Seorang istri yang mau nggak mau harus merelakan dirinya dimadu.
Namun ketidakadilan suaminya membuat dirinya harus berpaling dan mengakhiri hubungan yang menyakitkan tersebut dan menikah dengan seorang CEO yang tak lain adalah atasan dari suaminya.
Awalnya hubungannya dulu hanya sebuah sandiwara namun malah mereka saling jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon el Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekasih pura-pura
Setelah turun dari taxi online Rara melihat mas Leo sudah duduk di sebuah bangku, Rara melambaikan tangan padanya lalu bergegas mendekat ke tempat dimana Leo berada.
"Maaf mas, aku terlambat" kata Rara
"Nggak apa-apa Ra, aku juga baru sampai" sahut Leo
Leo menarik Rara dan mengajaknya masuk ke dalam mobil
"Kita mau kemana mas?" tanya Rara saat di dalam mobil Leo
"Ke rumahku Ra, kamu bisa kan menolong aku untuk pura-pura menjadi kekasih aku." jawabnya
Rara kaget dengan permintaan Leo namun Rara juga gak enak menolaknya.
Rara terdiam sesaat, hingga suara Leo mengagetkannya.
"Kamu nggak setuju ya Ra?" tanya Leo dengan menunduk
"Ya udah mas nggak apa-apa kan hanya pura-pura" jawab Rara dengan tersenyum.
"Makasih ya Ra, kamu telah menolong aku" ucap Leo dan tanpa sengaja mengecup kening Rara
Jantung Rara rasanya mau copot, bagaimana mungkin wanita yang bersuami di kecup laki-laki lain apalagi itu adalah atasan suaminya sendiri.
"Eh maaf Ra, keblabasan senengnya." Leo mengemudikan mobilnya menuju perumahan elite tak jauh dari tempat mereka ketemuan.
Terlihat berjejer rumah bak istana, bahkan rumah-rumah disini berkali lipat lebih mewah dari perumahan yang Rara tempati dengan Ilham
Mobil Leo telah masuk kawasan rumah yang menjulang tinggi, dengan eksterior modern klasik warna putih dipadu warna krem semakin membuat rumah ini semakin terlihat elegan
Leo menggandeng Rara dan mengajaknya masuk kedalam rumahnya. Saat masuk ke dalam rumah Leo berteriak memanggil mamanya.
"Ma, mama" teriak Leo memanggil mamanya.
Mama Leo bergegas menemui Leo yang berteriak-teriak memanggilnya.
Saat di ruang tamu mama Leo yang melihat Rara menjadi senang, pasalnya ini baru pertama kalinya Leo membawa pulang wanita.
Dengan segera mama Leo menemui mereka.
"Ini pasti calon mantu mama kan Leo?" tanya mama Leo.
" Iya ma, perkenalkan namanya Rara, dia calon mantu mama, jadi mama nggak usah repot-repot mencarikan Leo pasangan hidup karena Rara adalah wanita yang amat sangat Leo cintai" jawab Leo berbohong
"Kamu pinter ya Leo cari mantu buat mama, Rara cantik sekali" timpal Mama Leo dengan tersenyum
"Pasti dong ma, siapa dulu Leo" ucapnya dengan percaya diri dan bangga
Leo memeluk serta mengecup Rara lagi, bahkan ini sampai berkali kali. Rara kini menjadi kikuk, pasalnya kecup mengecup tidak ada dalam daftar sandiwara mereka.
"Mas kecup mengecup tidak ada dalam sandiwara kita" gumam Rara sambil tersenyum supaya mama Leo tidak curiga
"Anggap saja bonus dariku," sahut Leo
Mereka mengobrol kesana kemari nggak jelas, obrolan yang diiringi dengan candaan membuat mereka semakin dekat.
Tak terasa dua jam berlalu, mama Leo ijin untuk istirahat dulu.
"Leo, kalau Rara capek duduk ajak istirahat sambil menunggu hujan reda baru antar pulang" ucap mama lalu masuk ke dalam.
"Ayo Ra istirahat di kamar kalau kamu capek" kata Leo
Rara yang merasa tak enak pun menolak, "disini saja mas. Lagian sofanya sangat empuk jadi aku nggak merasa lelah."
Akhirnya mereka memutuskan untuk mengobrol di ruang tamu.
Tangan mereka tak sengaja bertemu membuat mereka saling pandang.
Rara merasa jantungnya berdegup kencang begitu pula dengan Leo, mereka kini pun dalam Kungkungan setan sehingga tanpa sengaja mereka berciuman.
Rara yang lama tidak di belai Ilham pun haus sentuhan-sentuhan, begitu pula dengan Leo yang sudah setahun menjomblo.
Awalnya hanya mengecup namun lama-lama menjadi pautan, bahkan posisi Leo kini di atas Rara.
Lama mereka berpaut dan akhirnya mereka melepas pautan mereka.
"Maaf Ra, aku nggak bisa kontrol" ucap Leo
"Nggak apa-apa mas, aku juga nggak kontrol" sahut Rara
Mereka saling diam, hingga akhirnya Leo bersuara
"Apa aku salah Ra jika mencintaimu?" tanyanya dengan menatap Rara
"Nggak mas, cinta itu datang pada siapa saja dan kita nggak pernah tau kapan datangnya, kamu nggak salah jika mencintai seseorang namun akan salah jika kamu memaksakan cintamu padaku karena aku bukan wanita single, aku wanita yang sudah terikat pernikahan dengan pria lain" jawab Rara dengan panjang. Dia berusaha mengingatkan statusnya pada Leo
"Iya Ra aku paham tapi jujur padaku, apa kamu memiliki rasa padaku juga?" tanya Leo
Rara yang kikuk tak bisa menjawab pertanyaan mas Leo, dia hanya diam dan tersenyum.
"Diam dan senyummu aku anggap iya Ra" sahut Leo.
"Walaupun aku juga memiliki rasa yang sama namun kita tidak bisa bersama mas, karena lagi-lagi statusku yang bersuami" timpal Rara dengan raut wajah yang berubah.
Leo menjadi frustasi
"Aku akan merebut mu dari Ilham Ra!" seru Leo
"Mana boleh mas seperti itu" kata Rara dengan raut wajah yang tak karu-karuan.
"Aku tau Ra, kamu sangat tersiksa hidup dengan Ilham apalagi di antara kalian ada orang ketiga. Jujur aku nggak ikhlas kalau kamu menderita" sahut Leo.
"Sudah kehendak dari yang di atas mas, namun aku yakin suatu hal kalau aku pasti bahagia di akhir entah dengan atau tanpa Ilham" timpal Rara
"Denganku Ra, pasti kita akan bahagia" imbuh Leo.
Rara hanya tersenyum menatapnya, melihat senyuman wanita di sampingnya membuat Leo semakin ingin memilki wanita yang sudah berstatus istri orang tersebut.
Leo menarik tangan Rara dan mengajaknya untuk istirahat di kamarnya.
"Mas, ngapain ke kamarmu? tanya Rara dengan raut wajah yang berubah menjadi pucat.
"Istirahat Ra" jawab Leo
Rara membolakan matanya saat memasuki kamar Leo, kamar Leo sungguh indah, bersih dan juga rapi, banyak buku-buku motivasi yang berjejer rapi di rak buku.
Barang pribadinya juga tertata rapi.
Mata Rara traveling menikmati indahnya kamar Leo.
Tiba-tiba Tangan Leo menyusup di perut Rara, dia meletakkan dagunya di pundak Rara.
"Kenapa, ku perhatikan mataku dari tadi traveling ke mana-mana?" tanya Leo
Jantung Rara berdegup dengan kencang dengan sikap Leo yang menyusupkan tangan di perutnya
"Kamar kamu rapi mas" jawab Rara gugup
"Besok kamar ini akan menjadi kamar kita bersama Ra dan kamar ini akan menjadi tanggung jawab kamu," kata Leo.
Rara membalikan badannya lalu menatap wajah Leo
"Ngimpi, siapa juga yang mau bertanggung jawab atas kamar ini" sahut Rara dengan terkekeh.
"Tak akan ku biarkan dirimu menolak ku walaupun kamu pergi ke sarang semut sekalipun pasti akan aku temukan apalagi kalau hanya menghadapi Ilham" ujarnya yang membuat Rara terdiam.
Leo lalu menggendong Rara dan meletakkan Rara di tempat tidurnya.
Posisinya kini tepat di atas Rara.
"Mas jangan, aku takut" pinta Rara dengan mata memohon
Leo meletakkan telunjuknya menyilang di bibir Rara,
"Aku tak akan melakukan apa-apa jadi jangan takut" hibur Leo
Mata Rara dan matanya saling bertemu, degup jantung Rara semakin cepat. Rara yang merasa kikuk berusaha kabur dari Kungkungan Leo namun sia-sia. Leo sudah mengunci tubuhnya sehingga Rara tak bisa berkutik.
"Diam lah Ra, boleh aku bertanya sesuatu? tanyanya
"Apa mas?" tanya Rara balik
"Kapan kamu terakhir berhubungan dengan Ilham?" tanyanya lagi
"Mungkin tiga sampai empat bulan yang lalu mas, kenapa? jawab Rara lalu bertanya
"Tidak apa-apa Ra, Apa kamu tak menginginkannya?" tanya Leo lagi
"Aku wanita normal mas, tentu aku menginginkannya namun aku tak mau melakukannya denganmu saat ini" jawab Rara
"Lagipula siapa yang ingin mengajakmu bercinta Ra?" Leo pun terkekeh. "Lalu bagaimana kamu memenuhi hasrat mu Ra?" tanyanya lagi namun kali ini dengan serius
" Mas, satu pertanyaan lagi gratis gelas cantik" kekeh Rara
"Ih kamu Ra, orang nanya serius malah bercanda" gerutu Leo
"Cie cie marah, sebisa mungkin aku memfokuskan pikiranku untuk tidak kesana mas, susah sendiri jika aku menginginkannya dan mas Ilham tidak mau menyentuhmu," ungkap Rara dengan raut wajah sendu.
"OMG Ra, Ilham bodoh telah menyia-nyiakan kamu" kata Leo kesal
"Udahlah mas, aku juga fine walaupun dia tidak memberi nafkah lahirnya padaku." sahut Rara
Mereka pun akhirnya saling bercerita satu sama lain, hingga tak sengaja mereka berciuman lagi bahkan kali ini lebih panas, Leo pun menyusupkan wajahnya ke leher Rara.
Aaahhhhh mas Leo," des ah Rara
Rara menggeliat dan men desah seperti cacing kepanasan, sentuhan Leo sungguh memunculkan hasratnya.
"Udah mas udah," kata Rara berusaha menghentikan sentuhan Leo.
Setelah Leo menyudahi aktivitasnya, Rara merapikan bajunya lalu turun dari tempat tidur Leo.
"Kelihatannya hujan sudah reda mas, ayo antar aku pulang" kata Rara mengalihkan suasana yang panas .
Leo ikut turun dari tempat tidurnya dan menggandeng Rara keluar kamar kemudian Leo mengantar Rara pulang.
"Ternyata tadi bukan sandiwara mas, kamu memang benar-benar ingin menjadikan aku kekasihmu." batin Rara sambil menatap Leo yang sedang fokus menyetir.
Jadikn masalalumu pelajaran Ra ojok karepe dewe