harap bijak dalam membaca. ini hanya cerita fiksi
angga dan Laura. 2 pasangan yang masih duduk di bangku sekolah atas yang terpaksa harus memiliki ikatan yang kuat karena perjodohan dari keluarga mereka.
mereka tidak punya pilihan selain menerima perjodohan ini.
angga si cowok alim yang tidak pernah meninggalkan sholatnya dan tidak pernah berpacaran atau mabuk mabukan. harus terpaksa menikahi seorang gadis yang sangat berbeda dengan dirinya.
bagaimana nasib Angga dan Laura kedepannya? ayo baca cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa19, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 7
Angga sibuk di dapur, dia sedang menyiapkan makan malam untuk dirinya dan Laura. Angga cowok yang paham agama, dia sering baca kitab dan ikut pengajian di masjid. Jadi dia tahu jika memasak itu bukan tugas istri, tapi tugas suami.
Lihatlah, bertapa beruntungnya Laura mendapatkan suami seperti Angga. Hanya saja Laura kurang bersyukur.
Laura keluar dari kamarnya saat mencium aroma makanan yang membuat perutnya lapar. tadi siang dia tidak makan karena setelah solat Zuhur dia tertidur. sedangkan Angga selesai solat Zuhur bergegas ke supermarket untuk berbelanja keperluan dapur.
" Lo masak? " tanya Laura menghampiri Angga di dapur. dia melihat apa yang sedang Angga lakukan. " Lo masak cumi sambal ijo?" tanyanya.
Angga mengangguk lalu mematikan kompor karena masakannya sudah jadi. " tolong ambil piring " ujar Angga.
Laura menurut, dia mengambil satu buah piring lalu memberikannya pada angga. memang dia berdiri di dekat rak piring, jadi wajar Angga menyuruh padanya.
Angga memasukkan cumi sambal ijo itu ke dalam Piring lalu dia mengambil ikan di dalam kulkas untuk di goreng.
" gw nggak suka ikan " ujar Laura saat angga hendak menggoreng 2 ekor ikan.
" terus Lo mau ayam?" tanya Angga.
Laura menggeleng " telur goreng aja" ujar Laura.
Laura mengambil piring yang berisi cumi sambal ijo lalu meletakkannya di atas meja makan sederhana yang hanya muat 4 orang yang tempatnya tersambung dengan dapur.
Laura juga mengambil nasi di dalam kosmos di pindahkan ke dalam 2 piring untuk mereka berdua. Porsi untuk Angga lebih banyak dari pada porsi untuk dirinya sendiri. Karena setahu Laura, porsi makan laki laki lebih banyak dari pada perempuan.
setelah menggoreng ikan. Angga juga menggoreng telur mata sapi untuk Laura. Setelah selesai dia pindahkan ke piring lalu dia bawakan ke meja makan.
" ayok makan" ujar Laura yang sudah tidak sabar untuk makan. Dia sudah sangat lapar.
" baca doa dulu" ujar Angga saat Laura hendak memasukkan nasi ke mulutnya tanpa membacakan doa. Jangankan doa membaca bismillah saja tidak.
Laura berdecak kesal, namun dia tetap menurut dan berdoa. Dia tidak bisa berdebat jika sedang lapar.
•\=\=\=\=•
jika rumah tangga Laura dan Angga adem ayem saat ini. Berbeda dengan rumah tangga Lauris dan Aurel. Setelah menentukan kamar tadi, mereka berdua tidak lagi bertegur sapa. Lauris tidak pernah mengajak Aurel berbicara dan jika Aurel mengajak Lauris berbicara maka Lauris mengabaikannya.
Ayolah! Ini sangat menyiksa bagi Aurel. kalian tahu rasanya saat kalian sedang perang dingin dengan saudara kalian? Ini rasanya hampir sama. Sangat menyesakkan.
" lau, gw mau ngomong sama Lo" ujar Aurel mengetuk pintu kamar Lauris. " ini penting" lanjutnya karena Lauris tidak kunjung membuka pintu.
Begitu pintu terbuka Lansung menampakkan Lauris yang menatapnya dengan tatapan datar. Ah! Aurel tidak tahu salahnya dimana sehingga Lauris bersikap seperti ini padanya. Padahal disini mereka sama sama korban.
" cepat, mau ngomong apa?" tanya Lauris dingin.
" Lo dan gw sama sama nggak Nerima perjodohan ini, jadi ayok buat peraturan " ujar Aurel.
" peraturannya cukup satu, jangan urus urusan satu sama lain " ujar Lauris.
" oke" ujar Aurel setuju" tapi gw punya permintaan lain " lanjutnya.
" apa?" tanya Lauris masih dengan nada dingin terkesan ketus.
" gw minta, Lo cerain gw pas hari ulang tahun gw nanti, gw mau itu hadiah dari Lo untuk gw" ujar Aurel menguntarakan keinginannya.
" kapan Lo ultah?" tanya Lauris.
Bukan karena peduli atau ingin tahu untuk menyiapkan acara yang menarik atau sebagainya. tapi untuk memastikan jika waktunya tidak terlalu lama.
" 5 Juni" ujar Aurel.
Lauris menghitung bulan, jika 5 Juni berarti hanya 3 bulan lagi. tidak lama, ini bahkan lebih cepat dari perkiraannya.
" oke" jawabnya " udah?" tanya Lauris.
Aurel mengangguk, Lauris lansung menutup kembali pintu kamarnya. Ah! Aurel tidak tahu apa yang Lauris lakukan di kamarnya.
•\=\=\=\=•
Hari ini, hari pertama Laura berangkat dengan Angga. Banyak siswa siswi yang menyaksikan kejadian tersebut.
Bagaimana tidak? Angga yang di kenal anti membonceng cewek dan bersentuhan dengan cewek tiba tiba memboncengi Laura. Cewek yang pernah terkena skandal dengannya satu Minggu lalu.
" sudah banget bukanya" ujar Laura kesal.
" itu aja Lo nggak bisa" ledek Angga lalu membantu Laura membuka pengait helm.
" gimana mau bisa? orang gw biasanya naik mobil" ujarnya dengan nada sombong.
" iya iya, si paling kaya " ujar Angga dengan nada meledek.
Laura berdecih sinis lalu dia segera pergi dari sana meninggalkan Angga.
Laura sama sekali tidak peduli dengan siswa siswi yang menatapnya penasaran. dia juga tidak peduli dengan mereka yang berbisik bisik. Laura lebih fokus pada tujuannya untuk ke kelas dan bertemu dengan Luhan. Menceritakan semuanya pada cowok itu.