seorang wanita yang bernama Cici sudah menikah dengan seorang pria yang bernama Irwan. Cici merasa tidak bahagia dengan pernikahannya. cici bertemu dengan pria tampan dan baik yang bernama Alan. Alan memberi perhatian lebih kepada cici.Alan berharap Cici dan Irwan segera bercerai. Alan ingin membuat hidup cici lebih bahagia lagi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ussy kusumawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30: BERTEMU KELUARGA IRWAN
Cici yang sangat kelelahan,Cici sampai lupa waktu. Cici terbangun jam 6 sore. Ternyata Irwan sudah ada di ruang tamu menunggu Cici bangun tidur.
Jihan masuk ke kamar Cici hanya untuk menghidupkan lampu kamar Cici.
"Ji... Ji.....! Kenapa tidak bangunkan kakak sih Ji...." ucap Cici.
"kakak sangat lelap sekali tadi kak. Makanya aku tidak berani membangunkan kakak...! Bang Irwan sudah menunggu kakak dari tadi tuh. Buruan mandi,siap-siap untuk bertemu dengan calon mertua." jawab Jihan.
"rese amat ini bocah iiihh....! Bilang sama Irwan,kakak mandi dulu." ucap Cici.
"dandan yang cantik ya kakak ku sayang....! Hahahaha...." ledek Jihan.
Jihan keluar dari kamar Cici,untuk menyampaikan ke Irwan.
"Bang,tunggu sebentar ya! Kakak baru bangun. Sekarang kakak lagi mandi." ucap Jihan.
"Oke Ji...!" jawab Irwan.
"Bang...! Aku boleh bicara sama abang?" tanya Jihan.
"boleh dong! Apa tuh Ji?" jawab Irwan.
"Abang serius dengan hubungan abang dan kak Cici?" tanya Jihan.
"sangat serius Ji. Kenapa kamu tanya seperti itu?" jawab Irwan.
"Abang kan sudah tahu tentang Felly. Apa abang mau terima dan menyayangi Felly?" tanya Jihan.
"abang akan menyayangi Felly seperti anak abang sendiri Ji. Bulan depan kan Felly ulang tahun kan? Abang sudah mempersiapkan kado buat dia." jawab Irwan.
"alhamdulillah lah abang bisa terima kehadiran Felly...! Kado apa itu?" ucap Jihan.
"rahasia dong...!" jawab Irwan.
10 menit Jihan dan Irwan berbincang-bincang di ruang tamu,akhirnya Cici keluar dari kamarnya.
"sudah dari tadi kamu menunggu?" tanya Cici.
"tidak lama kok sayang...!" jawab Irwan.
"iya tidak lama kok kak. Cuma 1 jam lebih bang Irwan menunggu kakak." sambung Jihan.
"ya kamu yang salah Ji...! Kenapa tidak bangunkan kakak?" ucap Cici.
"nanti aku bangunkan kakak,salah juga lagi...! Hhhuuufftt.....! Heran aku sama kakak aku 1 ini." jawab Jihan.
"maaf ya sayang,kamu menunggu aku lama. Kita makan yuk. Aku lapar nih..! Ji,mana ponsel kakak?" ujar Cici.
"itu ponsel kakak sudah aku cas. Sudah aku kirim ke bang Fajri kak yang tadi." ujar Jihan.
"hhmmmm....! Bagus deh...! Apa kata Fajri?" tanya Cici.
"awalnya dia menolak sih kak. Keluarlah jurus andalan aku. Hahaha...." jawab Jihan.
"kakak pikir,dia terus menolak. Kalau dia tolak,biar kakak marahi dia. Ayo sayang...! Kita makan...! Bi... Siapkan makanan ya bi. Saya sudah lapar." ujar Cici.
Asisten rumah tangga Cici mempersiapkan makanan buat Cici.
"baik bu...! Akan saya siapkan segera. Ibu mau buat minuman apa?" tanya ART.
"minum susu dingin saja Bi. Lagi malas minum jus. Kamu mau minum apa sayang?" ucap Cici.
"air putih dingin saja sayang. Tadi aku sudah minum kopi. Tuh baru habis kopinya." jawab Irwan.
"baik bu,saya siapkan dulu ya bu." ujar ART.
Cici dan Irwan duduk di meja makan. Sedangkan Jihan pergi ke kamarnya.
"Ji,kamu tidak makan?" tanya Cici.
"aku sudah makan kak. Nanti malam saja aku makan. Aku mau mandi dulu." jawab Jihan.
"ya sudah...! Mandi sana." ucap Cici.
"Sayang,kamu cantik sekali sayang." puji Irwan.
"uuu....! Gombal...! Biasa aja deh! Kenapa kamu tidak bangunkan aku tadi? Jadinya kamu tunggu aku lama kan?" ucap Cici.
"tidak apa-apa aku menunggu kamu sayang. Yang penting kamu puaskan tidurnya. Kata Jihan,selesai dari kantor pengadilan,kamu langsung meeting. Kamu jangan sampai kelelahan sayang." ujar Irwan sambil pegang tangan Cici.
Tidak lama kemudian,4 orang ART Cici meletakkan makanan dan minuman di meja makan.
"kenapa harus berempat sih menaruh makanannya? Hahahah.... Yang makan saya dan Irwan saja Bi...! Si Jihan tidak makan." ucap Cici sambil bercanda kepada ART nya itu.
"maaf bu..! Saya pikir bu Jihan ikutan makan juga." jawab ART.
"kalian sudah makan apa belum?" tanya Cici.
"nanti saja kami makan Bu." jawab salah satu ART.
"eeehhh....! Kenapa harus nanti? Buruan ambil piring kalian,ayo kita makan bersama di sini." ucap Cici.
"nanti saja Bu. Kami makan di belakang saja." jawab ART yang bernama Inem.
"Bi,Bibi kan sudah cukup lama kerja disini ya. Sudah berapa kali saya bilang ke bibi,jangan ada yang sampai terlambat makan. Apa selama bibi kerja disini,pernah Bibi melihat saya membeda-bedakan orang? Tidak kan? Sekarang,ambilkan piring ya Ris,kita makan bersama disini. Cepatan Ris...! Saya sudah lapar." ujar Cici.
"baik Bu..!" jawab Riris.
Cici makan bersama Irman dan ART di meja makan. Selesai makan,Cici berpamitan kepada Jihan untuk pergi ke rumah Irwan.
"Ji,kakak pergi dulu ya Ji." ucap Cici.
"iya kak...! Hati-hati ya kak...! Bang,jaga kak Cici ya bang." jawab Jihan.
"pasti abang jagain kok Ji...! Abang pamit pulang dulu ya. Bye Ji...!" ujar Irwan.
"bye...!" jawab Jihan.
.
.
.
15 menit perjalanan dari rumah Cici ke rumah Irwan. Sesampainya mereka di rumah Irwan.
"assalamu'alaikum." serempak Cici dan Irwan.
"waalaikum salam..." jawab orang tua Irwan.
"Ma,Pa...! Kenalin ini yang namanya Cici. Ci,ini orang tua aku,ini adik-adik aku." ucap Irwan.
"pak..! Bu...! Cici..." ucap Cici sambil cium tangan kedua orang tua Irwan.
"oh... Iya! silahkan duduk Ci." jawab Mama Irwan.
"Tumben amat pulang kerjanya malam Wan." tanya Papa Irwan.
"tadi lagi banyak kerjaan Pa. Makanya pulang terlambat. Terus,antari Cici ke rumah dia dulu. Baru ke sini. Tunggu sebentar ya Ci,aku mandi dulu." ucap Irwan.
"iya...!" jawab Cici.
"emang Cici tinggal dimana?" tanya Papa Irwan.
"tinggal di jalan Melati pak." jawab Cici.
"dekat dong...! Mau minum apa Ci? Rival,buatkan minum tolong ya..." ucap Papa Irwan.
"tidak usah repot-repot pak... Bu...! Iya dekat pak. Tapi Ci aslinya orang Batu panas." jawab Cici.
"wah...! Lumayan jauh juga ya. Jadi kesini itu merantau?" tanya mama Irwan.
"iya merantau bu...!" jawab Cici sambil senyum-senyum.
"sudah berapa lama kenal sama Irwan?" tanya Papa Irwan.
"kenal sama Irwan pas kerja di cafe pak. Ci 1 kerjaan sama Irwan." jawab Cici.
"sudah lama juga ya...! Sekarang kerja dimana?" tanya Mama Irwan.
"1 kantor sama Irwan bu... Pak...!" jawab Cici.
Belum banyak orang yang mengenal Cici. Karena Cici tidak pernah tersorot media. Jadi keluarga Irwan tidak mengetahui siapa Cici sebenarnya.
Irwan juga tidak cerita ke keluarga bahwa Cici itu orang terkaya di kota itu.
Selesai Irwan mandi,Irwan duduk di samping Papanya.
"Ci,ini kenali juga adik-adik aku. Yang ini Rival,Randi,Ridho,Aldi dan Angga." ucap Irwan.
"hai...! Oh iya...! Lupa sama kue tadi kan." jawab Cici.
Cici mengambil kue yang di beli di toko kue miliknya di dalam mobil.
"nah ini ada kue...!" ujar Cici.
"Di,ambilkan pisau dan piring lah. Kita makan kuenya. Enak ini buatan Cici loh kuenya." ujar Irwan.
"ya bang...!" jawab Aldi.
kamu harus kuat.
gak sabar ikut undangan /Facepalm//Facepalm/
akhirnya Cici bisa nikah juga!/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
aku mau juga di beliin mainan!/Facepalm/
😀😀😀😀