Savira tidak sengaja bertemu dengan seorang pemuda. Dia menolongnya sampai membiarkan dia tinggal di rumahnya. Namun, seiring waktu berjalan, dia merasakan hal berbeda dengan pemuda ini. Hingga benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya.
Namun, mengetahui jika pemuda yang dia tolong ternyata bukanlah orang biasa. Dia adalah seorang pewaris utama dari Perusahaan besar tempatnya bekerja.
Bagaimana setelah ini? Savira hanya merasa dibohongi oleh pemuda itu. Apa dia akan memaafkannya? Atau mungkin segala rintangan akan membuat dia menyerah begitu saja?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Video Yang Tersebar
Dua minggu berlalu sejak menerima surat dari Shandy. Savira hanya menjalani kehidupannya seperti biasanya. Namun, terasa berbeda karena dia yang tidak melihat pria itu selama dua minggu ini. Perasaan rindu mulai membuatnya tidak nyaman. Savira ingin sekali bertemu dengan Shandy sekarang. Tapi dia tidak bisa karena tidak tahu juga dimana keberadaan orang tua Shandy itu.
Akhir pekan yang terasa sepi, biasanya Shandy akan mengajaknya untuk pergi ke sebuah Taman Hiburan atau tempat lainnya ketika di akhir pekan seperti ini. Tapi sekarang, sudah melewati dua akhir pekan, dan Savira tidak bersamanya.
"Ah gue beneran kangen lagi sama dia"
Savira hanya mampu berdiam tanpa bisa melakukan apapun saat mulai merindukan Shandy. Entah sampai kapan pria itu akan pulang. Belum ada kabar lagi darinya sampai saat ini.
Ting, ting, ting...
Suara notifikasi pesan yang tiba-tiba masuk ke dalam ponselnya. Begitu beruntun, sepertinya ini pesan yang masuk di grup obrolan. Awalnya Savira ingin mengabaikannya, karena sudah biasa grup obrolan teman-teman kerjanya ini selalu rame jika akhir pekan. Mungkin karena mereka tidak ada kerjaan, jadi hanya bermain ponsel saja.
Tapi lama-lama, Savira juga mulai bosan dengan diamnya. Akhirnya dia membuka ponsel dan membuka grup obrolan itu. Salah satu temannya mengirimkan sebuah video yang sepertinya di ambil dari sosial media.
Iseng, Savira membukanya dan dia melihat sebuah acara pertunangan yang terlihat cukup meriah dengan banyaknya orang-orang yang hadir. Namun, bukan itu yang menjadi pusat perhatian Savira. Pria yang berjalan ke depan untuk melakukan tukar cincin di video itu benar-benar tidak terlihat asing, meski baru punggungnya yang terlihat. Sampai pria itu berbalik, dan ponsel Savira hampir saja terjatuh dari tangannya.
"Shandy?"
Savira mulai membaca satu persatu pesan yang masuk di grup obrolan ini. Karena pastinya akan membahas tentang hal ini.
Wah gila, gue baru tahu lagi kalo ternyata dia adalah pewaris utama ARS. Cakep banget, Njir.
Sumpah, ganteng banget.
Si pewaris utama yang disembunyikan, dan sekarang terungkap ke media.
Ceweknya juga cantik, cocok si. Apalagi dia anak dari Asisten Pak Ketua. Udah paling cocok aja.
Semua pesan yang masuk, membuat Savira ingin tidak mempercayainya, tapi ternyata dia tidak mampu melakukannya. Semuanya sudah jelas, apalagi dengan rekaman video itu. Sebuah hal yang benar-benar membuatnya shock.
"Dia adalah cucu dari Pak Ketua? Dan selama ini dia hanya bohongin gue?"
Air mata sudah tak tertahankan lagi. Savira benar-benar tidak sanggup untuk menerima kenyataan ini. Kembali gagal mengenali seseorang yang dia cintai. Shandy yang ternyata pandai sekali berbohong padanya, bahkan menyembunyikan hal sebesar ini.
"Gue udah coba buat percaya sama lo, Shan. Tapi ternyata lo hancurkan kepercayaan gue ini"
Savira mengambil bantal sofa dan memeluknya dengan meredam isak tangisnya. Sungguh sangat menyakitkan mengetahui dia telah dibohongi sampai sebesar ini.
"Jahat, lo jahat sama gue, Shan"
Semua bayangan dari awal pertemuannya dengan Shandy langsung melintas dalam ingatan Savira. Belum lagi beberapa kejanggalan yang dia rasakan saat itu, namun dia mengabaikannya. Sekarang dia tahu, kenapa Shandy yang bisa berteman dengan pria seperti Gilang. Belum lagi pada awal pertemuan yang terlihat dia di kejar oleh beberapa orang berpakaian hitam. Mungkin itu adalah orang suruhan keluarganya untuk mendapatkannya.
"Ternyata selama ini gue yang terlalu bodoh sampai harus percaya sama lo, Shan. Hiks.. Gue nyesel kenal sama lo"
*
Gilang masuk ke dalam kamar Shandy dengan terburu-buru. Bahkan mengabaikan Tantenya yang berada di ruang tengah.
"Lang, mau ketemu Shandy?"
"Iya Tan" Berteriak sambil terus berjalan.
Shandy yang sedang berdiri di depan jendela kamar, cukup kaget melihat Gilang yang membuka pintu. Shandy baru saja bisa pulang kemarin sore, karena dia yang memaksa juga. Bukan karena keadaannya yang sudah membaik.
"Apaan si Lang, lo kayak panik gitu?"
"Ini gawat Shan!"
Shandy langsung berbalik dan menghampiri Gilang yang duduk di pinggir tempat tidur dengan mengotak-ngatik ponsel. Shandy berdiri di depannya.
"Apa yang gawat?"
Gilang memberikan ponselnya pada Shandy. "Lo lihat ini, entah siapa yang menyebarkan video ini. Tapi sekarang sedang rame dibicarakan di media sosial. Sebentar lagi pasti masuk ke berita utama di Televisi"
Shandy menatap rekaman video acara pertunangannya dengan Launa. Dia mengepalkan tangannya erat.
"Cari tahu siapa yang menyebarkan videonya. Kita harus langsung takedown video ini. Sial, bahkan sengaja tidak ditunjukkan tentang pertunangan yang gagal itu"
Video yang sengaja di potong tidak sampai pertukaran cincin. Karena hal itu memang tidak terjadi.
"Kita harus bicara sama Kakek"
Shandy mengangguk, akhirnya mereka keluar kamar dan ingin menemui Kakek. Dipastikan Kakek belum mengetahui tentang hal ini. Jika sudah tahu, dia akan langsung bertindak.
Menemui Kakek di ruang kerjanya bersama dengan Papanya Shandy. Mereka menunjukan rekaman video yang tersebar itu.
"Siapa yang berani melakukan ini?!"
Benar saja, Kakek sudah terlihat emosi dengan rekaman video yang tersebar. Dia sampai menggebrak meja.
"Ayo kita pergi sekarang, ini harus segera di selesaikan. Masalah dengan Ahsan saja belum selesai, sudah kembali muncul masalah baru"
Gilang dan Shandy saling melempar pandangan. Karena sebenarnya dia juga tidak tahu harus melakukan apa sekarang ini. Namun, melihat emosi Kakek ini, pastinya semuanya akan bisa terselesaikan.
"Mungkin ini juga ulah dari keluarga Paman Ahsan" ucap Shandy.
Kakek semakin terlihat marah, dia sudah merasa sangat dikhianati oleh orang yang begitu dia percaya selama bertahun-tahun ini. Tapi, ternyata dia malah menghancurkan kepercayaannya.
"Kalian tunggu saja disini, biar Papa sama Kakek yang urus" ucap Papa.
Setelah mereka pergi, Shandy menatap Gilang dengan lekat. "Bantu gue ketemu sama Savira hari ini. Dia pasti sudah melihatnya, dan pasti akan marah besar sama gue"
"Jangan gila Shan! Keadaan lo aja belum benar-benar sembuh. Lo gak boleh sampe sakit lagi"
Shandy menepuk bahu Gilang, mencoba untuk meyakinkan sepupunya ini. "Gue udah baik-baik aja. Makanya udah bisa pulang dari Rumah Sakit. Plis.. Lang, gue gak bisa diam aja sekarang. Gue harus ketemu sama Savira dan menjelaskan semuanya"
Gilang menghembuskan nafas kasar, menatap Shandy dengan ragu. "Yaudah, gue bakalan bantu. Tapi lo harus bisa mengendalikan diri. Jangan sampe harus masuk Rumah Sakit lagi"
"Iya, gue yakin gak bakal kenapa-napa"
Meski keadaannya juga belum benar-benar pulih. Namun, dia tidak bisa menunda lagi untuk bertemu Savira. Tidak ingin sampai gadis itu pergi begitu saja sebelum Shandy sempat menjelaskan semuanya.
Bersambung
Semangat Shandy 💪💪💪💪💪
lanjut ya kak tetap semangat
Berdamailah dg keadaan. Bantu Mena menerima garis Tuhan, bukan malah SPT itu
Ikhlaskan yg terjadi. bangun masa depan yg lebih baik tuk dirimu, keponakanmu bahkan mungkin juga tuk Kakak Iparmu. bisa jadi jodoh Mena dg Ganang hanya 1 th, jodohnya sampai justru bersama Langga. bukankah Mena kenal baik dg Erlangga pelanggan cateringnya ?