NovelToon NovelToon
CHANCE Memanfaatkan Waktu

CHANCE Memanfaatkan Waktu

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Reinkarnasi / Selingkuh / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:3k
Nilai: 5
Nama Author: choirunnisa

💕 Apa yang kamu lakukan jika di berikan kesempatan kedua untuk hidup? 💕



Tasya dan Alexander di berikan kesempatan kedua untuk kembali ke masa dimana mereka harus memperbaiki masa muda mereka dan segala kesalahan yang mereka lakukan.

Dapatkan mereka memperbaiki kesalahan-kesalahan yang mereka lakukan? Haruskan mereka mengorbankan seseorang yang mereka sayangi?



DISCLAIMER: Cerita ini murni karangan Pena dua jempol. Segala bentuk foto ilustrasi baik tokoh maupun property bukan milik pena dua jempol namun sudah mendapatkan izin untuk menggunakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon choirunnisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

12. Mereka siapa?

"Non ... Non Tasya! Non Tasya!"

Tubuh Tasya menggeliat kesana kemari. Namanya di panggil oleh Bibik kesayangannya.

Peluh Tasya membanjiri kening, wajahnya memerah padahal suhu kamarnya sangat dingin.

"BIK PARTI!" teriak Tasya.

Gadis itu terbangun sambil duduk.

Melihat Bik Parti terduduk di sampingnya. Dengan segera Tasya memeluk Bik Parti dengan erat sambil menangis terisak.

"Xander -- Xander udah membunuh Prince dan Princess, Bik!"

"Tenang Non ... Non mimpi buruk ya?"

Tasya mengendurkan pelukannya. Ia menatap sebelah kasurnya.

Kosong tidak ada siapapun. Ia kembali menatap Bik Parti.

"Bik ... Mana Prince? Mana Princess? Mereka selamat kan Bik?"

"Non Tasya kenapa? Siapa Prince dan Princess? Mereka siapa?"

"Hah ...."

Tasya terkejut dengan pertanyaan konyol Bik Parti.

"Mereka anak-anak aku, Bik!"

Kali ini Bik Parti terkekeh.

"Mana ada anak SMA punya anak. Sejak kapan Non Tasya melahirkan?"

Tasya menatap Bik Parti yang berwajah lebih muda dari terakhir yang ia lihat.

"Bisa di gorok tuan Antonius dan nyonya Maretha nanti kamu, Non kalau punya anak sekarang!"

Tasya menatap ke sekeliling. Ini kamarnya. Ini rumahnya yang berada di Grand Residence. Rumahnya yang dulu di sita Bank.

Seketika tubuh Tasya merinding. Ia segera berlari menuju wardrobenya. Menatap dirinya pada pantulan cermin.

'Muka aku kenapa kembali muda begini?'

Tasya membuka wardrobe nya.

"Ahhhh ... My Gucci, LV, Chanel, Burberry, Balenciaga, YSL, Tom Ford! Aku merindukan kalian!"

"Non Tasya kenapa Bik?" tanya salah satu maid yang hendak membereskan kamar Tasya.

"Nggak tau. Tadi nangis-nangis sekarang senang jingkrak-jingkrak. Udah ... Mending kamu siapkan seragam Nona Tasya!" perintah Bik Parti.

Berkali-kali Tasya mencubit pipinya dan tangannya.

'Ahhh sakit! Ini bukan mimpi?'

"Tapi ... Bagaimana bisa aku kembali ke masa lalu? Bagaimana dengan Prince dan Princess?"

Mengingat kedua buah hatinya membuat Tasya kembali menangis.

Shasa segera memasuki kamar mandinya. Di bawah shower masih terbalut piyama, Tasya menangisi kedua anaknya.

💕💕💕💕💕💕💕💕

Tasya menuruni tangga menuju ruang makan. Ia memutuskan untuk tidak sekolah hari ini. Ia ingin menghabiskan waktunya bersama kedua orang tuanya.

"Mami ... Papi...."

Antonius dan Maretha menatap putri semata wayangnya dengan bingung.

Tidak biasanya Tasya menyapa mereka dengan hangat seperti itu. Ditambah dengan senyum cerah bak sedang musim semi.

Biasanya Tasya turun dari kamar dengan wajah datarnya. Mengambil makanannya lalu makan dengan tenang.

Ketika Maretha atau Antonius bertanya pun biasanya Tasya hanya menjawab singkat.

Tasya akan berbicara banyak dan berekspresi lebih ketika bersama pengasuhnya, Bik Parti.

Namun, pagi ini ada yang berbeda dengan Tasya. Gadis itu nampak sangat ceria.

"Kamu bahagia sekali? Ada apa?" tanya Maretha bingung.

Cup

Cup

Tasya mencium kedua orang tuanya bergantian. Bahkan Tasya memeluk Maretha erat dan setelah itu memeluk Antonius yang seketika mematung.

"Ada yang kamu inginkan, Eleanor Tasya Sanjaya?" tanya Antonius ketika Tasya sudah mendaratkan bokongnya di bangku makan.

"Hemmm ... Bagaimana kalau malam ini kita makan di Debora resto, Pih ... Mih ... Sebelum restoran itu bangkrut!"

Maretha mengerutkan keningnya. "Bangkrut? Jangan bercanda kamu, Sya. Gak baik menyumpahi usaha orang bangkrut," tegur sang mami.

Tasya tersadar ucapannya berlebihan. Ia bisa mengetahui masa depan.

Seketika kepalanya sakit. Ingatan masa depannya sedikit tersamarkan.

"Maaf Mih ... Tasya bercanda. Maksud Tasya, Tasya pengen makan di sana sama Mami Papi!"

Antonius mengeluarkan Black cardnya kepada putri semata wayangnya itu.

"Kamu bisa makan sama teman-teman kamu, kan? Traktir mereka!"

Tasya menggeser pelan kartu sakti milik papinya membuat Antonius dan Maretha semakin di buat bingung.

"Tasya cuma mau makan malam bertiga sama kalian. Boleh ya?"

"Jangan Debora Resto, Sayang. Terlalu biasa saja. Di Hotel Izyaslavich mau? Atau di Two Season?"

Maretha memberikan opsi tempat mewah favorit mereka.

Tasya kembali menggeleng.

"Tasya mau makan lesehan, Mih ... Tasya mau cobain cah kangkung balacan, Patin bakar, gurame asam manis dan sate Marangginya. Boleh ya?"

Maretha menatap sang suami dan di angguki oleh lelaki itu.

"Iya Sayang. Malam ini kita makan di sana. Oh iya ... Kok kamu belum siap-siap ke sekolah?" tanya Maretha.

"Aku mau menghabiskan waktu hari ini bersama Mami dan Papi. Aku takut-- besok, lusa atau selamanya tidak bisa merasakan momen ini lagi."

Kalimat terakhir sengaja ia ucapkan dalam hatinya. Ia tidak ingin orang tuanya khawatir dengan perubahan-perubahan dirinya.

"Takut apa Sayang?"

"Takut pelajaran bahasa Mandarin, Mih!" Tasya tertawa kecil.

"Bagaimana kalau kamu les Bahasa? Papi dan Mami menemukan tutor yang bagus."

"Tasya males, Mih ... Pih ... pasti boring banget kalau harus belajar sendiri."

"Kamu nggak sendiri, Sayang. Alexander juga ikut belajar bareng kamu."

"Siapa? A-alexander? Alexander Melviano?"

"Iya Sayang."

Tasya mengepalkan kedua tangannya saat mendengar nama lelaki itu.

'Xander ... Gara-gara Lo gue berada di sini. Gara-gara Lo anak-anak gue meregang nyawa. Entah gue harus say thanks atau membenci Lo!'

"Sya ... Kok kamu melamun? Bagaimana? Apa kamu mau private les dengan Alexander?"

"Tasya boleh pikir-pikir dulu, Pih? Soalnya Tasya dan Xander nggak begitu dekat."

💕💕💕💕💕💕💕💕

Tasya benar-benar senang hari ini. bahkan berkali-kali ia mengabadikan momen makan malam itu bersama orang tuanya.

"Sya ... Sejak kapan kamu suka sambal terasi dan kangkung."

"Sejak Tasya jatuh miskin, Mih!"

"Hah ... Apa maksud kamu, Sayang?" tanya Maretha kaget.

Tasya sadar ucapannya salah. "Bercanda Mih ... Tasya suka karena Bik Parti dan bibik-bibik yang lain suka masak ini untuk makan siang mereka, Mih."

Antonius menatap putrinya kaget.

"Kamu makan makanan pembantu, Sayang?"

"Jangan begitu Papi. Emang ada bedanya makanan pembantu dengan makanan majikan?"

Tasya berucap dengan nada sedikit kesal. Hal itu semakin membuat orang tuanya bingung.

"Sejak kapan kamu peduli dengan mereka, Sya. Biasanya kamu--"

"Mulai sekarang kita harus lebih baik dengan orang yang berada di bawah kita, Pih ... Mih ... Terutama Bik Parti dan keluarganya."

"Memang kenapa dengan mereka, Sya?"

"Mereka banyak berjasa untuk keluarga kita. Terutama Bik Parti yang sudah mengurus Tasya dari Tasya bayi sampai Tasya -- sampai Tasya --"

Tiba-tiba saja air mata Tasya mengalir deras. Ia teringat kebaikan Bik Parti dan keluarganya.

Mereka yang berada di sisi Tasya saat Tasya dan anak-anaknya terpuruk. Hanya Bik Parti yang masih menganggapnya keluarga.

Justru keluarga orang tuanya malah tidak memperdulikannya saat itu. Mereka putus kontak dan tidak pernah mencari tau bagaimana keadaan Tasya setelah Sanjaya bangkrut.

Maretha memeluk Tasya. Antonius menatap putrinya terharu. Tasya kecilnya sekarang sudah dewasa. Batinnya.

"Kamu tenang saja, Sayang. Kami senang kalau kamu peduli dengan orang-orang di sekitarmu."

Tasya menguraikan pelukannya.

"Ka-kalo gitu ... Bawain Bik Parti dan keluarganya Ikan patin bakar ya, Mih!"

Maretha dan Antonius saling tatap dan tersenyum senang.

"Iya Sayang!"

TBC ....

1
Casillas Marko
🌹 untuk author agar semangat up
Casillas Marko
lanjut kak author
Casillas Marko
lanjut thor
Casillas Marko
Thor ... keren bangett sih selalu di kasih visual
Casillas Marko
keren ... banyak pesan moral di sini! rekomendasi banget buat pembaca
samara betric
gede bgt dong
samara betric
Thor.... please lah keren banget kalau udah berkaya. Shasa dan Adrian aja belum kelar bapernya udah di timpa sampa Alex dan tasya
Pena dua jempol: happy reading kak Sam ... selamat merasakan kebaperan /Sob/ tapi karya ku yang ini nggak akan buat kak Sam menyiapkan tissue
total 1 replies
samara betric
gak Alex ...... gak Tasya ....... ngakak kalau udah ngomong
samara betric
nangis bisa colab ya... alex ... Alex...
samara betric
khas orang kabupaten banget klw bercanda /Facepalm/ ngakak
anggita
terus berkarya tulis, semoga novelnya lancar👍👌
anggita: sama". fokus saja dulu ke novelmu. semoga makin banyak pembacanya yah🙏.
Pena dua jempol: terima kasih kak Anggita. sukses juga untuk novelnya. aku bakal sering mampir 🫰🏾
total 1 replies
anggita
like👍☝iklan.
anggita
nama anaknya Prince dan Princes 👏👌
anggita
bayinya nangis tuh👶
anggita
gambar visual tokoh"nya keren👍
samara betric
uugghhh mantap dapat salam tempel pasti
samara betric
pena dua jempol kalau buat cerita selalu bikin baperrrrr 💐❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️ cerita terthebezzz
Fa🍁
semangat!! kuy kuy cerita nya sangat menarik.
Pena dua jempol: terima kasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!