NovelToon NovelToon
Jodoh Di Atas Kertas

Jodoh Di Atas Kertas

Status: tamat
Genre:Romantis / Fantasi / Tamat / Cintapertama / Nikahkontrak
Popularitas:837.9k
Nilai: 4.8
Nama Author: Kopii Hitam

Untuk membalas budi kepada Elkan yang sudah melunasi hutang ayahnya, Yuna terpaksa menikahi pria yang tak dia kenal itu. Hati Yuna hancur, dunianya seakan runtuh saat mendengar dua orang saksi berkata sah.

Disaat malam pertama yang tak diinginkannya itu, kegundahan hati Yuna lenyap seketika. Elkan ternyata hanya memberinya status sebagai seorang istri, bukan hak menjadi seorang istri. Yuna bahkan harus menandatangani sebuah perjanjian tertulis malam itu juga.

Mengetahui kenyataan yang sebenarnya, Yuna tentunya sangat bahagia. Namun dia harus menanggung siksaan bertubi-tubi karena hinaan dan perlakuan Elkan yang selalu melukai perasaannya.

Akankah Yuna sanggup bertahan menghadapi sikap Elkan yang kasar?
Ataukah dia malah terikat dengan perjanjian yang sudah mereka sepakati?

Halo Kakak 🖐
Intip yuk bagaimana kelanjutan ceritanya!
Jangan lupa dukungannya ya! Agar author lebih semangat lagi dalam menulis.

Lope lope segudang untuk kalian semua 🥰🥰🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kopii Hitam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

J.D.A.K BAB 8.

**Hai kak, salam kenal dari Author Kopii Hitam

Meskipun hitam, tetap manis seperti reader yang membaca novel ini kan**

**Jangan lupa tinggalkan jejak petualangannya ya

Happy Reading**

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Waktu berjalan begitu cepat, hari ini tepat 3 minggu Yuna menjadi istri perjanjian untuk Elkan. Yuna bahkan sudah tak mau ambil pusing atas perlakuan Elkan terhadapnya. Hanya waktu saja yang akan menjawab semuanya.

Seperti biasa, setelah menyiapkan keperluan Elkan dan mengisi perutnya, Yuna meninggalkan rumah itu dan berangkat sendirian menuju perusahaan. Yuna sudah bertekad untuk tidak melanjutkan kontraknya dengan Bramasta Corp.

Sementara di rumah, Elkan dan Beno baru saja selesai menikmati sarapan mereka. Keduanya meninggalkan rumah karena hari ini ada rapat kecil untuk memperpanjang kontrak Yuna. Kebetulan Beno lah yang bertanggung jawab mengurus semua itu.

Sejak Yuna bergabung di perusahaan, penjualan mereka meningkat drastis. Yuna mampu menghipnotis para supplier dan masyarakat luas. Pesanan demi pesanan membludak hingga Bramasta Corp sedikit kewalahan. Bahkan mereka sampai menggunakan sistem PO untuk memenuhi permintaan pasar.

Tepat di lantai 10, semua staf yang bertanggung jawab sudah berkumpul di ruang rapat, termasuk Yuna, Elkan dan juga Beno. Ketiganya duduk berhadapan.

Beno membuka rapat dan mengutarakan tujuannya mengadakan rapat tersebut. Setelah mendengar penuturan dari Beno yang ingin memperpanjang kontrak Yuna, gadis itu membuka matanya lebar. Sementara Elkan nampak tenang dengan seulas senyum yang terpahat di wajahnya.

"Maaf Pak Beno, saya tidak bisa memperpanjang kontrak ini. Cukup sampai kontrak pertama selesai, setelah itu Pak Beno bisa mencari pengganti saya!" ungkap Yuna penuh keyakinan.

Mendengar itu, semua mata melotot tajam, tidak terkecuali dengan Elkan. Dia nampak syok mendengar keputusan Yuna.

"Kalau begitu saya permisi dulu, saya harus menyelesaikan pemotretan untuk hari ini!" Yuna bangkit dari duduknya.

"Ferry, ayo kita lanjutkan pemotretan nya!" ajak Yuna, kemudian melangkah meninggalkan ruangan.

Setelah kepergian Yuna dan Ferry, semua staf yang masih duduk di ruangan terdengar ribut membicarakan penolakan Yuna yang tidak tau penyebabnya.

"Apa yang terjadi?"

"Kenapa Yuna tidak mau melanjutkan kontrak ini?"

"Astaga, sayang sekali jika Yuna mengundurkan diri. Padahal kinerjanya selama ini sangat bagus loh."

Mendengar pertanyaan demi pertanyaan yang dilontarkan para staf, Elkan pun menggertakkan giginya kuat. Darahnya mendidih mengingat sikap Yuna yang terlalu angkuh menolak kerja sama dari perusahaannya.

Elkan bangkit dari duduknya, rahangnya mengerat kuat meninggalkan para staf dan juga Beno yang masih terpaku di tempat duduk mereka masing-masing.

Di luar sana, bola coklat Elkan berguling liar mencari keberadaan Yuna. Ingin sekali dia memaki Yuna yang menurutnya tidak tau diuntung sedikitpun.

"Dimana wanita itu?" tanya Elkan kepada Ferry yang sudah standby di ruang pemotretan.

"Di ruang ganti Pak, ada apa?" tanya Ferry penasaran, tidak biasanya Elkan turun tangan sendiri untuk masalah seperti ini.

Tanpa berpikir, Elkan meninggalkan Ferry begitu saja, kemudian masuk ke ruang ganti dengan tatapan yang sangat tajam.

"Keluar dari sini, aku ingin bicara dengan wanita itu!" titah Elkan kepada karyawan yang membantu Yuna berdandan.

Melihat wajah Elkan yang menakutkan, tiga orang karyawan wanita itu berhamburan keluar. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana marahnya Elkan saat ini.

Setelah ruangan itu kosong, Elkan bergegas mengunci pintu. Lalu menghampiri Yuna yang masih mematung di depan cermin.

"Wanita tidak tau diri! Apa mau mu hah?" bentak Elkan dengan suaranya yang sangat lantang.

Mendengar itu, seulas senyuman sinis terukir jelas di wajah Yuna. Dia bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Elkan. Sorot matanya tak kalah tajam dengan tatapan Elkan yang mematikan.

"Ada apa Tuan Elkan yang terhormat? Kenapa jadi kebakaran jenggot seperti ini?" tanya Yuna menyeringai, kemudian melenggang menuju pintu.

Melihat sikap Yuna yang acuh tak acuh seperti ini, Elkan semakin kesal. Dia menarik tangan Yuna dengan kasar, kemudian mendorongnya hingga tersandar di dinding.

"Jangan menguji kesabaran ku, atau...,!" ancam Elkan yang mulai kehabisan kata-kata.

"Atau apa hah? Tidak perlu mengancam ku Tuan Elkan! Aku tau apa yang terbaik untuk diriku. Kau tidak punya hak mencampuri urusanku!" ketus Yuna tanpa gentar sedikitpun.

"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu hah? Kau lupa siapa aku?" geram Elkan sembari menahan tangan Yuna agar tidak memberontak.

"Tidak perlu mengingatkan aku Tuan Elkan! Aku tau siapa dirimu, aku juga tau siapa aku. Aku belum pikun," ketus Yuna dengan tatapan tak biasa.

"Cukup Yuna, jangan melebihi batasan mu! Jangan sampai aku bertindak kasar terhadapmu!" bentak Elkan yang mulai kehilangan kendalinya.

"Lakukan saja! Bila perlu, bunuh aku dengan tanganmu ini! Aku sudah lelah menghadapi sikapmu. Jika kematian ku membuatmu bahagia, apa lagi yang kau tunggu?" bentak Yuna dengan emosi yang sudah berapi-api.

"Apa yang katakan?" tanya Elkan sembari menautkan alisnya.

"Aku sudah lelah menghadapi mu, hatiku sakit setiap kali mendengar mulutmu menghinaku. Apa salahku? Jika hubungan ini hanya perjanjian, kenapa harus saling menyakiti? Tidak bisakah bersikap sedikit lembut padaku, paling tidak sampai perjanjian ini berakhir!" Mata Yuna berbinar mengatakan itu.

Mendengar itu, Elkan mundur dan melepaskan tangan Yuna. Dia sadar perlakuannya selama ini memang salah, tapi dia sendiri tidak bisa menahan diri untuk tidak menyakiti Yuna.

"Maaf jika aku salah, aku tidak bisa melanjutkan kontrak ini. Biarkan aku di rumah sampai perjanjian kita berakhir. Setelah itu, kita bisa menjalani kehidupan kita masing-masing. Aku tidak akan menuntut apa-apa darimu, aku hanya ingin bebas dari penghinaan ini."

"Satu hal lagi, aku bukan wanita murahan seperti yang selalu kau tuduhkan padaku. Aku tau cara menjaga kehormatan ku, semua itu akan menjadi milik suamiku suatu hari nanti. Tolong jangan hina aku lagi!"

Tak terasa, butiran bening itu akhirnya tumpah membasahi pipi Yuna. Setelah puas mengungkapkan isi hatinya, Yuna meninggalkan Elkan begitu saja. Sudah tidak ada lagi yang ingin dia katakan.

Setelah Yuna menghilang dari pandangannya, Elkan terduduk lesu di atas kursi. Raut penyesalan nampak jelas terpahat di wajahnya. Dia sadar akan kesalahannya, tapi apa lagi yang bisa dia buat untuk mengembalikan keadaan, semua sudah terjadi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Usai melakukan pemotretan, Yuna bergegas meninggalkan perusahaan. Dia tak sanggup lagi bertemu Elkan setelah semua yang terjadi hari ini.

Sesampainya di rumah, Yuna duduk menyendiri di balkon kamar. Tak terasa, butiran bening itu kembali tumpah mengingat semua perlakuan Elkan yang melukai sekerat raganya.

Dia tak menyesal menikahi Elkan dengan cara seperti ini, namun yang dia sesali adalah sikap Elkan yang tak memiliki belas kasihan sedikitpun.

Bahkan setelah apa yang terjadi beberapa minggu ini, Elkan sama sekali tidak bisa melihat sisi positif yang ada di dirinya. Yang ada hanya kebencian tanpa sebab yang jelas.

Yuna sendiri bingung mengingat kesalahan apa yang pernah dia perbuat kepada pria itu. Bahkan sejak pertama Yuna menginjakkan kaki di rumah itu, Elkan sudah membuatnya tersiksa dengan tatapan penuh kebencian.

Bersambung...

1
Mamah Enung
paling mmh nya elkan kerjasama sama orang dalam nebak nebak aja sih
Nur Roudhotul Janah
knp cerita muter-muter ya thor
Erna M Jen
sombong sekali ya..si elkan
Vani_27
berbelit
Apriana Suci
Luar biasa
Aswi Yanti
buah dari kesabaran Elkan dalam menuggu sadarnya Yuna dari koma
lanjut👍
Omi Rohimah Omi
Luar biasa
Sri mulyanah Mulya
semua kalau di kerjakan dengan ikhlas jadi ringan TDK jadi beban
Enung Samsiah
yuna jngn marah marah terus suami palsumu aneh otaknya geser kali,, wkkw wkwk,,,
Jusniar AJ
lanjut
Yani Mulyani
Kecewa
Salsabila Saiful
Luar biasa
Jeni Safitri
Benar kata krg jodoh cerminan diri, sama" meras dan bisa kasar😊🤭
Lisa Icha
hi Thor Aku mampir LG Di karyamu ini.Semangat nulisnya.
Nurlaila Hasan
syukurin lelaki sombong,,, maaf yah jg gregetan akoh
Kopii Hitam: Makasih kk udah mampir 🙏🥰🥰🥰
total 1 replies
Kasmiwati P Yusuf
tak bentur pala mu dinding biar oon beneran kau jd org..
Darmawan Aja
kisah beno n rini di mulai..
Ifa Masrifah Basman
Biasa
Tungku Kayu
😍😍😍😍😍😍
Hasanah Ana
knapa si mantan slalu datang di saat si laki2 baru menerima istri dengan baik.
Kopii Hitam: 😂😂😂😂😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!