“Jangan meremehkan seorang wanita, karena marahnya seorang wanita akan membawa kehancuran untukmu!”
~Alatha Senora Dominic~
🍁
Wanita yang kehadirannya tak diinginkan. Ia diabaikan, dikhianati bahkan hidupnya seolah tengah dipermainkan.
Satu persatu kenyataan terbuka seiring berjalanya waktu.
“Aku diam bukan berarti lemah! Berpuas dirilah kalian sebelum giliran aku yang membuat kalian diam.”
Kisah rumit keluarga dengan banyak konflik dan intrik yang mewarnai.
Simak kisah hidup seorang Alatha Senora Dominic di sini 💚
*
Mature Content.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mei-Yin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 24 Undangan makan malam
Atha kembali ke mansion dengan dua pengawal yang sibuk membawa beberapa paper bag dengan merek ternama.
Masih sama seperti sebelumnya. Jeremy masih menepatkan pengawal untuk mengawasinya.
Hah, lagi pula ia tak akan kabur. Jika memang berniat pergi ia tak akan kembali ke sangkar emas ini.
Semuanya telah berubah. Baik keadaan maupun posisinya.
Dulu ia sangat ingin meninggalkan tempat terkutuk yang selalu memberinya kesakitan, namun saat ini ia memiliki tujuan lain.
Bagaimana bisa ia pergi dan membuat orang-orang yang membencinya hidup bahagia. Bukankah setiap perbuatan selalu ada balasannya?!
Selama ini Atha diam, mengalah bahkan dengan bodohnya ia menuruti semua keinginan mereka alih-alih demi keluarga.
Namun saat ini itu tak akan terjadi lagi. Bukankah setiap kesabaran selalu ada batasnya.
Atha selalu berharap yang terbaik tapi semuanya tak pernah menjadi baik sampai saat ini.
Sudah cukup Atha menjadi bodoh dan lemah selama ini.
Kebodohan yang dilakukan semakin membuat dirinya semakin dibodohi oleh orang-orang di sekitarnya.
Masuk ke dalam kamar utama Atha langsung melempar high heels yang dipakai dan menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang.
“Lelah sekali...” keluhnya sambil merentangkan kedua tangan.
Tak lama Arsy masuk ke dalam kamar dan mulai membereskan paper bag yang ada si atas sofa.
🎵 I miss I bet you know 🎵
Suara deringan ponsel membuat Atha membuka mata dan meraih ponselnya. Ia mengerutkan kening melihat nama seseorang yang mengubungi.
‘Kak Serin.’ Nama itu yang terlihat di layar ponselnya yang menyala.
Atha menggeser layar ponselnya untuk menjawab panggilan tersebut.
“Halo!”
“Welcome back Adik.”
“Tidak perlu basa-basi Serin. Kita tidak sedekat itu.”
Deg!
Wanita yang ada di seberang panggilan tersebut terdiam mendengar jawaban Atha yang bahkan memanggil namanya tanpa embel-embel Kakak seperti biasa.
“Kenapa kau memanggil namaku saja. Itu tidak sopan Adik.”
Atha mendengus mendengar Serin yang seolah mendramatisir keadaan.
“Katakan apa maumu atau aku tutup telponnya!”
“Kenapa kau galak sekali Adik.”
Tak ingin mendengar ucapan Serin yang berputar-putar Atha langsung mematikan panggilan begitu saja.
Mungkin dulu jika Serin bersikap seperti seorang Kakak ia akan sangat senang sekali. Tapi setelah semuanya terbongkar, ucapan manis Serin bagaikan radio rusak yang tak penting.
🎵 I miss I bet you know 🎵
Ponsel Atha kembali berdering tanda panggilan masuk sekali lagi. Atha hanya meliriknya tanpa mau menjawab.
“Nona ponsel anda.” Arsy yang kebetulan mendengar mencoba mengingatkan sang Nona.
“Duduklah, aku akan bicara.”
Atha bangun dari ranjang dan melangkah ke arah sofa diikuti Arsy.
Atha menuangkan wine ke dalam gelas dan meminumnya dengan sekali teguk.
“Ada apa Nona?” tanya Arsy yang terlihat cemas.
Atha menatap Arsy dengan intens. “Kembalilah ke mansion Dominic!”
Deg!
Jantung pelayan pribadi Atha itu seakan melompat dari tempatnya.
Terkejut sekaligus syok mendengar permintaan sang Nona.
Apakah berarti ia di usir dari sisi Nona muda? Apa kesalahannya?
“A-pa saya melakukan kesalahan Nona?” tanyanya terbata dengan mata yang sudah berkaca-kaca.
Atha menggeleng pelan sebelum menjawab, “Tidak ada yang salah Ars. Aku ingin kau menjaga Opa di sana.”
“Lalu bagaimana dengan anda?”
“Aku bisa menjaga diri. Kau jaga Opa saja dan kabarkan apapun padaku.”
“Saya ingin bersama anda Nona.”
Atha tahu selama ini yang menemani adalah Arsy, mereka telah melewati banyak hal bersama.
Wanita itu sudah seperti Kakak baginya.
“Hanya sementara Ars.”
“Apa saya akan kembali di sisi anda suatu nanti?”
Atha mengangguk. “Ini hanya soal waktu.”
🎵 I miss I bet you know 🎵
Suara penggilan membuat Atha lama-lama kesal. Ia mengambil ponselnya dan langsung mengangkatnya.
“Berhenti menggangguku Serin! Aku muak mendengar omong kosong darimu!” bentak Atha membuat seseorang di sana sedikit menjauhkan ponselnya.
“Apa yang kau lakukan pada Serin hingga membuatnya sedih.”
Suara itu Atha mengenalinya. Ia melihat layar ponselnya sekali lagi untuk memastikan bahwa ia tak salah memaki seseorang.
‘Jeremy.’
“Oh, drama apa yang di katakan istrimu itu,” jawab Atha dengan santai. “Apa dia mengatakan bahwa aku tengah mengumpatnya? Sayang sekali, sejak kapan kau dengar aku pernah memaki seseorang J.”
“Tega sekali kau mengatakan itu padaku Atha. Hiks! Hiks!”
Atha mendengus mendengar suara Serin yang menimpali.
“Atlanta Senora Dominic!” Terdengar Jeremy memanggil nama lengkap Atha yang tandanya lelaki itu telah murka.
“Yes Jeremy, Iam here!” jawaban Atha seolah menantang.
“Sepertinya setelah kembali kau mulai menjadi pembangkang.”
“Oh seperti itu...”
Jawaban Atha bukan hanya memancing kemurkaan Jeremy. Ia seolah tengah memainkan emosi lelaki tersebut.
“Datanglah ke mansion Dominic. Opa merindukanmu.” Suara Serin kembali terdengar.
“Baik Kakak,” sahut Atha sinis langsung mematikan panggilan.
Atha menimbang apa yang akan terjadi nanti.
Jelas saja ini adalah malam panjang untuk mereka saat semuanya sudah berkumpul.
Entah drama apa lagi yang akan terjadi.
Sedangkan di tempat lain sepasang suami istri tengah menahan amarahnya sebab perilaku Atha yang aneh dan menjadi pembangkang.
Serin menyandarkan tubuhnya di bahu Jeremy.
“Kau lihat, dia mulai berani padaku Jeremy!”
“Tenanglah Sayang.”Sambil memeluk tubuh istrinya agar tenang.
“Kau harus membuat Atha patuh dan tak berani melawan. Jangan terlalu lunak padanya!”
“Aku mengerti.”
“Kau memang suamiku yang sangat aku cintai.”
“Aku juga sangat mencintaimu Serin.”
Keduanya melupakan keberadaan mereka saat ini. Jeremy mencium bibir Serin dengan kasar. Dengan tanpa perasaan Jeremy bahkan menggigit hingga Serin sedikit berontak.
“Apa yang kau lakukan Jeremy!”
Serin mendorong dada Jeremy dan memegang bibirnya yang sedikit berdarah.
Jeremy melupakan bahwa yang ada dihadapannya adalah Serin, bukan Atha.
Kemarahan yang dirasakan Jeremy membuatnya terbayang wajah Atlanta Senora Dominic.
Damn, apa yang kulakukan.
Dasar wanita sial.
🍁
Bersambung...
mantap Thor....