Naya menjadi wisudawan terbaik di hari itu. Tapi siapa sangka, ternyata Papanya sudah menikahkan Dia dengan anak temannya sendiri secara diam-diam tanpa sepengetahuan Naya.
Lantas apakah Naya akan terpaksa melanjutkan rumah tangga barunya atau lari dari kenyataan?
Simak terus updatenya di TERJEBAK PERNIKAHAN RAHASIA DI HARI WISUDA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khof, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 08 Kepo Sama Naya
Tok... Tok... Tok... pintu kamar mereka di ketuk. Membuat Naya lagi-lagi terbirit-birit ke tempat persembunyian. Kali ini Dia tidak lagi bersembunyi di balik tirai. Naya langsung lari ke kamar mandi kemudian menguncinya dari dalam.
“Eh Mama... ”.
“Kamu belum berangkat ternyata? ”.
“Belum Ma ini masih siap-siap”. Alfath sedikit gugup karena memang kenyataan hari ini Dia tidak ingin pergi kemana-mana.
“Mama mau pergi ketemu temen Mama. Mau minta bantuan juga buat cari Naya. Tapi pak Komar istrinya hari ini sakit. Kalau sekalian Mama bareng Kamu aja gimana. Papamu udah berangkat tadi soalnya”.
“Oh_, Iya Ma. Aku siap-siap dulu lima belas menit lagi ya Ma”.
“Baiklah Mama tunggu di bawah”.
“Iya Ma”.
Mama Sindi menuju ke lantai satu. Tapi beberapa menit kemudian_
“Fat, Mama kemarin lupa belum bilang Kamu sepertinya bathup kamar mandi ini belum di bersihin sama Mbok Jah. Mama mau cek dulu deh_”.
“Eh Ma tunggu. Tadi pagi udah Aku bersihin Ma. Jadi Mama nggak perlu cek lagi. Aku pastiin kalau udah kinclong”. Alfath mencegah Mama Sindi agar tidak masuk ke kamar mandi. Tapi Mamanya masih tetap ingin memastikan.
“Beneran Kamu Fat? ”. Alfath jadi ikutan dag dig dug ser saat Mama Sindi sudah berjarak beberapa langkah saja dari kamar mandi. “Bakal mampus tuh Dia kalau sampai Mamanya tau”. Batinnya.
“Iya Ma. Jadi Mama nggak perlu repot-repot mengecek lagi Ma. Karena Kita sekarang juga harus buru-buru. Waktu Kita nggak banyak Ma”.
“Ah ya udah deh bener Kamu Fat. Mama tunggu di bawah aja kalau gitu. Mama pengen cepet-cepet menemukan Naya”. Raut muka Mama Sindi yang cemas membuat Alfath sebenarnya tidak tega membohongi beliau. Tapi ada suatu alasan yang membuat Dia bertindak seperti itu.
Sepuluh menit kemudian Alfath turun dengan pakaian yang sudah rapi. Siap untuk mengantarkan Mama mertuanya menuju ke tempat yang di inginkan.
Sepanjang perjalanan Alfath lebih banyak tanya kepada Mama Sindi mengenai Naya. Karena Dia rasa sedikit demi sedikit harus mengenal Naya yang lebih jauh. Bagaimanapun Mereka sudah memiliki status suami istri meskipun belum saling bisa menerima.
“Emang Naya itu bakatnya dimana sih Ma? ”.
“Dia itu tidak begitu suka dengan keramaian. Anaknya sih introvert. Lebih suka sendiri. Karena katanya kalau sendiri itu justru malah bisa berpikir lebih banyak, lebih jernih. Terus itu sangat tertarik dengan dunia gelap. Seperti shadow economy kemudian dunia hacker, pokoknya Dia itu penasaran banget dengan dunia seperti itu. Dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk belajar hal baru”. Jelas Mama Sindi panjang lebar. Alfath pun tidak menduga jika yang di sukai Naya ternyata sama dengan yang membuat Dia penasaran hingga saat ini, shadow economy atau perekonomian gelap.
“Wih_, keren juga ya seleranya Naya”. Dia manggut-manggut. Berlagak seperti paham betul tentang Naya.
“Oh iya Mama belum pernah bilang Kamu ya. Tolong Kamu ingetin Naya terus soal makan. Soalnya Dia paling bandel kalau di suruh makan. Sukanya nyemil aja. Sampai Dia sekarang punya penyakit asam lambung. Kalau udah kambuh bikin Mama stres sendiri tuh anak”.
“Tapi meskipun sulit makan, kalau Dia lapar paling nggak bisa nahan tuh anak. Makanya Dia nyemil terus itu Fat. Soalnya kalau nggak gitu Dia bisa-bisa pinsan”. Alfath hanya mengangguk khidmat. Membenarkan kaca mata hitamnya yang melorot, kemudian kembali fokus menyetir.