Yan Kai seorang pemuda sebatangkara sekarat karena menolong temannya saat pulang setelah membeli sebuah ponsel.
Disaat sedang koma dia dikirim ke dunia lain, menghapi pedang dan sihir dan musuh yang kuat untuk menyelesaikan misinya di dunia itu agar bisa menebus kehidupannya kembali.
Dengan wajah tampan dan kekuatan dia mendominasi dunia itu, dia mampu untuk meningkatkan kekuatan orang lain yang dia inginkan.
Lalu dia bertemu dengan seorang gadis yang tanpa dia sadari adalah seorang putri raja, mereka saling jatuh cinta namun hubungan mereka tidak direstui raja karena perbedaan status, dia direndahkan dan dipaksa meninggalkan putri, karena itulah dia bersumpah akan membuat semua raja bertekuk lutut di kakinya.
Ikuti petualangan Yan Kai di PENDEKAR PEDANG KABUT
by: Rendy_Tbr
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rendy_Tbr, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BUNGA JANTUNG PHOENIX
Seperti yang dikatakan guru Shi Mei kalau semua orang di medan perang kuno adalah musuh demi berebut harta.
"Melihat dari cara bicara orang ini, sepertinya dia hanya keroco" gumam Yan Kai
Pria tiga puluh tahunan itu langsung menyerang dan serangan itu ditahan Yan Kai dengan pedangnya lalu memberikan tendangan kuat hingga pria itu terpental dan terkapar.
"Tanpa mengukur kekuatanmu dengan lawan, kau malah langsung bersikap arogan" ujar Yan Kai
Yan Kai kemudian meninggalkan pria itu dan terus berjalan memasuki hutan semakin dalam.
"Meski di dalam hutan ini juga berbahaya, tapi udara disini sangat sejuk, berbeda jauh dengan padang pasir sialan itu" ujarnya
Ketika Yan Kai terus berjalan akhirnya sampai di sebuah lembah kecil yang terdapat gua di dinding tebing, lembah itu ditumbuhi beberapa jenis herbal dan ada satu tumbuhan yang terlihat mencolok seperti kuncup bunga berwarna merah.
"Tumbuhan apa ini? Meski aku tidak tau tapi akan rugi jika tidak diambil" gumam Yan Kai
Yan Kai segera memetik tumbuhan itu namun sebuah anak panah tertancap di depannya dan mencegahnya mengambil tumbuhan itu.
"Bunga jantung phoenix itu milikku" ujar seseorang
"Apakah tempat ini juga punyamu?" ucap Ya Kai
Sambil menodongkan panahnya pria itu terus berjalan mendekati bunga jantung phoenix lalu memegang tangkai bunga itu untuk memetiknya.
"Kau tidak pantas memiliki harta ini" ucap pria itu
Tanpa bergerak Ya Kai membiarkan pria itu mengambil bunga jantung phoenix. Begitu pria itu hendak mematahkan tangkai bunga itu tiba-tiba dia berteriak.
"Aaaaaahhkkk! Panaaaaaass!"
Kemudian tubuh pria itu memerah seperti terbakar dan tak lama kemudian tubuhnya berubah menjadi bara api lalu jadi abu.
"Pria itu menyelamatkan ku, kenapa pria itu tau jenis bunga tapi tak tau cara mengambilnya, tapi itulah kebodohannya, bunga ini sepertinya berharga namun bagaimana caraku mengambilnya?" gumam Yan Kai
Untuk beberapa saat Yan Kai memperhatikan bunga itu sambil memikirkan cara mengambilnya, kemudian hinggaplah seekor kupu-kupu di kuncup bunga itu lalu terbang kembali.
"Kenapa kupu-kupu itu baik-baik saja setelah menyentuh bunga ini? Atau jangan-jangan? Ya! Itu benar! Kita tidak boleh menyentuh tangkainya tapi langsung memetik kuncupnya"
Sejenak Yan Kai menyentuh kuncup itu lalu melepaskannya, karena tidak ada yang terjadi lalu dia mengambil bunga Jantung phoenix tanpa membawa tangkainya.
"Terkadang mengalah benar-benar menyelamatkan diri, sekarang saatnya memasuki gua ini, harta apa yang tersimpan didalam gua ini?" gumamnya
Yan Kai langsung memasuki gua dengan perlahan, tak ada ruangan di gua itu, yang ada hanya jalan berkelok yang cukup panjang, penerangan dalam gua berasal dari kristal cahaya, setelah terus berjalan dia menemukan persimpangan dengan jalan yang turun, karena penasaran dia turun sampai kebawah hingga sampai di sebuah kolam kecil dengan air seputih susu.
"Ada kolam air disini, air apa yang berada di kolam ini? Warnanya putih, kebetulan aku sangat gerah, aku akan mandi dan berendam" ujarnya
Yan Kai membuka pakaiannya lalu mendekati kolam, begitu menyentuh kolam tiba-tiba sebuah tombak terbang ke arahnya, dengan gerakan salto ke belakang Yan Kai menghindari tombak itu.
"Karena dipasang perangkap, pasti air kolam ini sangat berharga, aku harus mendapatkannya"
Dengan memegang pedang Yan Kai mengitari kolam kecil itu untuk melepaskan semua perangkap, ada serangan tombak dab panah beracun melindungi kolam itu, dengan pedang Yan Kai dapat menghalau semua perangkap yang ada.
"Sepertinya tak ada perangkap lagi, saatnya berendam"
Yan Kai segera berendam di kolam itu, bukannya menjadi segar tapi tubuhnya seperti ditusuk ribuan jarum.
"Diluar gua ini ada tanaman herbal, pasti ini air dari ramuan herbal untuk digunakan seseorang dulunya, aku harus bertahan dari rasa sakit ini" ujarnya
Yan Kai terus bertahan sambil memejamkan mata dan tanpa dia sadari semakin lama warna air di kolam itu semakin berubah dari putih menjadi bening.
"Akhirnya rasa sakit ini sudah tidak terasa lagi"
Begitu dia membuka mata dia kaget karena air kolam itu menjadi bening.
"Aku merasa tubuhku lebih bertenaga dari biasanya, tidak baik berlama-lama disini, sebaiknya aku segera pergi saja"
Yan Kai segera memakai pakaiannya lalu menuju persimpangan ruangan sebelumnya dan melanjutkan kesisi ujung, setelah beberapa saat dia sampai di ujung gua yang satunya dibalik dinding gunung.
"Ternyata gua ini jalan yang menembus gunung, seberapa luas medan perang kuno ini? Oh iya, aku harus melihat peta yang diberikan guru padaku untuk menghindari area berbahaya"
Yan Kai langsung mengeluarkan sebagian sisi peta Medan perang kuno dan mencari tau dimana posisinya saat ini.
"Peta ini hanya dibuat dari area yang pernah dimasuki guru dan rekannya yang lain, tapi untungnya ada posisi gurun pasir di peta ini, berarti sekarang aku masih berada di area yang aman, tapi di depan sana ada area yang sangat berbahaya yang tidak berani dimasuki siapapun" gumamnya
Setelah mengetahui posisinya Yan Kai terus melanjutkan penjelajahannya hingga di suatu area terdengar orang yang sedang bertarung.
"Siapa mereka ini? Yang pasti bukan murid akademi Douluo, sebaiknya aku tidak ikut campur"
Yan Kai segera menuju ke arah lain agar tak terlibat masalah namun tetap saja ada yang menghalangi.
"Mau pergi kemana kau? Berikan cincin ruangmu jika ingin pergi dengan selamat" ucap orang itu
"Kak Jun, aku yakin dia punya harta berharga di tangannya" kata yang lain
"Jun Jun! Kau menginginkan hartaku? Ambillah jika kau mampu" balas Yan Kai
"Namun Lao Jun, bukan Jun Jun, dasar kau sialan, kalian berdua, Serang dia!" ujar Lao Jun
Kedua anak buah Lao Jun Langsung menyerang Yan Kai dan serangan itu ditahan dengan mudah.
"Tubuhku terasa sangat ringan sekarang" gumam Yan Kai
Ketika Yan Kai menahan serangan anak buah Lao Jun tiba-tiba sebuah serangan lain mengarah padanya, dengan cepat dia melompat berputar ke samping.
"Rupanya kau suka serangan diam-diam ya? Kalau begitu akan aku ladeni juga" ujar Yan Kai
"Pertarungan itu mencari cara untuk menang, semua cara diperbolehkan" jawab Lao Jun
Lalu dengan jurus pedang angin Ya Kai siap menghajar Lao Jun, begitu jurusnya dilepaskan, Lao Jun kaget karena lengannya langsung kena sabetan jurus pedang Yan Kai.
"Kalau begitu sekarang giliranku untuk pamer jurus ku" ujar Lao Jun
Tiba-tiba Lao Jun menghilang dari pandangan dan sabetan pedang terdengar dan Yan Kai langsung menghindar hingga beberapa helai ramputnya terpotong.
"Mau bermain petak umpet denganku, aku punya banyak cara untuk mengetahui keberadaanmu" gumam Yan Kai
Kemudian Yan Kai mengayunkan pedangnya untuk memotong ranting dan dedaunan lalu disebar sekelilingnya. Ketika Lao Jun akan menyerang, terdengar suara daun dan ranting terinjak dari arah belakang, dengan cepat Yan Kai berbalik dan menyerang dengan jurus pedang anginnya.
"Aaaaahhkkk!" teriak Lao Jun
"Ini tidak baik, kakak Jun mati di tangannya, sebaik ya kita kabur" ujar bawahan Lao Jun
Melihat Lao Jun mati, kedua anak buahnya segera melarikan diri namun diserang dengan jurus pedang angin Yan Kai hingga tewas.