NovelToon NovelToon
"Berbagi Cinta" 1 Hati 2 Aisyah

"Berbagi Cinta" 1 Hati 2 Aisyah

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Tamat / Perjodohan
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: wheena the pooh

Ketika seorang perempuan tidak ingin mempermainkan sebuah pernikahan yang baru seumur jagung, Humairah rela berbagi suami demi mempertahankan seorang pria yang ia cintai agar tetap berada dalam mahligai yang sama.

Aisyah Humairah menerima perjodohan demi balas budi pada orangtua angkatnya, namun siapa sangka pria yang mampu membuatnya jatuh cinta dalam waktu singkat itu ternyata tidaklah seperti dalam bayangannya.

Alif Zayyan Pratama, menerima Humairah sebagai istri pertamanya demi orangtua meski tidak cinta, obsesi terhadap kekasihnya tidak bisa dihilangkan begitu saja hingga ia memberanikan diri mengambil keputusan untuk menikahi Siti Aisyah sebagai istri keduanya.

Akankah Alif adil pada dua
Aisyahnya? atau mungkin diantara dua Aisyah, siapa yang tidak bisa bertahan dalam hubungan segitiga itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wheena the pooh, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 8

Seharusnya aku cerminkan diriku ...

Sebelum tirai hati aku buka ...

Untuk mencintaimu ...

Lagi lirik lagu itu kembali mengalun untuk yang terakhir kalinya sebelum satu dari mereka berkeliling membawakan sebuah kardus tempat uang yang didapatkan dari pemberian para penikmat lagu dan penampilan mereka.

Humairah segera mengelap airmatanya yang tersisa, dengan beberapa uang sisa dari membeli jajanannya ia masukkan semua ke dalam kardus yang sudah sampai di tampatnya duduk saat ini, hingga salah satu pengamen itu tampak sangat berterimakasih pada Humairah.

Ia menerbitkan senyum tipis setelah menyadari bahwa semua jajanan kecil yang ia beli tadi telah habis ia makan sendiri hanya tersisa es thai tea boba rasa original yang hanya separuh ia minum, Humairah mereguk minuman itu lagi sebelum memutuskan untuk kembali ke hotel ia menginap setelah menyandangkan kembali tas selempang kecil tempatnya menaruh uang dan ponselnya.

Berjalan kaki seorang diri, Humairah tampak memeluk dirinya sendiri oleh dinginnya udara malam mulai terasa menusuk hingga ke tulang karena waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.

Humairah tersenyum getir saat melihat ada banyak tamu yang baru keluar dari hotel yang ia yakini mereka adalah tamu undangan pernikahan suaminya dan Aisyah.

Melangkah tanpa peduli apapun, Humairah akhirnya bisa merebahkan tubuhnya yang terasa lelah di ranjang empuk salah satu kamar Vip hotel berbintang lima itu.

Lama ia menatap langit-langit kamar yang hanya diterangi cahaya yang temaram dengan posisi yang telentang, pikirannya menerawang jauh akan nasib pernikahannya ke depan.

"Semoga mas Alif bisa menepati janjinya untuk adil pada kami berdua," gumam Humairah meneteskan lagi airmatanya.

Hingga tanpa disadari Humairah terlelap dengan sendirinya untuk berlayar di pulau penuh mimpi. Semoga Humairah mimpi indah malam ini.

Keesokan harinya, Humairah tengah bersiap-siap untuk pulang. Tugas magang telah menantinya untuk diselesaikan sebelum seminar di hadapan para dosennya di kampus esok senin.

Karena terlalu banyak menangis hingga pagi ini Humairah terkena flu, kepalanya terasa berat, mata berair dan hidung yang memerah, sungguh bukan kondisi yang diinginkan semua orang.

Sebuah koper kecil tempat pakaiannya telah siap ia tarik untuk meninggalkan hotel, ia tidak ingin mengganggu pengantin baru hingga ia tidak memberitahu suaminya jika akan pulang pagi ini.

"Humairah"

Terdengar suara lelaki yang amat ia kenal, suara berat nan maskulin itu milik suaminya, Humairah terkejut mendapati Alif datang ke kamarnya saat ini, namun tidak sendiri.

"Mas Alif, oh nona Aisyah"

"Jangan panggil aku nona, aku bukan majikanmu. Karena umurku lebih tua darimu tentu kau harus memanggilku kakak," jawab Aisyah menatap Humairah penuh arti, tangannya tidak melepas lengan Alif yang ia dekap erat.

"Baiklah, kak Aisyah."

Jawab Humairah pelan, lalu ia menoleh lagi pada suaminya.

"Kau mau pulang sepagi ini?" tanya Alif setelah melihat koper yang telah siap di tangan istri pertamanya itu.

Humairah mengangguk perlahan, "Iya, aku ada banyak tugas mas, besok akan seminar di kampus."

"Humairah apa kau sedang flu?"

"Oh iya, mungkin karena ac kamar ini terlalu dingin. Aku mendadak meriang dan flu pagi ini."

"Hanya flu biasa kau bisa meminum obat dan beristirahat saja, kami kemari ingin pamit denganmu kami akan langsung berangkat ke Italia dengan penerbangan siang ini," tukas Aisyah menatap Humairah dengan wajah yang tegak tanpa basa basi.

"Maksudku kami akan berbulan madu," sambung Alif lagi.

Humairah ternganga kecil lalu mengangguk-anggukkan kepalanya, "Begitukah, oh aku mengerti... Aku doakan perjalanan kalian lancar."

Jawab Humairah canggung, ia tidak bisa berkata-kata saat ini ketika mendengar kata negara dari pebalap dunia kelas motogp yang bergelar the doctor itu, Italia. Alangkah kecilnya hati Humairah saat mendengarnya, jangankan untuk bulan madu di Italia didalam negeri saja tidak ada basa basi dari Alif, pernikahannya saja tidak dirayakan hingga publik tidak tahu bahwa ia adalah istri pertama dari seorang Alif Zayyan Pratama.

"Italia, iya tentu saja negara yang banyak menjadi destinasi para pengantin baru untuk tujuan bulan madu, aku senang mendengarnya mas. Bukankah GP seri Italia minggu depan digelar?"

Iya, Alif salah satu pengikut olahraga sirkuit yang memicu adrenalin itu hanya dengan menonton dari televisi saja, lantas bagaimana jika menyaksikan duel sengit yang sering terjadi antara Vale Yellow yang notabennya idola Alif dengan si baby alien Marc Marquez dengan jarak dekat bergabung dengan para penggemar lain dari seluruh negara yang tentu punya uang untuk bisa masuk ke sana.

Alif tersenyum mengangguk, "Iya, nonton motoGp salah satu agenda bulan madu kami."

Jawab Aisyah lagi. Humairah manggut-manggut saja mendengar madunya lebih mendominasi obrolan mereka.

"Baiklah, kami hanya ingin mengatakan itu saja. Pulanglah dan minum obat flu agar kau lebih baik," ujar Aisyah lagi mendahului Alif yang baru saja ingin mengeluarkan kata-kata.

"Iya, untuk kalian aku hanya bisa mengucapkan selamat atas pernikahan ini. Semoga perjalanan aman dan selamat sampai tujuan dengan baik, aku mendoakan kalian," ucap Humairah tulus.

"Terimakasih Humairah, ayo ku antarkan kau ke bawah," tawar Alif merasa canggung sendiri.

"Baiklah, ayo kita antarkan Humairah sampai naik taksi," kembali Aisyah menyambung.

Humairah mengangguk saja, ia menjadi malas terlalu lama bertemu dua orang yang sangat ingin ia hindari saat ini.

Mereka berjalan bertiga, Aisyah tidak melepas suaminya barang sebentar, ia terus mengenggam lengan Alif dengan sikap posesif. Sedang Humairah berjalan mencoba untuk tidak peduli namun hatinya bergetar saat tangan Alif yang lain meraih jemarinya untuk digenggam.

Alif tersenyum saat Humairah menatapnya. Sungguh ingin jatuh airmata yang Humairah tahan sejak tadi, sampai pada Humairah melambaikan tangan pada pasangan pengantin baru itu sebelum menaikkan kaca pintu taksi yang ia tumpangi.

******

Setelah terakhir bertemu di hotel, Humairah tidak lagi mendapat kabar dari suaminya bahkan sudah empat hari keberangkatan Alif dan Aisyah berbulan madu.

Hanya melihat dari beberapa unggahan momen indah bulan madu yang Humairah lihat dari sosial media Aisyah sang madu yang berprofesi sebagai dokter itu, mereka memang saling mengikuti di laman instagram hingga Humairah bisa melihat semua momen yang ditangkap kamera Aisyah bersama suaminya.

Kembali lelah dalam perenungannya, Humairah memilih tidak peduli pada apa yang sedang Alif dan madunya lakukan saat ini. Ia menyibukkan diri dengan urusan kuliah dan magangnya yang cukup menyita waktu dan tenaganya terlebih lagi ia mulai bimbingan skripsi dan akan mulai penelitian bulan depan.

Di kantor.

Lola memeluk Humairah sambil menangis cengeng.

"Lola? Hei kenapa kau menangis? Ada apa ini apa kau bertengkar dengan Aji?" tanya Humairah heran.

Lola menggeleng, "Aku tidak tahu seperti apa perasaanmu Humairah, jangan menutupi apapun dariku, kau bisa bercerita padaku. Bukankah kita sahabat?"

Humairah terdengar menghela napas.

"Lola apa maksudmu?"

Lola melepaskan pelukannya, menatap Humairah dengan mata memerah karena tangis.

"Jangan berbohong, semua sudah tahu beberapa hari lalu pak Alif menikah dengan perempuan lain, aku sudah sedih mengira kau begitu jahat tidak mengundangku ke pesta resepsi kalian, ternyata aku salah, wanita itu bukan sahabatku ini"

Humairah mengangguk lesu, lalu ia kembali duduk di kursinya.

"Maaf aku tidak memberitahumu Lola, aku rasa ini bukanlah hal yang harus diumumkan pada semua orang"

Lola menatap Humairah heran setelah menarik sebuah kursi lain hingga ia dan sahabatnya itu duduk saling berhadapan.

"Kenapa ini bisa terjadi Humairah?"

"Seperti inilah rupanya takdirku Lola, aku sedang berusaha menerima dan berdamai dengan takdir pernikahanku, jangan tanya apapun aku sungguh berat untuk mengatakannya."

Lola menangis lagi, gadis itu memeluk sahabatnya lagi sambil terisak.

"Humairah," lirih Lola tidak bisa menyembunyikan suara paraunya yang terisak hingga ke dada.

"Berhentilah menangis, nanti kita kena tegur. Ayolah bantu aku mencari tempat les piano yang bagus, aku ingin mengikuti les piano untuk mengisi waktu luang sambil menyelesaikan menyiapkan penelitian"

"Kenapa les piano? Aku heran kau suka sekali main piano," cetus Lola sambil mengelap airmatanya.

"Aku begitu suntuk dan bosan, bermain piano membuat moodku membaik setidaknya bisa untuk penyemangat skripsi ku," jawab Humairah berbinar.

"Huh bilang saja kau ingin lari dari kenyataan atau kau ingin mengenang Rasya karena kalian dulu sering main piano bersama"

"Tidak juga, aku memang sudah lama berniat mengikuti les itu aku merasa ada kemampuan yang harus ku asah lagi, mana tahu aku bisa jadi pianis terkenal," canda Humairah.

"Kau pandai bermain piano, kau pandai merias wajah, kau temanku multitalenta, sekarang kau juga pandai menjadi istri yang menutupi suamimu menikah lagi"

"Ck.... kau terlalu jujur Lola sayang, ayolah beri aku rekomendasi rumah musik mana yang bagus diantara tiga ini?" tunjuk Humairah beberapa informasi dari layar ponselnya.

1
Ayu_Lestary
Aduhh, bisa²nya salah masuk toilet 🤦🏼‍♀️
Sri Puryani
calon pelakor dtg ...eng ieng ...
Sri Puryani
kenapa alif yg jujur pd arya kan sdh disrh jujur biar arya tahu klo humairah istrinya....oon bgt sih alif nyari penyakit
Yuna Ningsih
Mayang gak takut karma sama ibu kandungnya
Yuna Ningsih
ini orang jahat banget ya, perbuatan jahatmu akan balik lagi kepadamu
Yuna Ningsih
terimakasih Thor, membuat aisah Humairah bahagia, semoga cepat dikasih momongan
Yuna Ningsih
Iyah bener Thor harus ada imbalan sesuai dengan perbuatannya,bls Thor aku mendukungmu /Good/
Yuna Ningsih
dasar anak tak tau diri
Yuna Ningsih
dasar ci Mayang jahat,nanti bakal ada balasannya
Sri Puryani
kenapa alif gk nyoba mendekati sih....klo cinta hrs usaha dong...
Yuna Ningsih
mudah2an kesabaran Humairah berbuah manis
Yuna Ningsih
pasti akan menyesal bila Alip melepaskan Humaira,belum tentu Aisah sebaik Humaira
Yuna Ningsih
Alip kamu blm bisa adil sama istri tuamu
Sri Puryani
kenapa alif gk jelasin klo itu ulah aisyah sih....
Sri Puryani
gimana klo mayangnya kecelakaan aja trus meninggal? 🤭
Sri Puryani
untung ayah ihsan orang baik klo tdk hidup humaira bs sengsara
Sri Puryani
gk tau aja humaira klo si mayang bs jd mak lampir
Yuna Ningsih
Thor jangan bikin Humaira disakiti terus,aku jadi nyesek
Yuna Ningsih
/Sob//Sob//Sob/
Yuna Ningsih
adil dari mana alip
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!