.
Mau tak mau Akhirnya Devan melepaskan semua baju yang dikenakan Oleh Raya hingga membuat gadis itu polos tanpa sehelai benang pun lalu segera menyelimutinya.
"Akhirnya selesai. Huh kau membuatku On Ra" Kesal Devan,karena melihat pemandangan yang sangat menggiurkan di depan matanya tapi sekuat mungkin Devan menahan gairahanya agar tidak menyentu gadis kecilnya itu.
"Aku harus menghubungi Dokter" Devan mengambil ponselnya lalu menghubungi dokter langganannya.
"Maafkan Van,aku tidak bisa karena banjir dimana-dimana ini saja aku terjebak macet" Keluh Dokter sekaligus temannya itu.
"Jadi aku harus bagaimana? Mana mungkin aku membiarkannya kedinginan dan juga panas tinggi" Kesal Devan.
"Apa kau sudah mengecek suhu tubuhnya? Berika paracetamol dan kompres dengan air hangat" Saran Dokter tersebut.
"Belum. Tapi jika panasnya tidak kunjung turun bagaimana?"
"Skin to skin,itu sangat membantu menurunkan panas".
"Hei,apa kau gila ! Mana mungkin aku melakukannya!" Maki Devan.
"Ayolah Van,demi kemanusiaan. Lagian kau juga untung kan,hem" Ucap dokter itu meledek.
"Ya baiklah,tapi aku melakukannya demi kemanusiaan bukan mengambil untung !" Devan segera menutup telponnya.
"Dasar Dokter cabul ! " Umpat Devan dan melempar ponselnya kearah Sofa yang ada di dalam kamarnya.
"Stttttt" Raya mendesis,ia merasakan sekujur tubuhnya terasa sakit dan ngilu,ia juga merasakan jika badannya terasa panas.
"Kau tidak apa-apa ?" Tanya Devan dengan Cemas.
"Sakit".
"Mana yang sakit ?" tanya Devan Panik.
"Semua sakit" lirih Raya. Lalu Devan menyentuh kening Raya.
"Masih panas" Gumam Devan,kemudian pria berparas bule itu menuju dapur untuk mengambil ember untuk mengompres dan tak lupa mengambil segelas air dan obat untuk Raya.
Raya meninum obat pemberian Devan dengan mata yang terpejam,tak lupa Devan juga mengukur suhu badan Raya.
"Astaga pantas saja dia kesakitan,ternyata suhu panasnya 40°.
Devan dengan telaten mengompres Raya,tapi setelah menunggu beberapa jam panas Raya tak kunjung turun membuat Devan resah.
"Skin to skin" Ucapan Dokter itu terngiang di telinga Devan.
Devan perlahan membuka seluruh pakainnya kerjanya yang masih melekat ditubuhnya hingga menyisakan Boxer saja.
"Maafin Om,Ra" Ucap Devan sebelum masuk kedalam selimut dan memeluk Raya.
Jantung Devan berdetak sangat cepat saat tangannya menyentuh kulit punggung Raya yang lembut. Ditambah lagi kedua benda kenyal itu menempel sempurna didada bidangnya.
"Kau bisa,kau kuat menahan semuanya" Devan menyemangati diri sendiri.
Raya merasa nyaman saat di pelukan Devan dan menelusupkan wajahnya di dada bidang Devan. Membuat sesuatu dibawah sana semakin menegang.
Jangkun Devan naik turun dan ingin sekali ia menerjang gadis di hadapannya ini.
Jika Gadis dihadapannya ini adalah partner ranjangnya mungkin Raya sudah habis di lahap Oleh nya.
Otak Devan masih berfungsi untuk melakukan hal yang tidak-tidak. Jika hal itu terjadi pasti dirinya sudah dihabisi oleh Bosnya.
"Singkirkan otak kotormu Devan". Devan mengumpati dirinya sendiri.
Harusnya dirinya tidak melakukan metode yang disarankan oleh Dokter mesum itu.
Ah sial ! Kini dirinya merasa terjebak dengan tindakannya yang tidak ia pikirkan sebelumnya.
Ayo Om Devan semangat ! pasti bisa kok 😆😆😆
Maafin Author ya Om Devan 😜😜😜
Author udah up tiga Bab dan kemungkinan nanti malam nambah 1 bab lagi.
Kalau kalian gak kasih hadiah atau like jahara sekali kalian hiks😥
Hai Thor aku hadir ikut nimbrung didunia halumu 🙂