NovelToon NovelToon
Jejak Langkah Yang Sempat Hilang

Jejak Langkah Yang Sempat Hilang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: Widyel Edles

Naidim, Widy dan Grady adalah teman dekat sejak berada di bangku SMP dan SMA. Mereka memiliki banyak kesamaan dan selalu ada satu sama lain. Namun, saat memilih jurusan kuliah, mereka mengambil jalan yang berbeda. Widy memilih jurusan teknik, sedangkan Naidim lebih tertarik pada bidang pendidikan keolahragaan. Perbedaan minat dan lingkungan membuat hubungan mereka renggang. Widy yang selama ini diam-diam menyukai Naidim merasa sangat kehilangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widyel Edles, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Dari Sebuah Perjalanan Panjang

Hari pertama MPLS selalu penuh dengan kekhawatiran dan antusiasme. Aula sekolah dipenuhi siswa baru, semuanya terlihat sibuk mencari teman, atau setidaknya mencoba terlihat percaya diri. Aku sendiri lebih memilih duduk di pojok, mengamati situasi dan berharap ada yang kukenal di angkatanku.

Saat aku mengalihkan pandanganku ke sebuah kursi panjang di bawah pohon aku melihat seorang laki-laki yang sepertinya pernah kulihat sebelumnya.Setelah kuamati lebih lama dan ya akuu mengenalnya, meski butuh beberapa detik untuk benar-benar yakin. Wajah itu,tas merah maroonnya, langkahnya, cara dia berdiri,jam tangan yang dikenanakannya,aku pernah melihatnya sebelumnya. Di sebuah perlombaan hiking setahun lalu. Saat itu dia berdiri di podium dengan senyumnya yang lebar sambil menerima hadiah karena telah memenangkan perlombaan.

Jantung widy berdebar kencang saat kepastian itu menghampiri. Tak disangka,ia akan bertemu lagi dengan sosok yang pernah menginspirasi itu. Widy ingat betapa tangguhnya dia saat mendaki, semangatnya yang tak pernah padam, dan senyumnya yang menular.

Hari kedua MPLS selalu jadi yang paling ditunggu-tunggu. Tidak ada lagi sesi perkenalan yang kaku atau penjelasan panjang tentang aturan sekolah. Hari ini penuh dengan game seru, dan Widy sudah bisa merasakan semangatnya sejak pagi.

Di lapangan, para siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil.Setelah kelompok diumumkan, Widy berdiri di samping teman sekelompoknya, mencoba menyesuaikan posisi untuk game. Tapi yang bikin jantungnya sedikit berdebar adalah saat dia sadar… dia ada di kelompok sebelah. Lagi-lagi, sosok yang pernah dilihat di perlombaan hiking itu muncul di hadapan Widy.

Detak jantung Widy semakin tak beraturan. Pandangannya tak sengaja bertemu dengannya. Seulas senyum tipis terukir di wajahnya, membuat Widy semakin gugup. Ingatan tentang perlombaan hiking itu kembali menghantuinya. Saat itu, dia yang begitu tenang dan penuh percaya diri berhasil menjadi pemenang pertama, sementara Widy hanya bisa menyusul di belakang.

"Ayo semangat!" seru ketua kelompok Widy, membuyarkan lamunannya.

Game dimulai, musik diputar, dan mereka semua mulai bergerak, mencoba menjaga balon tetap di posisi tanpa jatuh. Awalnya gampang, tapi semakin lama musiknya makin cepat, dan Widy nggak bisa menahan tawa melihat kelompok sebelah,dia dan pasangannya terlihat panik sambil tetap berusaha joget.Tiba-tiba, balon mereka hampir jatuh, dan refleks, dia malah menabrak pasangannya. Semua orang tertawa, termasuk aku. Tapi saat dia menoleh ke arah Widy, matanya bertemu dengan Widy lagi, dan Widy buru-buru berpaling, pura-pura sibuk dengan balonnya sendiri.

Game berlanjut, dan suasana makin seru. Widy benar-benar menikmati setiap detiknya. Rasanya seperti semua kekhawatiran hari pertama hilang begitu saja.Widy nggak bisa bohong, ada sesuatu yang berubah di hatinya. Entah sejak kapan, melihat dia tertawa seperti itu bikin Widy ikut bahagia. Rasanya hangat, seperti ada energi yang nggak bisa dijelaskan.

Di tengah keramaian, Widy mulai sadar.

"Mungkin aku mulai suka sama dia."

Widy menggigit bibir bawahnya, mencoba menepis perasaan aneh yang baru saja muncul. Ia menggeleng pelan, berusaha menyangkal pikirannya sendiri.

"Ah, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan," gumamnya dalam hati. Tapi, senyuman tipis terus menghiasi wajahnya.

Saat pembagian kelas diumumkan, Widy mendengar namanya dipanggil dan langsung melangkah ke kelompok yang ditentukan. Widy sibuk menebak-nebak siapa saja yang bakal jadi teman sekelasnya, sampai tiba-tiba pandangannya jatuh ke seseorang di barisan sebelah yang kemudian dipanggil ke barisan yang sama dengannya.

Widy mematung sejenak. Jantungnya berdebar kencang. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya, ia menggosok matanya berkali-kali. Namun, sosok itu masih saja berdiri di sana, tersenyum tipis ke arahnya. Adalah Naidim, cowok yang menginspirasi Widy di perlombaan hiking yang selama ini hanya Widy lihat dari jauh.

"Oh dia lagi"pikir Widy

Widy bisa merasakan kehadirannya tepat di belakangnya, tapi Widy nggak berani menoleh lagi. Tangan dan kakinya tiba-tiba terasa canggung, dan ia hanya bisa fokus pada lantai di depannya.

"Aduh, jangan sampai dia tahu aku grogi," pikirku Widy panik.

Tiba-tiba, dari belakang, Widy mendengar suara yang lembut tapi cukup jelas. “Hei.”

Widy kaku seketika. Perlahan, Widy menoleh dan mendapati dia sudah berdiri tepat di samping Widy, mengulurkan tangannya dengan senyum santai. “Namaku Naidim,” katanya.

Sejujurnya, Widy panik. Otaknya kosong, mulutnya hampir nggak bisa diajak kerja sama. Tapi ia tahu ia harus membalas. Jadi, dengan tangan yang sedikit gemetar, Widy menjabat tangannya dan mencoba tersenyum. “Aku… Aku Widy.”

Jabat tangan itu singkat, tapi rasanya seperti menyalakan kembang api di dalam dadanya. Dia masih tersenyum, seolah semuanya biasa saja, sementara Widy berusaha keras menyembunyikan grogiku

Widy, ya? Semoga kita bisa jadi teman sekelas yang asik,” katanya santai, sebelum kembali memperhatikan instruksi panitia.

Widy cuma bisa mengangguk pelan, tapi dalam hati "aku tahu, momen kecil ini akan kuingat lama."

Jantungnya berdebar kencang, mengikuti ritme langkah yang terasa berat. Kata-kata Naidim masih terngiang di telinganya, membuat pipi Widy memerah. "Aku tak menyangka perkenalan singkat itu bisa membuatku sebegitu gugup." ucap Widy.

Setelah perkenalan singkat itu, Widy merasa seperti sedang melayang di awan. Setiap kali teringat senyum manis Naidim dan tatapan matanya yang hangat, jantungnya berdebar tak karuan. Ia memikirkan kembali setiap kata yang terucap, berusaha mencari makna tersembunyi di balik setiap kalimat.

Selama acara perkenalan siswa baru, Widy terus mencari-cari Naidim di antara kerumunan. Setiap kali mataku bertemu dengannya, aku langsung menunduk malu. Ah, kenapa aku sebegini? Aku berusaha untuk bersikap biasa saja, tapi rasanya sulit sekali.

1
Nona Laura
bagus, kira kira terinsipirasi dari mana ya🫢???
Ira Sitinjak
Semangat thor
Pak Herda Sitinjak
👍
Ira Sitinjak
Keren thor
Diana (ig Diana_didi1324)
hallo thor salam kenal ya
jika berkenan mampir juga dikarya baruku trimakasih😊
valeria la gachatuber
Keren thor, semoga bisa lanjut sampai ke akhir cerita!
Bé tít
Nggak bosan-bosan deh baca karyamu thor, semoga semakin sukses! ❤️
bintang: terimakasih ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!