Season dua nya dari " ISTRI CANTIK TUAN MUDA KEJAM "
Namaku Alisya Aura Kharisma, kehidupan ku sangat penuh dengan kasih sayang, aku terlahir dari keluarga serba ada, tapi satu hal yang tidak aku miliki adalah cinta.
Cinta ku jatuh pada seorang pria tampan, CEO kejam yang kini tengah di jodohkan dengan ku, senang? tentu saja aku senang mana ada terpaksa-terpaksa nya apalagi yang di jodohkan dengan ku itu adalah cinta masa monyet ku.
Albiansya Ammar Raid itulah nama pria yang di jodohkan dengan ku, sikap nya acuh dan dingin, tapi hal itu sama sekali tidak membuat keinginan ku buyar, aku mencintai nya dan aku yakin cintaku akan terbalaskan.
"Jangan pernah mengharapkan balasan cinta dariku, karna sampai kapan pun cinta itu tidak akan pernah ada." kata-kata itu sering aku dengar.
"Kakak..!! jangan panggil aku Lisa Aura Kharisma kalau aku tidak bisa mendapatkan cintamu." ucapku tegas dengan wajah percaya diri.
Jangan lupa like coment and Vote !!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nilam nuraeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masa pemulihan.
^^H A P P Y R E A D I N G^^
🌹🌹🌹🌹🌹
Tidak ada yang tidak mungkin jika banyak uang, nyata nya dengan uang segala hal bisa di lakukan bahkan hal yang mustahil pun bisa jadi tidak mustahil lagi.
Selama dua dinggu lebih Lisa rutin menjalani pengobatan untuk kesembuhan kaki nya, berbagai proses pemulihan Lisa lakukan dengan penuh semangat, harapan untuk kesembuhan kaki nya sangat besar.
Beruntung Lisa memiliki mertua sultan jadi semua pengobatan di tanggung mertua nya, bahkan Mama Alena sampai mendatangkan dokter spesialis tulang dari Singapore hanya untuk mengobati sang menantu kesayangan nya.
"Bagaimana apa yang anda rasakan nona?." tanya dokter itu yang ternyata mahir berbicara dalam bahasa Indonesia.
"Sudah mulai berasa dok, kaki nya sudah bisa di gerakan hanya sedikit nyeri kalau terlalu sering di gerakan." sahut Lisa sambil mencoba mengerikan kaki nya lagi.
"Syukurlah, sebentar lagi akan ada perawat yang akan membantu nona muda berlatih berjalan, semoga dengan begini kaki nona muda bisa cepat pulih dan tidak kaku lagi." tutur sang dokter.
Lisa mengangguk, "Terimakasih dok." kata Lisa seraya tersenyum.
Setelah kepergian sang dokter Lisa kembali meggerakan kaki nya, dia tersenyum takala merasakan rasa nyeri dan sedikit kaku itu.
Beruntung nya kaki Lisa hanya lumpuh sementara sehingga hanya menjalani berbagai proses pemulihan saja kaki Lisa bisa kembali normal, hanya saja Lisa harus kembali belajaar berjalan dan di periksa di bagian tulang kaki nya.
"Terimakasih tuhan, terimakasih." ucap Lisa sambil menetekkan air matanya, di merasa bersyukur karna tuhan masih memberikan kesembuhan pada kaki nya, meski belum sepenuh nya pulih tapi Lisa masih tetap bahagia karna sebentar lagi dia bisa berdiri tegap tanpa merepotkan siapa pun lagi.
"Nona muda, perawat nya sudah datang." kata bibi pembantu.
Lisa mengangguk, "Biarkan dia masuk bi, dan bawakan minuman serta cemilan untuk mereka." kata Lisa di angguki bibi pembantu
Tak hanya kesembuhan nya saja yang di perhatikan sang mertua, bahkan masalah bibi pembantu dan pekerja lain nya ynag bertugas mengurus rumah pun semuanya di atur oleh Mama Alena.
Berbanding dengan Lisa yang sibuk dengan proses penyembuhan nya, Bian suami dari Lisa nampak sibuk dengan pekerjaan nya, bahkan Bian jarang pulang ke rumah nya, dia memilih tidur di mansion nya dari pada pulang dan bertemu dengan Lisa.
Tidak ada tegur sapa, setiap melihat Lisa Bian selalu merasakan kebencian apalagi setelah melihat Rere kekasihnya menikah dengan pria lain.
"Tuan muda, nona Lisa meminta anda untuk pulang malam nanti." kata Asisten Giz.
Bian menoleh tanpa ekspresi, "Katakan pada dia, aku tidak akan pulang malam ini." tegas Bian.
"Tapi kata nona muda nanti malam akan ada kedatangan tuan besar Rafasya bersama orang tua anda tuan muda." kata Asisten Giz lagi.
"Apa tidak ada alasan lain lagi? Giz? kau tau aku selalu muak melihat wajah gadis itu." ucap Bian sambil beranjak berdiri, lalu berjalan.
Asisten Giz terdiam, dia tidak mempunyai opsi untuk menjawab ucapan sang majikan.
" Aku bertanya padamu Giz." Bian menatap dingin Asisten nya, pria yang selama 4 tahun menjadi Asisten nya.
"Mungkin anda harus memakai kacamata tuan muda." kata Asisten Giz.
Bian mengerutkan dahinya tidak paham, membuat Asisten Giz kembali bersuara, "kacamata adalah sarana agar tuan muda tidak terlalu formal saling bertatapan dengan nona muda Lisa." sambung nya lagi.
"Ide bagus Giz, tapi apa perlu kacamata hitam di saat makan? bukan kah itu menganggu? makanan nya tidak terlalu terlihat." kata Bian merasa risih jika harus memakai kacamata hitam.
"Kalau begitu anda pakai helm saja tuan muda." kata Asisten Giz lagi, dan hal itu membuat Bian melotot ke arah nya.
"Sialan! kau pikir aku tukang ojek, Giz!" umpat nya kesal dan Asisten Giz si pembuat ulah hanya sedikit tersenyum.
Siapa yang tau sifat asli Bian, hanya orang-orang terpilih lah yang bisa melihat sisi lain dari seorang Albiansya, pria kejam yang tak mengenal ampun untuk musuh nya.
Bian pulang dengan wajah dingin nya lagi, tak ada senyuman yang terpancar dari wajah tampan itu dan hal itu membuat Lisa yang menyambut kepulangan suaminya hanya bisa menghela nafas pelan.
"Ingin mandi dulu?." tanya Lisa.
Hening tak ada jawaban, Bian malah terus berjalan ke arah kamar nya, Lisa mengikuti langkah Bian dengan di bantu tongkat, "mau air panas? atau air dingin? aku akan membuat kan nya untuk mu kak." kata Lisa lagi menawari.
Bian menghentikan langkah nya saat sampai di kamar nya, dan Lisa ikut berhenti dan berjalan pelan dengan bantuan tongkat, "Kak." ucap Lisa sambil mendekati Bian.
"Jangan urusi aku," kata Bian dingin.
"Aku istrimu." kata Lisa takalah tegas.
"Tapi bagiku kamu hanya lah wanita tidak tau malu, memanfaatkan kekayaan orang tuaku untuk memenuhi semua keinginan mu, cihh dasar benalu." Bian kembali melontarkan
kata-kata pedas nya.
Tangan nya menyentuh tangan Bian, matanya menatap netra tajam pria di depan nya, "Aku tidak akan meminta apapun dari mu kak, hanya atau pintaku, bersikap baiklah seolah kita adalah pasangan yang harmonis di depan keluarga kita, aku tidak mau membuat mereka terbebani dengan masalah rumah tangga kita." kata Lisa dengan mata yang masih menatap Bian suaminya.
"Wanita bodoh, kau pikir aku perduli?." Bian berjalan pergi meninggalkan Lisa yang masih termenung di tempat nya.
"Apa aku salah? aku hanya ingin dia tidak di marahi mama lagi."ucap Alena sambil mengembangkan pipi nya, merasa kesal karna ajakan nya tak di hiraukan Bian, dan seperti biasa Bian selalu menatap nya seolah Lisa adalah musuh bebuyutan nya.
Malam pun tiba Lisa sudah berdandan dengan cantik, sedangkan Bian masih di kamar nya dan entah apa yang sedang di lakukan pria itu, Lisa mengatur makanan di meja dengan di bantu bibi pelayan, kaki nya yang masih sakit membuat Lisa hanya bisa menyuruh tanpa membantu.
Tak lama kemudian keluarga Rafasya pun berkumpul di kediaman rumah baru Lisa dan Bian, mereka makan dengan khitmat di meja makan, mereka memberikan pujian untuk Lisa yang semangat untuk sembuh nya sangat besar.
Berbeda dengan Bian yang sama sekali tak menghiraukan obrolan itu, pria itu sibuk makan dengan aura nya yang dingin, sampai acara makan selesai pun Bian hanya diam, ia tak mau ikut berbaur kedalam obrolan keluarganya, apalagi yang di bicarakan mereka hanya pujian untuk Lisa gadis yang Bian anggap sebagai benalu di kehidupan nya.
Setelah keluarga pulang Lisa dan Bian kembali ke kamar nya, keduanya merebahkan tubuh nya dengan posisi yang saling membelakangi, tak pernah ada keromantisan yang tercifta saat keduanya tidur bersama, dan hari ini adalah hari ketiga Bian mau tidur bersebelahan dengan Lisa.
"Kak, bisa tolong kecilkan AC nya? aku kedinginan." ucap Lisa yang berhasil memecahkan keheningan.
"Apa kau tidak punya tangan? matikan saja sendiri." sahut Bian cetus.
Lisa menghela nafas nya kesal, jelas-jelas remote ada di nakas samping Bian, tapi ya sudahlah Lisa tidak mau berdebat hanya mempermasalahkan masalah remote, bisa panjang urusan nya.
Saat Lisa beranjak dari tidur nya Bian langsung menoleh, "Aku bukan anak ayam yang harus tidur di ruangan yang hangat, apa kamu paham?." tegas Bian lalu kembali memejamkan matanya.
"Tapi ini terlalu dingin, aku tidak kuat." ucap Lisa lagi.
Bian tak menghiraukan rengekan Lisa, dia malah memejamkan matanya dan terlelap, berbeda dengan Lisa yang menahan dingin sambil menutupi anggota tubuhnya dengan selimut tebal dan pakaian yang tebal.
"Egois." gumam Lisa sambil memejamkan matanya.
___________
🌹🌹🌹🌹🌹
Jejak!!!