Divya Veronika Ibrahim Gadis Manis yang punya segudang mimpi yang ingin dicapai nya.
Perjodohan nya dengan Tuan Muda yang tak lain sahabat masa kecilnya dulu berjalan rumit karena masa lalu orangtua mereka.
kisah ini ditulis berdasarkan pemikiran dari sang penulis,jika ada kesamaan tempat,Nama,Karakter bahkan alur cerita, mohon untuk memakluminya
karya pertama ku
Bissmillah dukung terus Ya jangan lupa like dan komen nya,terimakasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RhinYani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07 .Rencana Paman (Part 1)
Sore itu langit masih terlihat terang padahal waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 WIB
Binar cahaya jingga nampak indah di upuk barat,tanda tak lama lagi akan tenggelam di peraduannya.
Semua anggota keluarga Fram sudah ada di rumah.
Hari ini entah ada apa semuanya pulang lebih awal,
tidak ada yang kerja lembur
atau bahkan keluar cari angin.
"Rud,kamu ada waktu luang sekarang"
suara Fram di taman belakang rumah sedang menelponn
"Aku masih di kantor pah ,ada apa?"
"Papa mau buat janji ketemu dengan t
uan mu bisa?"
"Tuan Haris? untuk apa?"Rudi merasa heran kenapa tiba-tiba papanya itu ingin bertemu dengan tuan muda nya.
"Bukan,bukan Haris tapi,Santoso"
"Tuan besar?!"
"Ya"
"Hei,kenapa papa meminta ku membuat kan janji ? bukankah sudah biasa papa langsung telpon tuan ,Om Santoso maksudku" Rudi semakin bingung karena tidak biasa nya papa meminta dibuatkan janji,ada apa? sepenting apa?
bukankah mereka berteman? bahkan setiap bertemu pun Rudi tak pernah tahu.
"Kali ini beda,kamu temani papa temui dia ya"Pinta Fram pada anak semata wayangnya "Tapi..."
"Tapi apa?" lagi-lagi papa membuatnya penasaran.
"Jangan sampai Haris tau,mengerti..?!,Bilang pada Santoso untuk merahasiakan pertemuan ini darinya" Sudah menutup telpon tanpa mendengar jawaban terakhir Rudi.
papa nih kebiasaan maen tutup aja
belum juga di jawab ya.
tapi ada apa ya? penasaran aku?
ingin bertemu tuan tapi tuan muda jangan sampai tahu, Berpikir.
Ah papa buat aku berspekulasi yang bukan -bukan saja,lagi pula Haris tak pernah ingin tahu apapun kan,untuk apa sampai mewanti-wanti untuk merahasiakan pertemuan darinya.
Cihh...Haris itu kan tidak akan tahu apa-apa kalau bukan aku yang mencari tahu.
"Ekheemm" Buyar semua lamunan Rudi saat mendengar suara deheman Si tuan muda.
"Eh iya tuan" sigap ambil posisi hormat.
"Sedang apa kau?" Ketus,dingin pertanyaan ala tuan Haris yang memang sudah bukan hal yang asing lagi bagi Rudi.
Audah hampir sepuluh tahun ia bekerja sebagai sekertarisnya,ditambah memang mengenal Haris sejak kecil,jadi tidak heran kalau Rudi sudah paham sifat dan kebiasaannya,
Ya walau dulu sebenarnya dia tidak separah ini.
"Maaf tuan,habis menerima panggilan"Menunjukkan hp,tidak menyebut bahwa papa nya yang barusan menelpon.
Rahasiakan dari Haris.
Papa sampe menyebutkannya dengan tegas tadi.
"Pulang sekarang Tuan?"
Melirik jam baru pukul 18.30
"Sudah tidak ada agenda lagi hari ini?"
"Tidak ada tuan"
"Ya sudah"
Ya sudah? ya sudah apa? pulang?
tapi kenapa masuk lagi ke ruangan.
Ah dia ini!
***
Mobil mewah sudah terlihat memasuki gerbang utama sebuah rumah megah,deretan penjaga sigap memberi hormat.
Rudi keluar dari pintu bagian kemudi membukakan pintu belakang.
"Tuan apa saya masih harus disini?" Rudi sedang mencari celah agar bisa menemui Tuan besarnya.
Santoso adalah pemilik perusahaan penerbitan dan periklanan,tidak hanya itu ia juga memiliki memiliki beberapa perusahaan Ekspor Impor,restauran,kafe,mall,swalayan,
hotel bahkan rumah sakit
kebayang kan seberapa tajir nya...?
Membayangkannya saja sudah membuat jiwa missqueen rasa terkoyak-koyak.
Namun kini emban tugas sudah di PINDAHTANGANKAN Apa istilah nya yaa?
kepada anak semata wayangnya Yaitu SANG TUAN MUDA Haris Santoso.beliau kini hanya memantau semua lewat deretan anak buahnya,bekerja dari rumah sambil menikmati masa senja nya....
"Tidak perlu, langsung pulang saja,aku sudah tidak membutuhkan mu lagi hari ini" Yang disuruh malah masih tetap mengikuti nya dari belakang.
Cih awas saja jika tengah malam menelponku untuk urusan remeh
mengganggu tidurku saja. Rudi
"Pulang sana istrimu sudah menunggu,kalau kau sibuk mengurus ku kapan kau mau punya anak !" Sudah menaiki anak tangga.
"Baik tuan,selamat malam selamat istirahat,saya pulang tuan"
memang itu tugasku kan mengurus segala urusan mu.
"Mbok Jum,sini" Rudi
melambaikan tangan memanggil pembantu senior dirumah tuannya.
"Iya den,ada apa,ada yang bisa si mbok bantu?" Mendekat dan bertanya.
"Tuan besar ada?" Bertanya setengah berbisik.
"Ada di ruang kerja,mau si mbok panggil kan den?"
"Ah tidak ,saya saja yang kesana"
"Baik den,kalau begitu si mbok permisi kebelakang den"
"Iya mbok,makasih ya" Menepuk bahu mbok Jum yang sudah seperti mamanya sendiri,berlalu melangkahkan kaki menuju ruang kerja tuan Santoso.
bersambung