NERD Bertahan Hidup Di Dunia Yang Hancur Dengan Sistem Player Store

Bagas dan rekan-rekannya keluar dari ruang privat dengan luka di lengan serta rasa malu yang besar.

"Mereka bukanlah orang yang akan melupakan dendam. Sebaiknya Anda segera mendapatkan bantuan atau bersembunyi," saran Roshana.

Meskipun dia sendiri dalam bahaya karena telah mendengar percakapan kami, dia masih memikirkan orang lain.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, karena mereka memiliki banyak masalah yang lebih penting dibandingkan berurusan dengan seseorang yang tidak penting seperti kita."

Roshana sama sekali tidak mengerti apa yang Sekar katakan.

Begitu kembali ke ruangannya, Sekar sudah berencana untuk membuat kekacauan bagi orang-orang yang sedang mencarinya yaitu para orang tua dari teman-teman sekelasnya.

Sekar pergi ke salah satu kamar kosong dan mengeluarkan berbagai peralatan komputer dari dalam inventori.

SST adalah superkomputer yang Sekar dapatkan dari sebuah misi di game Warpath. Kemampuan komputer ini tidak hanya sangat cepat, tetapi juga hampir mustahil untuk dilacak.

Sekar mulai menciptakan bot komputer dengan bantuan aplikasi AI Maker. Jumlah bot yang diciptakan tidak main-main hingga mencapai jutaan. Tujuan dari bot-bot ini adalah untuk mengumpulkan informasi di internet.

Setelah selesai memberikan perintah kepada botnya, Sekar pergi ke kolam renang outdoor dan bersenang-senang sementara para bot terus bekerja.

Dua puluh menit kemudian, Sekar kembali ke ruang komputer hanya mengenakan bikini, memperlihatkan tubuhnya yang seksi, dihiasi tato-tato yang mencolok.

Sekar tersenyum puas melihat hasil kerja para bot. "Sekarang kita mulai tahap berikutnya, yaitu pengendalian opini publik."

Dia berencana mengubah opini publik tentang insiden mengamuknya seorang siswi barbar di sekolah elit, yang saat ini sudah sangat melenceng.

Informasi yang beredar saat ini benar-benar menjadikan Sekar sebagai musuh publik dan menempatkan para pembully sebagai korban.

Tentu saja, hal ini disebabkan oleh pengaruh para orang tua pembully yang tidak ingin keburukan anak-anak mereka terbongkar ke publik.

Sekar ingin para bot menyebarkan informasi yang sebenarnya kepada masyarakat. Tentu saja, usaha ini tidak akan mudah, karena tidak mungkin ada manusia yang percaya informasi yang berasal dari bot.

Namun, bot buatan Sekar bukanlah bot sembarangan.

Dilengkapi dengan kecerdasan AI berteknologi tinggi, bot-bot ini bisa berperilaku layaknya manusia asli dan mampu berimprovisasi untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Mulai dari membuat narasi yang detail, menciptakan karakter influencer palsu, hingga meretas sistem platform media sosial hanya untuk memodifikasi timestamp akun agar terlihat seperti akun lama.

Semua itu dapat dilakukan oleh bot-bot Sekar dengan sangat mudah.

Fakta sebenarnya tentang insiden di sekolah elit itu pun mulai disebarluaskan, tidak secara masif, tetapi tetap sistematis agar tidak dicurigai bahwa penyebarnya bukan manusia.

"YouTube, Instagram, Facebook, dan X... Semua platform akan mulai membicarakan hal ini."

Sekar menambahkan jutaan bot tambahan yang bertugas untuk berkomentar di setiap postingan bot lainnya guna meningkatkan trafik dan algoritma.

Setelah rencana awalnya berjalan, Sekar memulai tahap kedua yakni membongkar berbagai bisnis ilegal yang dilakukan oleh para orang tua pembully.

"Jika ini berjalan lancar, opini publik akan semakin kuat bahwa mereka yang selama ini dianggap sebagai 'korban' ternyata adalah iblis yang sesungguhnya. Kericuhan yang terjadi juga akan menyibukkan mereka yang terus mengawasi keberadaanku."

Untuk menjalankan misi tahap kedua ini, Sekar perlu turun langsung ke lapangan dan menggerebek berbagai tempat yang menjadi pusat bisnis gelap.

Namun, melihat banyaknya lokasi bisnis ilegal, membuat Sekar merasa malas.

"Sebentar lagi bumi akan berubah. Semua kebebasan dan kesenangan yang bisa dinikmati saat ini akan segera berakhir. Karena itu, daripada menghabiskan waktu menjalankan misi... lebih baik aku jalan-jalan," ujarnya santai.

Sebuah pemikiran yang begitu egois.

Namun, rencana tetap akan berjalan sebagaimana mestinya. Karena Sekar memiliki kemampuan yang memungkinkan dirinya berada dalam satu tempat secara bersamaan.

***

Dengan aplikasi Calon App, Sekar dapat menduplikasi dirinya.

Proses pengkloningan terasa agak aneh, di mana tubuh Sekar mulai menggandakan diri, tangan dan kakinya terbelah, serta kepalanya tumbuh menjadi dua.

Sekar kedua akhirnya terlahir setelah memisahkan diri dari Sekar pertama.

Sekar menatap kloning dirinya yang kini berdiri di depannya. Wajahnya masih polos tanpa riasan maupun tato, sementara tubuhnya yang belum mengenakan busana tampak sempurna seperti aslinya.

Dia memutuskan untuk mempertahankan kondisi klon itu apa adanya, tanpa riasan tebal atau tato. Penampilannya dibuat menyerupai seorang bos mafia dengan tatapan tajam dan mengintimidasi.

"Ini terlihat menarik," ujar Sekar, menatap klon yang telah selesai didandani.

Dia mengangkat tangannya, dan klon itu segera mengikutinya. Saat dia berpikir untuk mengangkat rok, klon ini langsung melaksanakan perintahnya.

Kesadaran keduanya terhubung, membuat mereka bisa melihat dan merasakan segala sesuatu secara bersamaan.

"Jadi, siapa namamu?" tanya Sekar untuk menguji klonnya.

Klon itu hanya mendengus kesal. "Perlukah kau bertanya sesuatu yang sudah kau tahu jawabannya?" balasnya sinis.

Sekar tertawa. "Itu bagus sekali. Jadi, tidak ada masalah dengan nama 'Scarecrow', bukan?"

Klon memperbaiki posisi kacamatanya. "Aku yakin nama itu cukup konyol untuk dijadikan meme internet. Tapi karena aku sendiri yang memikirkan nama itu, mau bagaimana lagi?"

Scarecrow menjawab dengan tenang, namun ada sedikit kekesalan di matanya.

"Ahaha, percakapan ini mulai terasa aneh. Jadi lebih baik kau memulai tugasmu, dan aku akan mengerjakan bagianku," saran Sekar.

Scarecrow mengangguk setuju. "Kita memiliki satu pikiran, jadi apakah kita bahkan perlu berbicara satu sama lain?"

Sekar menggaruk belakang kepalanya, merasa canggung. "Well, meskipun kita memiliki satu pikiran yang sama, tetap saja akan terasa lebih nyaman jika kita bisa saling mengobrol."

Mata Scarecrow terpejam. "Sepertinya aku mulai gila karena ingin berbicara dengan diri sendiri, layaknya bercakap dengan cermin."

"Well, ini bukan berarti aku kesepian atau semacamnya," Sekar berusaha mengelak.

Tapi tentu saja Scarecrow tahu yang sebenarnya, karena mereka pada dasarnya adalah satu orang.

"Yah, aku memang merasa kesepian. Ingin rasanya kembali ke dunia Minecraft dan bermanja-manja bersama para kucing," ujar Scarecrow, mengungkapkan isi hati Sekar.

Sekar hampir muntah darah mendengar perasaannya diungkapkan dari mulut orang lain.

Tak ingin dirinya menjadi gila, Scarecrow pun menendang Sekar keluar agar dia bisa segera bersenang-senang, sementara dirinya akan memulai operasi kacau balau.

***

Lima pasukan elit diambil dari game Bad 2 Bad, antara lain Mayor Panda, Sersan Gorila, Sersan Leopard, Private Croco, dan Sersan Hawk.

"Kita memiliki misi, prajurit," Scarecrow berdiri di depan pasukan elit. "Sebuah perusahaan bernama Oliman telah berkembang dengan pesat. Mereka menjalankan bisnis ilegal seperti penculikan, perdagangan obat terlarang, pemerasan, dan pembunuhan."

Scarecrow berbicara sembari berjalan mondar-mandir, menatap wajah para pasukan elit yang terlihat garang dengan kepala binatang mereka. Namun, dalam hati, ia merasa mereka sangat lucu.

"Misi kita adalah mencari bukti kejahatan mereka dan menyebarkannya ke publik." Scarecrow memperbaiki posisi kacamatanya, tatapannya menjadi sangat tajam. "Apa kalian paham dengan apa yang aku sampaikan?"

"Siap, Nyonya!" seru kelimanya.

"Dan yang terakhir, panggil aku dengan sebutan Crow,"

"Siap, Crow!" tegas mereka.

Mereka pun pergi ke atap gedung, di mana sebuah helikopter transparan telah menunggu. Helikopter itu tak terlihat karena telah dilapisi dengan *Invisible Potion*.

Sersan Hawk mengambil kendali, dan mereka segera menuju ke salah satu pabrik milik perusahaan Oliman yang berlokasi di Jakarta Timur.

Scarecrow mengganti identitasnya menjadi *Crow* begitu ia mengenakan topeng *Plague Doctor*. Tatapan tajamnya dari balik topeng itu tertuju pada wilayah yang mereka lewati.

Perjalanan hanya berlangsung selama tujuh menit. Mereka mendarat di area kosong yang cukup jauh dari lokasi pabrik.

Crow bersama empat prajurit elit memulai operasi, sementara Sersan Hawk bertugas memberikan dukungan udara jika diperlukan.

Penyusupan ke dalam pabrik berjalan dengan mudah berkat *Potion Invisible* yang mereka konsumsi. Ramuan ini bahkan mampu mengecoh sensor panas (*heat vision*), memungkinkan mereka berjalan santai di markas musuh seolah berada di rumah sendiri.

"Hmm, jadi seperti ini pabrik perusahaan 'jahat'? Sangat sesuai dengan yang digambarkan dalam film."

Crow melihat banyak anak-anak yang dipaksa bekerja membuat obat-obatan. Pegawai pabrik hanyalah para preman bersenjata. Mereka terus mengawasi, memberikan ancaman, bahkan tak segan melukai anak-anak yang kelelahan akibat kerja paksa.

Seorang anak jatuh karena kelelahan. Namun, bukannya ditolong, ia justru mendapat perlakuan kasar. Crow merasa geram. Ia sangat ingin melubangi kepala setiap preman di tempat itu.

Para prajurit yang merasakan hal yang sama setuju untuk segera memberikan perlindungan kepada anak-anak itu. Namun, Crow memilih menahan diri.

"Kita masih belum mendapatkan cukup bukti. Jika kita membuat kerusuhan sekarang, mereka bisa saja memusnahkan bukti-bukti penting."

Semua prajurit menerima keputusan Crow, dan mereka pun melanjutkan misi menyusup ke kantor manajer untuk menggali lebih banyak informasi.

Beberapa saat kemudian, sebuah mayat jatuh dari lantai atas pabrik, tubuhnya menghantam atap kaca tempat tanaman-tanaman terlarang dibudidayakan. Anak-anak yang melihat mayat jatuh dari langit langsung panik.

Di jendela yang pecah, tempat asal mayat itu dijatuhkan, Crow berdiri menatap tubuh manajer yang baru saja ia dorong.

"Now it's showtime."

Setelah mendapatkan bukti-bukti yang dibutuhkan, tidak ada lagi yang bisa menahan Crow dan pasukannya untuk mengamuk di pabrik itu.

Rentetan tembakan dan ledakan terus terjadi. Puluhan pegawai pabrik tewas, sementara yang lainnya ketakutan dan memilih kabur.

"Elang, jangan biarkan satu pun bajingan itu lolos," perintah Crow kepada Sersan Hawk, yang menunggu di luar dengan helikopternya.

"Dimengerti, Nyonya Crow."

Senjata mesin menghujani para penjahat yang berhamburan keluar. Misil meluncur, meledakkan mereka yang berusaha melarikan diri dengan mobil.

Crow memberikan sinyal kepada seluruh pasukan elit agar tidak membiarkan seorang pun pegawai pabrik melarikan diri, kecuali beberapa orang penting yang bisa digunakan sebagai sumber informasi.

Sementara itu, ia sendiri masuk ke ruangan tempat anak-anak disekap.

"Tenanglah, sebentar lagi akan ada banyak orang baik yang datang untuk menyelamatkan kalian."

Setelah mengatakan itu, Crow pergi begitu saja, meninggalkan anak-anak itu. Ia telah memposting penggerebekan pabrik ini ke seluruh media sosial, yang dengan cepat menjadi trending topic karena bantuan para Bot.

Ia yakin, dalam beberapa saat, polisi dan petugas medis akan berdatangan.

Meskipun ia sedikit khawatir dengan nasib anak-anak itu ke depannya, tapi itu bukan lagi tanggung jawabnya.