Saat Kaisar Ryu telah berhasil membunuh musuh Klan Liu, Liu Ryu berniat untuk pergi ke Dunia Tiantang untuk membuat perhitungan kepada Kaisar Langit karena mereka telah mengganggu ketenangan Kekaisaran Awan juga ingin membunuh Keluarganya.
Untuk pergi ke Dunia Tiantang bukanlah perkara mudah, dimana Liu Ryu harus menjelajahi berbagai tempat karena dia bukan dari Dunia Tiantang.
Dalam perjalanan tersebut Liu Ryu menemukan pengalaman baru sehingga dia semakin kuat.
Apakah Liu Ryu berhasil pergi ke Dunia Tiantang???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meningkatkan Kekuatan Pasukan
Saat berada di tempat yang aman, keempat Jenderal tersebut mengeluarkan sebuah kain yang cukup besar berwarna putih.
" Ketua... Hanya ini kesempatan kalian untuk pergi." Jenderal Kaibo menatap ke arah salah satu sosok yang ada di barisan mereka.
" Jenderal Kaibo, dan kalian semua... Terimakasih atas bantuan kalian selama ini. Jika tidak, mungkin anggota Klan Xin tidak ada yang tersisa." Ucap salah satu sosok Pria yang terlihat masih berusia 40 tahun namun sebenarnya sudah berusia 300 tahun lebih.
Pria tersebut tidak lain adalah Xin Fei Wong ketua Klan Xin sekaligus mantan seorang Jenderal dan Ayah dari Xin Chie saat berada di Dunia Abadi untuk pertama kalinya dari Dunia Fana.
" Tidak masalah Ketua... Kita sudah lama mengabdi kepada Kaisar Guan, jadi aku tau yang harus aku lakukan." Ucap Jenderal Kaibo.
" Kami sangat menyayangkan sikap Kaisar Shuxiang yang menjalin kerjasama dengan Sekte Aliran Hitam. Tentu saja hal itu membuat warga biasa yang tertindas oleh perbuatan mereka." Ucap Jenderal Jin.
" Mohon maaf Ketua... Kami masih belum bisa menemukan keberadaan Komandan Xie Hua. Tapi aku dengar dari beberapa warga, Komandan Rou Lyn dan Komandan Xia Yun telah berhasil diselamatkan oleh sosok misterius." Ucap Jenderal Dan.
" Mmmm... Aku juga tidak menyalahkan kalian. Hanya saja Putriku terlalu bertindak gegabah, sehingga berimbas pada anggota Klan Xin." Ucap Xin Fei Wong.
" Lalu siapa yang telah menghancurkan tiga Sekte Besar itu? Apa kalian tau siapa yang ingin menyerang Istana Kekaisaran Kabut Awan?" Tanya Xin Fei Wong.
" Kami juga tidak tau Ketua... Lebih baik kita langsung bertanya kepada mereka. Aku harap mereka tidak menganggap kita sebagai musuh." Ucap Jenderal Kaibo.
" Mmmm... Semoga saja mereka satu pemikiran dengan kita." Ucap Xin Fei Wong.
Mereka pun terus berjalan menuju ke perkemahan pihak musuh, dengan suatu harapan agar tidak terjadi pertarungan.
Sambil mengibarkan bendera putih yang menandakan bahwa mereka menyerah, mereka terus melanjutkan perjalanan hingga beberapa saat telah tiba di tempat Ryu dan Istrinya berada.
Ryu yang melihat dari kejauhan rombongan tersebut mengibarkan bendera putih, kini sedikit menaikkan alisnya sedikit heran.
" Gege... Apa kita harus membunuh mereka? sepertinya mereka ditugaskan untuk menyerang kita." Tanya Shu Meilu.
" Kita tunggu saja mereka kesini. Aku rasa mereka tidak berniat untuk menyerang." Ucap Ryu.
Tidak lama kemudian rombongan tersebut telah tiba di tempat Ryu dan Istrinya, dimana Xin Chie melihat dua sosok yang ada di barisan tersebut sangat familiar.
" Ayah, Ibu..." Kini giliran Xin Chie yang berjalan mendekati rombongan tersebut.
" Chie'er... Kau kah itu?" Xin Fei Wong menghentikan langkahnya lalu menoleh ke arah sosok wanita yang tidak jauh dari tempatnya.
" Benar Ayah." Xin Chie berlari kecil menuju ke arah mereka.
Saat sudah dekat, Xin Fei Wong memberi isyarat kepada rombongannya untuk berhenti dan tidak melakukan apapun.
" Anakku." Sosok wanita berlari kecil dari barisan belakang menuju ke arah Xin Chie dan langsung memeluknya.
" Nak... Dari mana saja kamu selama ini?" Xin Lian sambil memeluk erat tubuh Xin Chie.
" Ceritanya sangat panjang Ibu... Yang penting sekarang aku masih baik-baik saja." Ucap Xin Chie yang juga memeluk wanita tersebut.
" Chie'er... Syukurlah kamu selamat." Xin Fei Wong mendekati kedua wanita tersebut yang masih berpelukan.
Melihat hal itu Xin Chie perlahan melepaskan pelukannya lalu berjalan dan berlutut di hadapan Xin Fei Wong.
" Salam Ayah." Ucap Xin Chie seraya berlutut di hadapan Xin Fei Wong.
Keempat Jenderal beserta rombongan yang lain kini merasa heran karena yang di tempat itu hanya ada satu sosok Pemuda dan 24 wanita.
Sedangkan sebelumnya mereka dapat merasakan bahwa yang ada di tempat tersebut sangat banyak.
Meskipun keempat Jenderal merasakan bahwa 25 sosok tersebut masih mencapai Pendekar Bumi tahap akhir, tapi tetap saja mereka bersikap waspada mengingat tiga Sekte Besar bisa dihancurkan dengan mudah.
" Salam Ayah Mertua, Ibu Mertua. Perkenalkan namaku Liu Ryu, ingin meminta restu." Ryu menundukkan kepala kepada kedua sosok tersebut.
" Chie'er... Apa kamu sudah menikah?" Tanya Xin Fei Wong.
" Benar Ayah... Bahkan aku sudah memiliki anak." Ucap Xin Chie.
" Ah... Hahaa.. Berdirilah Menantuku. Kamu tidak perlu seperti itu. Aku sudah merestui kalian." Ucap Xin Fei Wong.
" Salam Ayah, Ibu." Satu-persatu Sheng Zhishu dan yang lain memberi hormat kepada kedua sosok tersebut.
" Nak... Siapa mereka?" Tanya Xin Fei Wong seakan meminta penjelasan.
" Ayah, Ibu... Mereka adalah saudaraku dan juga istri dari Suamiku." Ucap Xin Chie dengan santai.
" Apa?" Xin Fei Wong dan Xin Lian sontak kaget.
Bahkan seluruh rombongan tersebut juga tidak kalah kaget dengan ucapan dari Xin Chie.
" Ayah tidak perlu khawatir... Justru kami sangat senang." Ucap Xin Chie dengan bangga.
" Chie'er... Jika itu pilihanmu, Ayah dan Ibu hanya bisa merestui kalian." Ucap Xin Fei Wong yang melihat Xin Chie yang tidak memiliki beban sedikit pun.
Ryu pun membawa mereka ke perkemahan mereka sambil berbincang kecil dan menjelaskan tujuan mereka.
Mendengar keterangan dari Ryu, semua membulatkan mata karena hal itu sangat sulit untuk dipercaya namun sangat masuk akal.
" Ryu'er... Jadi untuk sementara waktu ini hanya sebuah pengalihan?" Tanya Xin Fei Wong.
" Benar Ayah Mertua... Satu minggu lagi baru kami bertindak." Ucap Ryu dengan nada santai.
" Tuan Ryu... Aku Jenderal Kaibo siap membantu." Ucap Jenderal Kaibo.
" Kami juga." Ucap ketiga Jenderal yang lain.
" Jenderal... Apa kalian tau berapa banyak jumlah pasukan Istana?" Ryu menoleh ke arah Jenderal Kaibo.
" Jika pasukan di Istana Kekaisaran Kabut Awan berkumpul di satu titik, jumlah mereka lebih dari 800.000 Pasukan. Itu belum termasuk anggota Sekte dan Klan pendukung." Ucap Jenderal Kaibo.
Mendengar ucapan tersebut Ryu sedikit mengerutkan kening karena lawan yang mereka hadapi melebihi apa yang dia perkirakan sebelumnya.
Hal itu memang sengaja dilakukan oleh Sheng Shuxiang, karena dia menarik semua pasukan dari berbagai Kota.
Sedangkan di sisi lain Keempat Jenderal menganggap bahwa Ryu memiliki banyak pasukan karena untuk menghancurkan tiga Sekte Besar, paling tidak membutuhkan ribuan pasukan.
Setelah mendengar ucapan tersebut, Ryu meminta kepada seluruh anggota Klan Xin dan keempat Jenderal beserta pasukannya kembali berlatih di Dunia Quzhu.
Meskipun awalnya mereka sangat heran, namun tidak ada yang berani bersuara. Sehingga Ryu langsung menarik mereka ke Dunia Quzhu.
Saat semuanya sudah berada di Dunia Quzhu, Ryu langsung mengirim pesan jiwa kepada kelima ketua Pasukan Semesta untuk menuntun pasukan tambahan untuk berlatih di Dunia Quzhu.
Sedangkan Ryu dan Istrinya hanya terus mengawasi pergerakan dari pihak Istana Kekaisaran Awan.
Ryu juga meminta kepada Dao Luo agar membawa anggota Sekte Teratai Putih kembali berlatih di Dunia Quzhu selama satu minggu lagi untuk mengurangi jumlah korban.
Sedangkan untuk Jiu Tou She, Tou Shuijing dan anggota Pasukan Semesta yang lain masih mengamati pergerakan pihak Istana.
Tidak lain tujuan Ryu melakukan hal itu, agar pihak Istana Kekaisaran Kabut Awan kelelahan karena terus berjaga siang dan malam.
Dengan demikian anggota Pasukan Istana Kekaisaran pasti tidak bisa berkonsentrasi saat melakukan pertarungan.
Ilustrasi Liu Jiang Yu ( Kultivator Api, Angin, Air, Tanah, Cahaya)