"Waaa kenapa begini."
Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.
Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.
Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.
"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.
Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 27
Pagi harinya, ketika matahari baru saja terbit, “brrm,” Alice menghentikan mobilnya di sebuah gedung tinggi di tengah kota, Dean dan Layla yang turun, langsung kaget, mata mereka membulat dan mulut mereka ternganga, Alice yang turun menatap keduanya yang mematung berdiri di depan mobil,
“Loh kenapa ?” tanya Alice.
“Kenapa kita di bawa ke Clover ?” tanya Dean.
“Eh....rumah Steve dan Sharon di penthouse gedung ini, yuk masuk,” jawab Alice.
“Hah...kenapa mereka ada di atas gedung ini ?” tanya Layla.
“Kalian ga baca kartu identitas mereka ya ?” tanya Alice.
Keduanya langsung mengambil kartu identitas milik Steve dan Sharon, ternyata alamat mereka memang di gedung clover yang sekarang papan namanya berganti menjadi familias dan status mereka suami istri.
“Hah kok bisa begini ?” tanya Dean.
“Rena sayang dan Harris sayang menawari mereka pekerjaan, lalu ketika mereka bertemu satu sama lain mereka langsung saling cinta karena mereka melihat diri kalian di antara mereka masing masing, lalu mereka langsung menerima pekerjaannya dan hanya dalam beberapa bulan mereka menikah, gaji mereka besar sekali loh dan di sediakan pent house lagi di atas, mereka happy,” jawab Alice tersenyum.
“Pekerjaan nya apa ?” tanya Layla.
“Menghidupkan kembali Tyrel Ruruda dan Helga Carrera untuk mengelabui kedua papa kalian ketika kalian pulang dulu,” jawab Alice.
“Dan sekarang kita mengambil alih hidup mereka sementara ?” tanya Layla.
“Dengan kata lain.....kita kembali menjadi Tyrel dan Helga ?” tanya Dean.
“Ping pong...tepat sekali, kalian senang kan ? kita bisa mengenang masa lalu yang gemilang,” ujar Alice tersenyum.
Dean dan Layla langsung menepuk kening mereka dan mengusap wajah mereka masing masing, keduanya bingung harus berkata apa karena mereka mau tidak mau harus kembali ke masa lalu mereka saat ini.
“Hei kenapa kalian ? besok mereka menikah lagi untuk kedua kalinya lalu kita menyelamatkan mereka ketika dua kubu baku hantam,” ujar Alice.
“Hik...harus syuting lagi,” ujar Dean.
“Iya...di tonton lagi,” balas Layla.
“Sudahlah, tidak usah memikirkan hal hal kecil,” ujar Alice.
“Buat kami itu hal besar,” teriak Dean dan Layla bersamaan.
“Nah sekarang kita naik, kalian siap siap ya, hari ini ada dua syuting, oh ya yang waktu itu aku tunjukkan kepada kalian, syutingnya hari ini,” ujar Alice.
“Hah yang cinderela ga bermoral itu ?” tanya Layla.
“Iya yang itu dan kalian pemeran utamanya, jangan kabur kayak dulu ya, karena kalian berdua sama sama hadir kok walau ada yang lain,” jawab Alice.
“Grrrrrrr,” Dean dan Layla menggeram.
Namun karena tidak ada pilihan lain, mereka masuk ke dalam gedung dan langsung menuju ke pent house di atas gedung. “Ting,” begitu lift terbuka, mereka sudah berada di dalam pent house yang mewah dan indah, di depan teras ada kolam renang berbuih (jacuzzi) yang bisa melihat ke indahan kota dari atas. Setelah mengantar mereka, Alice tidak turun dari lift dan melambaikan tangannya sambil tersenyum, setelah pintu di tutup Dean dan Layla melihat seluruh ruangan di dalam pent house,
“Aku pernah kesini,” ujar Layla.
“Oh kapan ?” tanya Dean.
“Waktu direksi memanggil ku dan membohongi ku untuk tidur bersamanya, tapi waktu itu aku lari,” jawab Layla.
“Hmm berarti rumah ini bekas direksi Clover tinggal ?” tanya Dean.
“Sepertinya begitu,” balas Layla.
“Ya udah sekarang pent house ini sementara untuk kita,” ujar Dean sambil merangkul Layla.
“Tapi...kita syuting lagi, dua kali lagi hari ini,” gumam Layla.
“Iya, tapi aku ga habis pikir, kenapa Steve mau ya, padahal dia itu jarang sekali nonton film film seperti itu,” ujar Dean.
“Mungkin dia sedang ada masalah keuangan, sama kayak kita dulu, tapi kalau sekarang dia bersama Sharon, aku bersyukur,” ujar Layla.
“Iya juga sih, mereka jadi saling mencintai dan pulih, bagus deh, semoga mereka selamet besok,” ujar Dean.
“Iya, aku juga doain,” balas Layla yang merebahkan kepalanya di pundak Dean.
Dean merangkul Layla yang langsung menatap wajah Dean, wajah mereka mulai mendekat, tapi tiba tiba,
“Um...mau syuting kan ?” tanya Dean.
“Oh...iya ya, berarti ntar aja,” jawab Layla.
“Gimana kalau kita nyebur dulu di sana,” ujar Dean menunjuk ke teras.
“Hehe boleh juga, masih pagi ini,” balas Layla.
Keduanya berjalan menuju teras sambil bergandengan dan melepaskan pakaian mereka satu persatu. “Byuur,” keduanya langsung masuk ke kolam dan berusaha untuk merilekskan diri mereka. Mereka melihat ke langit yang sudah biru di atas mereka dan merasakan hangatnya matahari pagi di dalam kolam.
******
Sementara itu di hotel, di sebuah kamar yang gelap, Rena dan Harris duduk diam di depan layar monitor melihat Dean dan Layla yang berciuman di kolam jacuzzi,
“Mereka sudah sampai disana,” ujar Harris.
“Iya, sekarang tinggal tunggu klimaks acara besok malam,” ujar Rena.
“Tok..tok,” seseorang mengetuk pintu mereka, Harris mematikan monitornya dan Rena menyalakan lampunya, kemuidan mereka membuka pintu kamar mereka. Seorang pria berjas berdiri di depan pintu,
“Tuan Harris, madam Rena, petugas pembersih sudah membersihkan kamar kalian,” ujar pria itu.
“Kerja bagus Pablo, kita berdua akan di sini dulu, lanjutkan saja rencananya,” ujar Harris.
“Siap tuan,” balas Pablo.
Pintu kembali di tutup, Rena kembali mematikan lampu dan keduanya kembali duduk di depan monitor menonton kedua kakak mereka. Harris dan Rena saling menoleh satu sama lain,
“Besok kita bebas Har,” ujar Rena.
“Iya kak Rena, apapun hasilnya, kita bebas, aku sudah puas,” ujar Harris.
“Benar, kita bisa pergi ke negara mu atau kita pergi ke neraka, sama saja, akhirnya setelah bertahun tahun, kita bisa bebas,” ujar Rena menitikkan air mata.
“Kita bebas dari perasaan kita terhadap kedua kakak kita, dari sana kita akan berdoa untuk mereka, benar kan kak Rena,” balas Harris merangkul Rena di sebelahnya.
“Kita harap kak Dean dan kak Layla bahagia selalu dan bisa mengambil alih semuanya, aku sudah melihat mereka beberapa hari ini, aku yakin mereka bisa,” ujar Rena.
“Mereka pasti bisa, tidak seperti kita, mereka saling mencintai dan mereka kuat, bayangkan saja, mereka sudah terpisah begitu lama namun tidak bisa saling melupakan, jujur aku bangga menjadi adik mereka,” ujar Harris.
“Yang paling penting, kak Dean tidak melupakan ku dan menepati janjinya untuk pulang menemui ku, walau pada akhirnya aku tidak bisa bersama dengan dia, aku tidak menyesal karena sebentar lagi dia akan menepati janji terakhirnya, yaitu membawa ku pergi,” ujar Rena.
“Sama, kak Layla juga berjanji pada ku dan ketika besok kita bebas, kita akan selalu bersama mereka selama lamanya sampai akhir hayat mereka,” balas Harris.
“Hehe kamu benar, sini Har, untuk yang terakhir, terima kasih sudah bersama ku selama ini,” ujar Rena berbalik memeluk Harris.
“Iya kak Rena, untuk yang terakhir dan terima kasih,” balas Harris yang memeluk pinggang Rena.
Keduanya mulai berciuman seperti kedua kakak mereka di monitor yang berada di depan mereka. Setelah itu mereka kembali melihat ke monitor sambil saling merangkul dan mengenang hidup mereka masing masing.