Hallo guyss ini novel aku tulis dari 2021 hehe tapi baru lanjut sekarang, yuks ikutin terus hehe.
Bagaimana jadinya jika seorang pria mengajak wanita tak dikenal membuat kesepakatan untuk menikah dengannya secara tiba tiba? ya itu terjadi dengan Laura dan Alva yang membuat kesepakatan agar keduanya menjadi suami istri kontrak, dalam pernikahan mereka banyak rintangan yang tak mudah mereka lewati namun dalam rintangan itulah keduanya dapat saling mengenal satu sama lain sehingga menimbulkan perasaan pada keduanya.
apakah pernikahan mereka akan berakhir setelah kontrak selesai atau mereka memilih mempertahankan pernikahan? yuk ikuti terus kisah Alva dan Laura
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rosma Yulianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 7
Saat Laura berjalan menyusuri jalanan seorang Alva sedang mengikutinya dari belakang, pria itu mengintai layaknya target yang akan ia tangkap.
"Mari kita lihat apakah dia masih sombong dengan pendiriannya," ucap Alva dengan seringai licik.
Pria itu adalah penyebab utama Laura tidak mendapat pekerjaan sama sekali karena namanya sudah di black list dari seluruh perusahaan agar tidak menerima seseorang yang bernama Pretty Laura Angeline.
"Ehem!!" Alva menghampiri Laura yang sedang menenteng kopernya.
"Tuan," Laura menghentikan langkahnya dan duduk di kursi pinggir jalan.
"Terima tawaran ku dan hidupmu akan berubah drastis, aku akan menjamin seluruh kebutuhan mu," ucap Alva.
Laura berpikir sejenak, hidupnya akan sia sia jika tidak ada bantuan dan mungkin inilah bantuan yang sangat ia butuhkan.
"Berapa lama kontrak kesepakatan?"
"Hanya satu tahun itupun kau bisa pergi setelah melahirkan," jawab Alva dengan serius.
"Kau yakin akan mengikuti seluruh keinginan ku?"
"Tentu saja."
"Kau bisa membuat keluarga ku kembali?"
"Akan kulakukan."
Laura tersenyum tipis, jika keluarganya bisa kembali dengan perlakuan yang tulus maka Laura akan menerima semua itu namun jika kembali karena paksaan maka tidak ada gunanya.
"Laura kau bisa bekerja sebagai desainer seperti keinginan mu dengan bebas ketika kau menyetujuinya,"
Aku tidak bisa berbuat banyak, papa mengambil seluruh fasilitas yang diberikan dan jika aku menolaknya tidak ada yang tahu kapan aku selesai, batin Laura.
"Baiklah aku setuju," ucap Laura.
Alva tersenyum karena kemenangan yang ia dapatkan, Laura tidak ada jalan selain menerima keinginan pria itu.
"Ikuti aku," Alva berjalan terlebih dahulu kedalam mobil dan diikuti oleh Laura dari belakang.
Keduanya masuk dan duduk di kursi penumpang untuk membicarakan kontrak selanjutnya.
"Baca ini dan tandatangani perjanjiannya."
Laura menerima surat surat yang akan ia tandatangani, ada banyak peraturan yang harus ia turuti mulai dari tidak boleh berhubungan badan dengan orang lain selama kontrak kerja, tidak boleh meminum alkohol dan sebagainya.
"Ini," Laura kembali memberikan surat tersebut tanpa menandatanganinya.
"Aku menyuruhmu menandatanganinya."
"Akan ku tandatangani nanti."
"Baiklah malam ini kau bisa tinggal di rumahku," ucap Alva sembari menyimpan surat kontrak.
"Aku tidak ingin satu atap dengan kekasihmu sebaiknya aku tinggal ditempat lain," tolak Laura.
"Tania tidak tinggal bersamaku karena dia berada diapartemen."
"Aku hanya akan bekerja untukmu tanpa berurusan dengan perempuan itu."
"Baik setuju."
"Dan selama kau berhubungan denganku kau tidak boleh berhubungan badan dengan kekasihmu."
"Hey kau...."
Alva berpikir ulang sebelum melanjutkan kalimatnya, bagaimanapun juga dia tidak bisa bersetubuh dengan dua wanita, itu artinya Alva harus fokus pada tujuannya untuk memiliki anak terlebih dahulu.
"Baiklah."
Persetujuan antara keduanya sudah berhasil, Laura dan Alva akan menjadi partner dalam beberapa bulan kedepannya.
Sampai dirumah Laura melihat bangunan yang sangat megah dan dengan tiang tiang raksasa menjulang tinggi.
Ini 3 kali lebih besar dari rumahku, sekaya apa pria ini sebenarnya, batin Laura.
"Kenapa diam ayo masuk,"
"I-iya," Laura mengikuti kemana arah Alva berjalan, sepanjang jalan gadis itu hanya memperhatikan jalan karena dia akan tersesat jika tidak tau seluk beluk rumah itu.
"Kamarmu disini," Alva membukakan pintu untuk Laura.
"Aku akan datang 3 kali dalam seminggu kekamar ini sisanya terserah kau ingin melakukan apa yang penting tidak membahayakan calon bayiku," ujar Alva.
Laura mengangguk pelan, masalah lain pikirkan nanti saja asal kau memiliki tempat tinggal pikir Laura.
"Baiklah aku harus bertemu Tania sekarang, kau bisa istirahat disini."
"Ingat aku tidak ingin berhubungan jika kau melakukannya dengan kekasihmu," ucap Laura datar.
"Aku mengantarkan makanan bukan meminta berhubungan."
Laura mengangkat bahu lalu menutup pintu kamarnya dan beristirahat.
"Apa suatu hubungan seperti itu? Kenapa pria ini mengorbankan banyak hal untuk kekasihnya," gumam Laura.
***
Diapartemen Tania.
Alva membawakan makanan untuk kekasihnya, pria itu sangat sensitif terhadap kesehatan Tania, dia belum tenang jika gadis itu belum makan atau sebagainya.
"Sayang," Tania langsung bergelayut manja mencium bibir kekasihnya.
"Tania aku membawakan makanan untukmu," ucap Alva dengan senyum manis.
"Terimakasih kau pasti ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan disini ayo masuk," ucap Tania.
"Tidak Tania aku harus segera pulang."
"Pulang?" Tania meletakkan rantang makanan di atas meja, gadis itu terheran heran melihat Alva yang tumben tumbenan ingin pulang sebelum melakukan hubungan.
"Aku sudah mendapatkan Laura dan dia tidak ingin kita berhubungan sebelum dia hamil."
"Apa? Tapi sayang kau tidak bisa melakukan itu padaku," ucap Tania sembari memeluk Alva.
"Tania ini hanya beberapa bulan saja," bujuk Alva sembari mengelus kepala kekasihnya.
"Aku takut kau akan tergoda dengannya Alva."
"Aku akan membatalkan perjanjian jika kau ingin memiliki anak dariku."
Tania langsung melepas pelukannya dari Alva, dia tidak akan pernah mau merusak tubuhnya hanya karena seorang anak.
"Baiklah aku percaya kau tidak akan tergoda karena kau sangat mencintaiku kan."
Alva tersenyum manis sembari memeluk Tania, kesabaran pria itu menghadapi Tania memang luar biasa, dia rela berkorban untuk kekasihnya demi pernikahan mereka.