Semuanya telah benar-benar berubah ketika mantan kekasih suami tiba-tiba kembali. Dan Elmira Revalina berpikir jika berita kehamilannya akan dapat memperbaiki hubungannya dengan suaminya— Kevin Evando Delwyn
Namun, sebelum Elmira dapat memberitahukan kabar baik itu, mantan kekasih suami— Daisy Liana muncul kembali dan mengubah kehidupan rumah tangga Elmira. Rasanya seperti memulai sebuah hubungan dari awal lagi.
Dan karena itu, Kevin tiba-tiba menjauh dan hubungan mereka memiliki jarak. Perhatian Kevin saat ini tertuju pada wanita yang selalu dicintainya.
Elmira harus dihadapkan pada kenyataan bahwa Kevin tidak akan pernah mencintainya. Dia adalah orang ketiga dalam pernikahannya sendiri dan dia merasa lelah.
Mengandalkan satu-satunya hal yang bisa membebaskannya, Elmira meminta Kevin untuk menceraikannya, tetapi anehnya pria itu menolak karena tidak ingin membiarkan Elmira pergi, sedangkan pria itu sendiri membuat kisah yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tengah Malam
"Selamat, anda hamil!."
Elmira tampak sedikit linglung malam ini... yang bisa wanita itu pikirkan hanyalah apa yang dokter katakan padanya sore itu.
"Apa yang sedang kamu pikirkan?." Tanya Kevin sembari membuka kancing kemejanya
Memperlihatkan dada bidang Kevin yang menggoda, Elmira tersipu malu. Mereka telah menikah selama tiga tahun, tetapi setiap kali melihat tubuh telanjang Kevin, Elmira tidak bisa menahan rasa malu.
Tanpa menunggu jawaban dari Elmira, Kevin berbalik badan dan pergi menuju kamar mandi.
Ketika Elmira mendengar suara percikan air shower yang menyala, wanita itu membuka laci dan mengeluarkan laporan tes kehamilan.
Sore tadi, dia pergi ke rumah sakit karena merasa tidak enak badan. Elmira pikir itu hanya sakit badan biasa, tetapi dokter mengatakan jika dia sedang hamil.
Dan akhirnya, setelah tiga tahun mencoba, dia dan suaminya akan segera di karuniai buah hati.
Elmira tersenyum dan memeluk laporan itu didadanya sembari menunggu suaminya selesai membersihkan diri di kamar mandi.
Mereka telah menikah selama tiga tahun, namun pernikahan mereka tetap menjadi rahasia bagi dunia luar.
Meskipun mereka tidak pernah mengumumkannya ke publik sejak menikah dan meskipun orang lain mengira Elmira hanya sekretaris Kevin, dia tetap merasa sangat di cintai. Elmira sudah bisa membayangkan dirinya dengan bayi kecil diperlukannya.
Dengan tersenyum lebar diwajah cantiknya, Elmira memutuskan untuk memberitahu suaminya mengenai berita kehamilannya. Dia tidak sabar untuk melihat reaksi Kevin saat mengetahui kehamilannya.
Beberapa menit kemudian, Kevin terlihat baru saja keluar dari kamar mandi dan Elmira bergegas berjalan menghampiri suaminya.
"Kevin, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu." Katanya sembari memegang kertas laporan itu ditangannya. Jantungnya berdebar tak menentu di dadanya karena kegembiraan yang dirasakannya.
"Oh, ada apa?." Tanya Kevin, mengangkat sebelah alisnya keatas, bola mata abu-abu tampak mengamati Elmira.
"Ya, kamu tidak akan percaya. Setelah sekian lama, akhirnya aku—"
Sayangnya, ponsel Kevin mulai berdering saat itu, menukas perkataan Elmira. Kevin mengernyitkan dahinya dan berjalan menuju balkon kamarnya untuk mengangkat panggilan telepon tersebut.
Elmira membuka layar ponselnya sendiri dan melihat bahwa saat itu hampir pukul dua belas tengah malam. Siapa yang menelpon Kevin selarut ini? Elmira menjadi gelisah.
Tetapi, entah apa yang dikatakan orang yang menelepon itu membuat ekspresi Kevin berubah. Pria itu tidak lagi terlihat tenang dan dia tampak sedikit cemas setelah kembali dari balkon.
"Aku akan segera datang." Kata Kevin pada seseorang yang berada diseberang panggilan.
Elmira merasa kecewa ketika memperhatikan Kevin dengan cepat mengganti pakaiannya dan mulai berjalan pergi. Elmira berjalan untuk mengejar Kevin. "Tunggu! Kevin. Ini sudah malam, kamu tidak bisa—"
"Ada sesuatu yang sangat penting." Jawab Kevin tanpa menoleh kearah Elmira.
Sebelum Elmira sempat memberitahu tentang kehamilannya, Kevin telah lebih dulu keluar dari pintu.
Tampaknya pria itu sangat terburu-buru untuk pergi ke suatu tempat yang ingin ditujunya.
Elmira berdiri di depan pintu dengan rasa kecewa dan sedihnya. Selalu seperti ini, Kevin tidak pernah mengutamakan dirinya.
Tidak masalah apakah Elmira memiliki masalah penting untuk dibicarakan dengan suaminya atau dia ingin menghabiskan waktu bersamanya, bagi Kevin, wanita itu selalu menjadi yang terakhir.
Satu-satu waktu Kevin memberikan perhatian pada Elmira adalah ketika pria itu ingin bercinta dengan Elmira. Setelah itu, mereka akan hidup seperti orang asing.
Elmira berpikir memiliki anak akan memperbaiki hubungan mereka dan itulah sebabnya dia gembira ketika akan berbagi berita itu dengan Kevin.
Akan tetapi, seperti biasa Kevin pergi tanpa mendengarkan apa pun yang keluar dari mulut Elmira.
Beberapa jam berlalu, Elmira tidak bisa tidur. Saat ini wanita itu sedang berada diatas tempat tidur ketika tiba-tiba mendapatkan panggilan masuk dari sahabatnya— Sonia Natalia.
"El, apa kamu sakit dan menggunakan kursi roda?." Tanya Sonia dari seberang sana.
Elmira mengernyitkan dahinya setelah mendengar pertanyaan sahabatnya itu. "Tidak, aku tidak memakai kursi roda. Mungkin itu bukan aku, kenapa kamu malah bertanya padaku?."
"Aneh, aku baru saja melihat seseorang yang sangat mirip dengan Kevin. Dia pergi ke restoran mewah mendorong kursi roda milik seorang wanita. Aku pikir kamu sedang bersama Kevin." Kata Sonia.
Kedua mata Elmira terbelalak, dia terkejut. 'Seorang wanita? Siapa dia?.' Batin Elmira.
"Ah, jangan terlalu dipikirkan. Lagipula, mungkin saja aku salah melihat." Imbuh Sonia.
Setelah panggilan mereka terputus, entah mengapa hati Elmira terasa berat. Wanita itu hendak meletakkan ponselnya diatas meja nakas, tetapi secuil berita gosip muncul di notifikasi layar ponselnya.
Notifikasi itu ada hubungannya dengan desain perhiasan, jadi Elmira mulai tertarik pada berita itu.
[Perancang perhiasan terkenal bernama Daisy Liana telah kembali dan terlihat seorang pria misterius menemaninya].
Tetapi, nama pria itu tidak disebutkan dalam berita itu. Namun, berita tersebut menyebutkan bahwa Daisy ditemani oleh seorang pria yang paling bergensi dikota yang juga merupakan seorang miliarder.
Meskipun foto pasangan itu tidak terlalu jelas, Elmira nampaknya bisa mengenali sosok pria itu, itu adalah Kevin— Suaminya.
Daisy Liana telah kembali.
Jantung Elmira berdebar kencang saat membaca komentar-komentar yang memuji pasangan serasi itu.
"Daisy memang menggunakan kursi roda, tapi dia tetap terlihat anggun dan berkelas. Tunangannya pria kaya dan tampan. Aku ingin sekali melihat wajahnya!"
"Daisy sudah kembali? Apakah kita akan mendapatkan koleksi perhiasan barunya? Sudah lama sekali sejak terakhir kali kita mendapatkan desain baru darinya. Aku sendiri sangat tidak sabar!"
"Aku sangat penasaran dengan pria kaya yang bersamanya, apakah mereka akan segera menikah?"
"Aku berhasil mengambil foto close-up. Dia sangat tampan!"
Ternyata, apa yang Sonia katakan benar. Pria yang dia lihat bersama dengan wanita lain tidak lain adalah suaminya— Kelvin Evando Delwyn.
Jantung Elmira terasa seperti ditusuk dengan pisau.
Jadi Kevin meninggalkan istrinya larut malam hanya untuk menjemput mantan pacarnya, cinta pertamanya begitu dia tahu wanita itu telah kembali ke negara ini?
**
Pagi harinya, Elmira terbangun dan setelah melakukan aktivitas paginya seperti membersihkan diri dan sarapan, wanita itu bergegas pergi ke kantor tepat waktu meskipun dia tidak tidur sepanjang malam.
"Apa kamu sudah melihat berita? Daisy Liana sudah kembali!." Tanya Tiana, salah satu karyawan di grup Delwyn.
Dia sedang berbicara dengan temannya saat mereka menunggu untuk masuk kedalam lift. Di belakang mereka, Elmira tetap diam ketika mereka terus membicarakan tentang Daisy tanpa mereka tahu hal itu melukai perasaan Elmira.
"Maksudmu perancang perhiasan terkenal itu?." Tanya temannya— Yunita.
"Ya, dia bukan hanya seorang desainer perhiasan terkenal, tapi dia juga adalah satu-satunya kekasih yang pernah diakui bos kita untuk diajak berkencan didepan umum dan aku dengar dia adalah cinta pertama bos." Kata Tiana.
"Wah, tapi bukankah ada gosip kalau bos kita dan Elmira punya hub—"
"Tentu saja tidak! Dia hanya simpanan!." Tiana segera menukas perkataan Yunita. "Hahaha! Sungguh sebuah kegagalan. Dia pikir tidur untuk mencapai puncak akan membuat bos kita jatuh cinta padanya. Sekarang wanita yang benar-benar bos cintai telah kembali. Aku yakin, dia tidak hanya kehilangan posisinya sebagai simpanan, tapi juga akan kehilangan pekerjaannya." Sambung Tatia.
Elmira mengepalkan tangannya, dia menggertakkan giginya, tetapi tidak mengatakan apa pun. Bagaimana pun, pernikahannya dengan Kevin adalah rahasia yang hanya diketahui oleh Kevin dan keluarganya.
Elmira adalah asisten pribadi Kevin, tetapi tidak seorang pun yang tahu bahwa keduanya telah menikah selama tiga tahun .
Semua orang berasumsi bahwa Elmira adalah simpanan Kevin karena kedekatan mereka. Namun, Kevin tidak pernah mengoreksi gosip yang berkembang diantara para karyawannya dan Elmira juga tidak memiliki hak untuk mengoreksi mereka. Kevin membuat perjanjian untuk merahasiakan pernikahan mereka.
Pintu lift terbuka dan mereka semua segera memasuki lift. Tatia dan Yunita berbagi pandangan sebelum melanjutkan percakapan mereka.
"Kalau aku jadi dia, aku akan mengundurkan diri sendiri karena jelas bos memiliki seseorang yang dicintainya. Sungguh merendahkan diri untuk bergantung padanya seperti waktu yang putus asa." Lagi, Tatia kembali buka suara dengan kata-katanya yang penuh dengan ejekan.
"Hei, jangan terlalu keras. Dia bisa mendengar suaramu." Bisik Yunita dan mereka berdua tertawa.
Tampaknya mereka sangat bersenang-senang dengan kesulitan yang tengah dialami oleh Elmira. Mereka berdua termasuk diantara banyaknya wanita yang iri dengan kedekatan Elmira dan Kevin. Sekarang setelah wanita yang dicintai bos mereka kembali, mereka menemukan kesempatan untuk menghina Elmira.
"Aku akan mengatakan yang sebenarnya. Dia adalah wanita simpanan yang akan segera ditinggalkan karena calon istri Tuan Kevin sudah kembali ke kota ini." Kata Tatia dengan cukup keras.
Elmira kembali mengepalkan tangannya mendengar kata-kata itu.
Calon istri? Elmira adalah istri sahnya! Tetapi, Elmira tidak bisa mengatakannya dengan keras.
Elmira mengerutkan bibirnya, hatinya terasa sakit. Kevin belum pulang ke rumah semalam. Pria itu bahkan tidak memiliki niatan untuk menelpon Elmira dan memberitahu apa yang tengah dia lakukan.
Jadi, Elmira menyimpulkan bahwa Kevin telah menghabiskan malam bersama dengan mantan kekasihnya. Memikirkannya saja membuat Elmira merasa seperti ada kucing yang mencakari hatinya.
Kata-kata menghina dari dua karyawan itu terus saja menggema di telinga Elmira. Dia adalah istri sah, tetapi dia bahkan tidak bisa berbicara untuk membela posisinya. Bisakah Elmira mempertahankan posisinya?
Bagaimana Elmira bisa mempertahankan posisi yang sebenarnya bukan miliknya sejak awal?.
Tidak butuh waktu yang lama bagi Elmira untuk tiba di ruang kerja CEO. Namun, wanita itu sedang tidak bersemangat untuk bekerja hari ini. Jadi, dia pergi ke ruang kerja Kevin karena berpikir mungkin pria itu berangkat bekerja hari dan kemudian Elmira akan meminta izin kepada Kevin untuk tidak bekerja.
Benar saja, ketika Elmira mengetuk pintu dan masuk kedalam ruang kerja Kevin, wanita mendapati jika suami rahasianya itu tengah duduk di kursi putarnya dengan mengenakan pakaian yang berbeda dari yang dikenakannya di malam sebelumnya ketika Kevin pergi tanpa mendengarkan perkataan Elmira.
"Kamu terlambat." Kata Kevin dengan suara dinginnya yang dalam.
"Ya, aku kesiangan. Aku kesini untuk meminta cuti sehari." Pinta Elmira sembari berusaha keras menahan tangisnya.
"Kenapa? Apa kamu sakit?." Tanya Kevin acuh tak acuh, bola mata abu-abunya mengamati tubuh Elmira.
"Aku sedang tidak enak badan." Jawab Elmira.
Masalahnya, Elmira sangat ingin bertanya dimana Kevin menghabiskan malamnya, tetapi juga Elmira tidak ingin tahu bahwa Kevin menghabiskan malamnya bersama dengan wanita lain.
Memikirkan dan mendengarkan dari mulutnya adalah dua hal yang berbeda.
"Oke." Jawab Kevin da ketika Elmira masih diam ditempat, pria itu mengangkat sebelah alisnya keatas. "Apa ada lagi?."
Elmira diam, lalu dia menggelengkan kepalanya. Wanita itu tak kuasa menahan rasa kecewa. Kevin bahkan tidak berusaha untuk menjelaskan dimana dia menginap semalam. Pria itu bersikap seolah-oleh apa yang telah dia lakukan adalah hal yang biasa dan wajar.
Dengan perasaannya yang hancur, Elmira pergi meninggalkan ruangan Kevin dan langsung turun ke lantai dasar, wanita ingin segera pulang ke rumah dan menuangkan air matanya yang masih tertahan itu.
Sesampainya di parkiran, Elmira dengan pikirannya yang sedang kacau tidak sengaja menabrak seorang wanita yang duduk diatas kursi roda.
Ya— wanita itu tidak lain adalah Daisy Liana, mantan kekasih Kevin.
Dengan keadaannya yang duduk di kursi, Daisy terlihat sangat rapuh, membuat orang-orang disekitarnya memiliki perasaan untuk ingin melindunginya. Wanita itu mengerakkan kursi roda pintarnya dan berhenti didepan Elmira, menghalangi jalan Elmira.
"Jadi, kamu Elmira Revalina, istrinya Kevin? Aku Daisy Liana. Senang bisa bertemu denganmu." Kata Daisy..
Elmira terlihat pucat, terlihat dari tatapan matanya kalau dia sangat terkejut, Elmira tidak menyangka akan bertemu dengan Daisy secepat ini.
"Terima kasih karena sudah menjaga Kevin selama tiga tahun terakhir ini." Lagi, Daisy kembali buka suara dan dia kemudian tersenyum.
Elmira menarik napasnya dalam-dalam, Daisy mengatakan hal seperti itu seolah-olah Elmira selama ini terlihat hanya seperti seorang pengurus! Apakah dari kata-kata itu secara tidak langsung Daisy meminta Elmira mundur dari posisinya sengat istri Kevin karena dia sudah kembali?
"Kamu tidak perlu berterima kasih karena aku memang ingin menjalankan tugasku seperti sebagai istri." Jawab Elmira. Dia merasa kasihan pada Daisy karena dia hanya bisa menggunakan kursi roda, tetapi Elmira merasa pernyataan Daisy merupakan sebuah ejekan terhadap situasi sebenarnya dalam hubungannya dengan Kevin.
Daisy tersenyum manis. "Baiklah, sampai jumpa." Kata wanita itu pada Elmira.
Daisy mulai menekan tombol di kursi rodanya untuk bergerak maju, namun tiba-tiba ponselnya yang berada di atas pangkuannya terjatuh ke atas lantai. Daisy menoleh, menatap Elmira. "Apa kamu bisa membantuku mengambilkan ponselku? Aku tidak bisa menggapainya seperti apa yang kamu lihat sekarang." Pintanya.
Elmira menganggukkan kepalanya dan mendekati Daisy untuk membantunya mengambil ponsel wanita itu. Namun, tepat ketika Elmira berjongkok untuk mengambil ponsel, Daisy tiba-tiba jatuh ke lantai dan berteriak.
"Apa yang terjadi—"
"Aduh. Sakit sekali!." Teriak Daisy saat darah menetes dari dahinya, membuat mata Elmira terbelalak ngeri.
"Apa yang—"
"DAISY!!." Sebuah suara berat menggema di area itu.
Jantung Elmira berdegup kencang ketika mendengar suara yang dia tahu jika itu adalah suara Kevin. Dan Elmira belum pernah mendengar suara Kevin yang terdengar begitu khawatir.
Pria itu bergegas menghampiri Daisy dan memeluk wanita itu. Ketika melihat darah yang menetes didahi Daisy, alis Kevin mengernyit dan dia terlihat marah, melayangkan tatapan tajamnya ke arah Elmira.
Tunggu, apa Kevin berpikir jika Elmira yang telah melakukan ini pada Daisy? Mata Elmira terbelalak kaget saat menyadari apa yang terjadi. Dirinya telah dijebak!
"Kevin! Aku bersumpah, aku tidak mendorongnya—"
"Pergilah dari sini!." Teriak Kevin dan mendorong Elmira hingga wanita itu terduduk.
Sementara Kevin segera menggendong Daisy ala bridal style, tatapan matanya penuh kekhawatiran. Dia menatapnya dan berbisik dengan lembut. "Jangan khawatir, Daisy. Aku akan membawamu ke rumah sakit."