S 2. "Partner"
Kisah lanjutan dari Novel "Partner"
Alangka baiknya membaca Novel tersebut di atas, sebelum membaca novel ini. Agar bisa mengikuti kisah lanjutannya.
Bagian lanjutan ini mengisahkan Bu Dinna dan kedua anaknya yang sedang ditahan di kantor polisi akibat tindak kejahatan yang dilakukan kepada Alm. Pak Johan. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk lolos diri dari jerat hukum. Semua taktik licik dan kotor digunakan untuk melaksanakan rencana mereka.
Rencana jahat bisa menjadi badai yang menghancurkan kehidupan seseorang. Tapi tidak bagi orang yang teguh, kokoh dan kuat di dalam Tuhan.
¤ Apakah Bu Dinna atau kedua anaknya menjadi badai?
¤ Apakah mereka bisa meloloskan diri dari jerat hukum?
Ikuti kisahnya di Novel ini: "Menghempaskan Badai"
Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗
Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
04. MB 4
...~•Happy Reading•~...
Penyidik Bram membiarkan Bu Dinna bermain dengan pikirannya yang mau merekayasa keterangan untuk meloloskan diri. Penyidik Bram melihat dan menganalisa sikap dan keterangannya akan dicross check bukan saja dengan cctv, tapi juga dengan keterangan kedua anaknya.
Mengingat kedua anaknya, penyidik Bram meneruskan penyelidikan dengan minta keterangan untuk berita acara pemeriksaan pada kasus yang dituduhkan untuk memastikan keterangan tersangka dan bukti yang diberikan pengacara Darma singkron atau terjadi ketidak sesuaian.
PB : "Anda menyembunyikan perhiasan yang kalian curi di mana?" Penyidik Bram beralih ke kasus pencurian yang dituduhkan kepada tersangka untuk meruntuhkan apa yang sudah tersusun di kepalanya.
BD : "Perhiasannya bukan saya curi dan tidak sembunyikan. Dia sudah berikan buat saya, jadi suka-suka saya. Mau pakai, mau jual, itu hak saya." Bu Dinna jadi emosi, sebab tidak siap menjawab. Dia berpikir, penyidik Bram masih bertanya tentang rencana pembunuhan, tapi malah pindah ke kasus pencurian.
PB : "Tapi dalam surat tuntutan Alm Pak Johan, anda dituduh mencuri perhiasan itu." Penyidik Bram mendobrak emosi Bu Dinna yang sudah terpancing.
BD : "Dia lakukan itu, karna marah sama saya. Padahal dia sendiri yang sudah berikan perhiasan itu buat saya." Bu Dinna mulai berpikir dan berusaha mengelak dari tuduhan mencuri.
PB : Pak Johan marah, lakukan penuntutan hukum. Anda marah, lakukan rencana pembunuhan. Dua karakter yang bertolak belakang sebagai suami istri dan hidup dalam satu rumah." Penyidik Bram berkata tenang dalam melakukan perbandingan karakter, agar Bu Dinna bisa melihat tindakannya yang negatif.
BD : "Tadi saya sudah bilang, saya tidak lakukan rencana pembunuhan. Itu terjadi begitu saja, tidak disengaja." Bu Dinna makin emosi melihat sikap penyidik Bram yang terus melihat gerak-geriknya.
PB : "Ibu Dinna, hati-hati menjawab pertanyaan saya. Semua yang anda katakan di sini akan dipakai sebagai bukti dalam persidangan. Jika ketahuan berbohong, anda akan dituntut dengan pasal berlapis dan ada hukuman tambahan, memberikan keterangan palsu." Penyidik Bram mengingatkan dengan nada suara naik level dan tegas.
^^^Peringatan penyidik Bram membuat Bu Dinna terdiam dan berpikir tentang ancaman hukuman yang diingatkan, tapi dorongan hati untuk meloloskan diri membuat Bu Dinna terus bertahan pada keterangannya.^^^
BD : "Memang dia marah karena anaknya kabur dari rumah. Dia menuduh kami penyebabnya, jadi lampiaskan amarahnya kepada kami." Bu Dinna coba membenarkan diri dan tindakannya dengan menyalahkan anak Pak Johan, Ophelia.
PB : "Saya ulangi lagi pertanyaannya. Perhiasan yang diberikan Pak Johan anda simpan di mana?" Penyidik Bram tetap memegang kendali dan fokus pada kasus yang dituduhkan kepada Bu Dinna dan kedua anaknya. Namun penyidik Bram menyimpan dalam hati keterangan Bu Dinna tentang anak Pak Johan yang kabur dari rumah.
BD : "Saya tidak simpan. Saya jual buat kebutuhan sehari-hari. Kami perlu makan dan minum, karna dia tidak peduli dengan kami." Mendengar curhatan Bu Dinna, penyidik Bram tidak beralih kepada keterangan berdasarkan perasaan Bu Dinna. Penyidik Bram mau melengkapi bukti yang diajukan Pak Johan dengan keterangan tersangka.
PB : "Sebutkan nama tempat, anda menjual perhiasan tersebut." Ucapan penyidik Bram membuat Bu Dinna terkejut. Dia tidak menyadari bahwa sedang dijebak untuk menyebut tempat perhiasan yang dicuri.
BD : "Saya sudah lupa, Pak. Itu sudah lama dijual." Bu Dinna menjawab yang terpikirkan dan mulai bingung.
PB : "Kapan terakhir kali anda mengambil perhiasan dari kotak perhiasan?" Penyidik Bram tetap bertanya pada seputar pencurian.
"BD : "Sudah lama, Pak. Saya sudah lupa." Bu Dinna makin kebingunan.
PB : "Anda sudah lupa? Tapi anda tidak lupa kalau kami memiliki rekaman cctv bukan?" Pertanyaan penyidik Bram kembali membuat Bu Dinna terkejut. Dia hanya fokus menghindari menyebutkan tempat penjualan perhiasan, agar tidak bisa dibuktikan. Sehingga lupa, cctv bisa memberikan keterangan waktu yang akurat bagi penyidik.
Penyidik Bram tersenyum dalam hati melihat Bu Dinna kebingungan setelah menjawab pertanyaannya. Berikutnya, penyidik Bram melekapi BAP dengan pertanyaan yang membuat Bu Dinna tidak berkutik.
BD : "Saya tidak mau menjawab, sebelum ada pengacara." Bu Dinna teringat pada pengacara yang akan diberikan negara. Sehingga berusaha menunda menjawab untuk berpikir.
PB : "Berikan Berita Acara Pemeriksaan kepadanya untuk ditanda tangani." Perintah penyidik Bram kepada petugas yang mendampinginya. Agar Bu Dinna tidak lakukan flaying victim dengan mengatakan dia dipaksa memberikan keterangan oleh petugas.
BD : "Saya tidak mau tanda tangan sebelum ada pengacara saya." Bu Dinna menolak tanda tangan, sebab merasa di atas angin, melihat penyidik Bram berhenti memeriksanya.
PB : "Kalau begitu, segera bawa tersangka ke kotak." Penyidik Bram memerintah petugas untuk membawa Bu Dinna ke sel tahanan, karena sudah tahu Bu Dinna sedang berusaha menghindar, berputar dan cari alasan.
"Siap, Pak." Petugas berdiri dengan sikap sigap dan hormat, saat penyidik Bram berdiri untuk meninggalkan ruang interogasi.
Setelah penyidik Bram keluar, petugas segera menyerahkan berkas yang belum ditanda tangani kepada petugas yang masuk, lalu mendekati Bu Dinna. "Berdiri..." Bentak petugas yang mendampingi penyidik Bram kepada Bu Dinna yang terdiam melihat sikap penyidik Bram. Dia berpikir, penyidik Bram akan mendesak atau memaksanya untuk memberi keterangan.
"Anda membuat kesalahan, bermain-main dengan pimpinan kami. Anda akan merasakan kejutan yang tidak terlupakan, akibat bermain dengan kebaikan hati pimpinan kami." Petugas yang mendampingi penyidik Bram berkata sambil membawa keluar Bu Dinna ke sel tahanan.
...~°°°~...
Di sisi yang lain ; Penyidik Bram terkejut melihat petugas yang ditugaskan untuk memeriksa kedua anak Bu Dinna sudah berdiri menunggunya. "Kalian sudah selesai periksa mereka?" Tanya penyidik Bram kepada anggotanya.
"Siap, Pak. Sudah." Anggotanya memberi hormat dengan sikap tegap.
"Kalau begitu, ikut saya ke ruangan." Bram penasaran, sebab menurut perkiraan waktunya, pemeriksaan dan pembuatan berita acara terhadap kedua anaknya belum selesai.
"Siap, Pak." Kedua anggotanya segera mengikuti penyidik Bram dengan langkah cepat seperti yang dilakukan pimpinan mereka.
"Apa yang membuat kalian cepat lakukan pemeriksaan?" Tanya penyidik Bram, setelah duduk di balik meja.
"Lapor, Pak. Anak yang bernama Gina tidak mau beri keterangan lain, selain mengatakan dia diminta tolong oleh mamanya. Ini BAP nya yang belum ditanda tangani, karena menunggu pengacaranya." Bram mengambil berita acara pemeriksaan yang diserahkan dan membaca sekilas sambil berpikir tentang kondisi yang dihadapi anggotanya.
"Apakah hasil pemeriksaanmu sama juga dengan Raka?" Penyidik Bram langsung bertanya kepada anggotanya yang bertugas memeriksa kakak Gina.
"Lapor, Pak. Hasil pemeriksaan tersangka Oseni, sama dengan tersangka Gina. Dia mengatakan hanya menuruti perintah mamanya. Dia tidak berani melawan karna takut kualat." Penyidik Bram mengambil laporan berita acara pemeriksaan dan melihat belum ditanda tangani juga oleh tersangka.
"Mereka sudah mulai memainkan drama dengan menyerahkan semua kepada mama mereka. Baik, siapkan pengacara buat mamanya." Penyidik Bram sudah mengerti lakon yang diperankan oleh ketiga tersangka.
"Minta mereka tanda tangan Berita Acara Pemeriksaan, lalu bebaskan mereka berdua." Penyidik Bram mengatur strategi.
...~°°°~...
...~●○♡○●~...