Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 14. Teman Kecil.
Nando turun dari motor Mona setelah mereka baru saja sampai rumah. Begitu juga Novia yang memarkiran motornya di depan rumah Mona.
Arip tak berhenti berkata-kata selain bengong melihat Mona dengan Nando tetanggaan.
"Kok bisa kalian tetanggaan gini?" Kata Arip.
Perkataan itu dicuekin oleh Nando, Mona lah yang menjawab berupa sindiran halus "Saya mau pindah rasanya dari tempat ini" Keluhnya
"Lah bukan nya kamu senang, dapat tetangga cowok cool" Kata Arip.
Mona bergidik merinding "Idih, malah kebalikan nya, Iyuh"
"HAHAHA" Kata Arip tertawa terbahak, disana Nando yang dari tadi menguping obrolan mereka akhirnya bersuara.
"Bacot kalian" Kata Nando dengan tatapan dingin, lalu dia membuka pintu rumah, dan berteriak panggil asisten rumah tangga nya.
"Anjir kaya bocah teriak-teriak" Kata Mona menggerutu.
"Mon, ayolah masuk, gue mau ambil bajunya, malah ngobrol" Protes Novia dari arah pintu. Jenuh kali dia menunggu mereka selesai bicara.
"Eh iya maaf" Kata Mona, dia langsung membuka pintu rumah "Rip lu juga masuk dulu ayo" Ajaknya. Arip pun terpaksa ikut masuk.
"Kalian duduk dulu... tunggu ya saya mau ambil baju Novi dulu dikamar" Kata Mona
"Siap Mona" Kata Novia.
Tak lama saat Mona sudah berada di kamar, Mona tiba-tiba berteriak karena melihat perut roti sobek nya Nando.
Novia yang asik mengobrol bersama Arif, mereka langsung pergi ke sumber suara.
"Ada apa Mon" Kata Novia panik.
Arif pun sama tak kalah paniknya "Eh ada apa?" Katanya. Mona menunjuk kamar Nando yang sudah ditutup hordeng.
"Apaan? Itu kamar siapa emangnya?" Arif celingukan cek kondisi arah kamar Nando.
"Kami kenapa sih? Abis lihat hantu Mon?" Timpal Novia.
"Enggak, saya barusan habis liat Nando telanjang, dia habis mandi kayak nya" Kata Mona sambil bergidik merinding.
"Hah" Kata Novia mematung sambil menutup rahang pakai telapak tangan.
Arif terkekeh kecil. "Bisa-bisa nya si bangke dapat tetangga kaya gini, enak kali kayak nya bisa di intip tiap hari" Katanya dalam hati.
"Nov, ayo pulang gak enak sudah malam" Ajak Arip kepada Novia. Novia merespon, dan saat itu juga dia langsung mengambil baju dan berpamitan kepada Mona.
**
Situasi pun sudah sepi, kali ini Mona sudah dalam keadaan tenang sehabis syok barusan. Dia bersantai sambil membaca novel bergenre teenlite kesayangan nya di ponsel.
Dia juga sambil memakan cemilan sampai habisnya. Merasa kurang puas, dia ingin kembali mengambil cemilan itu di lemari es, pas buka lemari es, sudah tidak ada barang nya.
"Kok bisa-bisanya habis" Kata Mona, dia langsung mengambil jaket dan kunci motor untuk ke Alfamart.
Pintu rumah sudah dikunci, diatas sana kebetulan ada Nando yang sedang bersantai di balkon, dia menunduk melihat perawakan gadis itu, lalu bangkit dan berteriak kecil.
"Mau kemana?" Katanya.
Mona mendongak keatas, lalu menjawab perkataan Nando "Alfa" jawabnya jutek.
"Wait" Cegah Nando, dia langsung masuk ke dalam untuk menghampiri Mona sambil berlari kecil.
"Den awas jatuh" Mbok Ika menasehati.
Nando gak peduli dia terus berlari dan menyentuh gagang pintu, lalu membuka nya.
"Nitip rokok" Kata Nando sambil mengeluarkan uang lima puluh ribuan.
Mona mengerut kening "Gak sayang sama paru-paru apa rokok terus, bad boy banget sih?" Katanya.
"Enggak" Kata Nando dengan lempeng nya.
"Anjir ni orang ibunya ngidam apa dah, mana sini" Kata Mona mulai sebal. Setelah uang itu diambil mona, Nando balik badan masuk ke dalam rumahnya, tanpa mengucapkan rasa terima kasih kepada Mona.
"Sumpah demi apa sih manusia satu itu" Kata Mona tak berhenti nya dia berkacak pinggang.
**
17 menit kemudian, Mona sudah sampai dengan urusan belanjanya, kali ini dia sedang mengetuk pintu rumah nya Nando.
Dari dalam Mbok Ika membuka pintu rumah untuk Mona "Maaf ganggu Bu, Nando nya ada Bu?" Kata Mona dengan sopan.
"Oh ada Den Ando lagi baca buku di kamarnya non, sebentar saya panggilkan dulu ya, masuk dulu non" Kata Mbok Ika dengan sopan.
Mona mengangguk kepala sekali memberi gestur sopan kepada mbok Ika. "Punten ya Bu" Katanya.
Mona duduk dengan tenang, sambil nunggu Nando turun, dia terus melihat isi rumah Nando yang terbilang sama luas dan megahnya dengan rumah Mona.
Mona bangkit dari tempat duduk, karena melihat foto Nando kecil bersama wanita saat dia masih duduk di bangku sekolah dasar. Mona tidak sadar kalau wanita itu adalah Nurul, Nurul adalah teman masa kecil Nando yang sekarang masih bersamanya.
Setelah melihat itu Mona langsung bergeser ke foto Nando saat masih SMP, dia berpose sambil memegang piala kejuaraan boxing junior antar kota. dan disampingnya juga saat Nando kelas satu SMA.
Nando banyak menjuarai turnamen boxing antar kota bahkan provisi. Mona sampai tertegun, bahkan dia senyum-senyum sendiri.
Namun dia menggeleng kepala cepat-cepat "Jangan sampai saya suka dengan Nando anjir" Gumam nya, dan itu di dengar oleh Nando.
"Sopan kah seorang tamu pegang-pegang foto tanpa izin?" Kata Nando dengan nada dingin.
Mona membelalak, lalu menaruh figura itu ke tempat semula "Hehehe maaf" Kata Mona, lalu dia menghampiri Nando.
"Ini pesanan kamu" Kata Mona sambil memberi kantung belanjaan.
Nando enggan mengambil, karena di dalamnya masih ada bungkus go potato kepunyaan Mona, "mungkin?" benak Nando.
"Ada apa kok gak mau ngambil?" Kata Mona.
"Singkirin dulu tuh barang kamu" Kata Nando dengan nada dingin.
"Ini dari gue buat lu" Kata Mona, dia juga memberikan uang kembalian yang tidak kurang dari harga rokok.
Setelah dihitung, Nando meraih bungkus itu, dia kembali ke kamar nya untuk melanjutkan membaca buku.