NovelToon NovelToon
Lonceng Cinta

Lonceng Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Nikah Kontrak / Cinta Seiring Waktu / Angst / Romansa / Slice of Life
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak Ainun

Alya harus menjalani kehidupan yang penuh dengan luka . Jatuh Bangun menjalani kehidupan rumah tangga, dengan Zain sang suami yang sangat berbeda dengan dirinya. Mampukah Alya untuk berdiri tegak di dalam pernikahan yang rumit dan penuh luka itu? Atau apakah ia bisa membuat Zain jatuh hati padanya?

Penasaran dengan cerita nya yuk langsung aja kita baca....

yuk ramaikan....

Update setiap hari....

Sebelum lanjut membaca jangan lupa follow, subscribe, like, gife, vote and komen ya...

Buat yang sudah baca lanjut terus , jangan nunggu tamat dulu baru lanjut. Dan buat yang belum ayo buruan segera merapat dan langsung aja ke cerita nya, bacanya yang beruntun ya, jangan loncat atau skip bab....

Selamat membaca....

Semoga suka dengan cerita nya....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak Ainun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32

Zain mendadak speechless mendengarnya, posisi yang bagaimana yang sedang gadis ini ucapkan? Telapak tangan Zain, menyentuh bahu Alya dengan gerakan perlahan.

"Setidaknya bangunlah dahulu, kita bicara," tutur Zain terdengar berat.

Alya melepaskan tangan sang suami yang menyentuh bahunya, bangkit dari ekspresi aneh. Benar saja, wanita bisa menahan perasaan cinta yang menggebu-gebu untuk tidak terlihat. Namun, sulit untuk menahan perasaan cemburu yang membuncah di dalam hatinya.

"Katakan! Apa yang salah?"

"Tidak ada."

"Apanya yang tidak ada, Alya?"

"Masalah," sahut Alya terdengar sedikit ketus. Padahal gadis satu ini sudah berusaha agar tidak terdengar kesal.

"Ini dia, kalau gak ada masalah. Sudah pasti sebaliknya. Katakan, ada apa?"

"Tidak ada, Mas," jawab Alya melembutkan nada suaranya.

"Aku hanya tidak ingin terbiasa merebahkan tubuhku di atas ranjang itu. Cepat atau lambat, pemilik aslinya akan datang," lanjut Alya masih berusaha keras untuk mengontrol intonasi nada suara dan ekspresi wajah.

Kerutan di alis mata tebal Zain terlihat jelas, pemilik yang mana yang Alya tengah bicarakan. Zain sungguh bukan paranormal, yang tahu apa yang ada di otak dan di hati gadis manis satu ini.

"Tolong jelaskan, aku tidak paham apa maksudnya," desak Zain.

Alya menunduk.

"Hari ini, aku melihat Mas dan mantan kekasih Mas berpelukan di restoran. Tidak akan ada baiknya sebuah hubungan jika terus dibiarkan seperti ini, Mas. Mas masih sangat mencintainya, maka lepaskanlah aku. Aku akan berbicara dengan Pak Adam. Mengatakan kalau ada yang salah dengan rahimku. Nikahi lah dia, Mas. Jangan melakukan dosa, dengan cara seperti itu."

Kedua mata Zain terbelalak mendengarnya, Alya melihat dirinya dipeluk oleh Mira? Ia mendesah kasar.

"Alya! Kau salah paham," tukas Zain terdengar tercekat kala air mata Alya berderai.

Alya membuang muka, ia sudah kalah. Sungguh! Ia tidak kunjung bisa membuat sang suami mencintai dirinya. Sungguh celakanya sebuah rumah tangga, di saat salah satu di antara pasangan mencintai orang lain.

"Alya! Lihat aku," titah suara bariton itu pada sang istri.

Alya secara perlahan menoleh ke arah Zain, menatap lekat kedua manik mata tajam sang suami. Kedua matanya masih basah, buram.

Ibu jari Zain bergerak mengusap perlahan kedua sisi pipi gadis manis satu ini, dengan gerakan perlahan. Alya diam, tidak mengeluarkan suara apapun. Menahan dirinya untuk menangis terisak-isak, Alya pun ingin dicintai oleh pemuda yang sudah menjadikan Alya Putri sebagai istri.

Ingin diperlakukan hangat sebagaimana seorang suami terhadap istrinya, ingin pula diperlukan dengan lembut oleh sosok seperti, Zain. Dan ingin pula ditatap dengan penuh cinta oleh lelaki satu ini, dan Alya tidak mendapatkan itu semuanya dari sang suami.

Pria yang menikahinya karena harta, tentu saja akan berakhir setelah ini. Kala tujuan pernikahan bukanlah untuk beribadah, melainkan karena harta. Walaupun Alya sudah tahu, akan tetapi dirinya ingin merasakan itu semuanya.

"Maafkan aku," tutur Zain lembut.

"Aku mungkin belum bisa mencintaimu, karena hatiku masih abu-abu. Meskipun demikian, aku tidak pernah berselingkuh di belakangmu."

Alya membuang muka, kala pandang matanya nampak jelas wajah sang suami. Zain kembali bergerak mengusap perlahan air mata, Alya.

"Tapi," gumam Alya pecah. Gadis ini menahan napas, menjeda untuk beberapa saat. Guna mengembuskan napasnya perlahan.

"Aku tidak membagi suamiku dengan siapapun, Mas mungkin tidak sedang berselingkuh di belakangku. Tetapi hati Mas, menduakanku. Atau mungkin saja di sana, tidak pernah ada aku. Karena sedari awal Mas tidak pernah berminat untuk menikahiku."

Tangan Zain turun ke bawah, menarik tangan Alya. Sebelum menggenggamnya dengan erat, menunggu sampai gadis ini selesai dengan air matanya. Selesai dengan setiap rasa lelah, amarah, dan kesedihannya.

Zain tidak akan bisa berbicara dengan perempuan yang sedang tidak memakai logika, karena perempuan yang sedang berbicara dengan hati. Mereka cenderung emosional, dan sulit untuk menemukan titik terang dan penyelesaian masalah.

Beberapa menit mereka habiskan dalam diam, dan sang istri perlahan-lahan mulai berhenti menangis. Terdengar beberapa kali menarik dan membuang napas, sesak. Zain memperhatikan, punggung tangannya bergerak mengusap air mata di pipi Alya.

"Sudah menangisnya?" tanya Zain terdengar pelan.

Kepala Alya mengangguk perlahan, dan berkata, "Iya, sudah."

"Boleh kita bicara lagi?"

Alya kembali mengangguk, menandakan kalau mereka bisa kembali berbicara. Zain mendesah lega, ia meminta Alya menghadap ke arahnya. Gadis itu sontak saja membalikkan tubuhnya untuk berhadapan dengan sang suami, lelaki itu mengulum senyum.

Ternyata ada sisi seperti ini juga di diri Alya, gadis ini begitu tegar. Bahkan kalau boleh jujur Zain berpikir kalau Alya adalah salah satu gadis yang tangguh di mata Zain. Memiliki pendirian yang kuat, dan sulit untuk diterka. Nyatanya gadis ini ternyata bisa juga seperti ini, terlihat seperti wanita pada umumnya.

"Kau mau aku seperti apa?" tanya Zain terdengar serak.

Alya mau Zain seperti, apa? Mendapatkan pertanyaan seperti itu. Membuat Alya pun mendadak bingung dibuatnya, ingin dalam hal seperti apa yang sedang dipertanyakan oleh sang suami padanya?

"Apanya?"

"Kita belum bisa berpisah, ini satu hal yang sudah pasti. Dan aku tidak akan pernah berselingkuh dengan perempuan manapun, termasuk Mira," jelas Zain dengan ekspresi wajah serius.

1
Annisa Rahman
Mari mari yuk mampir kesini ditinggu kedatangannya
bolu
selama baca dari chapter 1-22 jalan ceritanya sangat bagus dan fresh, tolong secepatnya update chapter ya kak ✨🌼
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!