damar aby sugito atau lebih sering di panggil sugi, seorang pemuda yang memiliki sebuah toko boneka, namun boneka yang di jualnya juga bukan boneka-boneka biasa melainkan boneka hidup yang melindungi tuannya, selain bukan bonekanya saja yang unik, sugi sendiri juga memiliki kekuatan yang tiada tanding. namun ia sendiri tidak menyadari bahwa dirinya itu sakti dan sugi juga tidak menyadari bahwa boneka-boneka yang di jualnya itu hidup. di season 2 kali ini akan terungkap bagaimana sugi bisa memiliki boneka-boneka hidup itu, dan bagaimana sugi bisa mendapat kekuatan tiada tanding, serta siapa yang telah membuat sugi tidak bisa menyadari kesaktiannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keraguan kanaya
"A.... a...a apa yang terjadi?!"
"Tuan ampuni saya tuan!"
"Tuan saya mohon ampun tuan!"
Tuan bram terus membenturkan kepalanya ke lantai, memohon ampun kepada sugi.
Semua orang hanya bisa melebarkan matanya (O_O)
Bahkan termasuk sugi yang saat ini memasang wajah yang sama.
"Ada apa ini?!" Tanya sugi dalam hatinya dengan bingung. Bagaimana mungkin dia tidak bingung, sebelum ini dia sudah membuat kericuhan di tempat ini dan mendapatkan tantangan dari orang yang di panggil tuan bram ini.
Sebenarnya pada saat ini sangat bagus kalau tuan bram menyerah seperti ini. Namun jujur, sugi masih belum mengetahui mengapa tuan bram ketakutan hingga titik seekstrim ini.
"Apakah orang ini mabuk?" Tanya sugi dalam hati.
Perlu di ketahui alkohol di bar seperti ini, bagaikan air mineral di minimarket, sangat mudah untuk di jumpai. mungkinkah bram ini mabuk?
Itu adalah asumsi sugi, "aku benar benar tidak menyangka mabuk bisa menyebabkan sedikit gila."
Sugi kemudian mencoba melihat ke segala arah, di mana semua orang juga tampak kebingungan.
"Sepertinya aku harus berakting menjadi sosok hebat, agar aku bisa keluar dengan aman dari bar ini..." ucap sugi yang mencoba memikirkan rencana aktingnya.
Sugi sedikit mendongakan dagunya. Memandangi tuan bram dengan pandangan dingin.
"Apakah kamu sudah sadar siapa aku sejatinya?!" Tanya sugi yang mulai berakting.
Mendengar apa yang di ucapkan tuan sugi, mana mungkin bram tidak bergetar hebat pada saat ini.
Ya, sebenarnya tuan bram masih tidak begitu mengetahui identitas sejati tuan sugi. Namun yang pasti sosok yang bisa membuat makhluk halus dan para raksasa bersujud, bukanlah sosok biasa. Apalagi tuan sugi sangat mudah memisahkan roh dari raga.
Alhasil pada saat ini tuan bram menghantamkan kepalanya di lantai dengan lebih keras lagi, "maafkan saya tuan, saya punya mata namun saya tidak bisa melihat siapa sejatinya anda!"
Sugi menganggukan kepalanya, "hentikan!" Ucap sugi yang menghentikan apa yang di lakukan oleh tuan bram, seketika itu juga tuan bram menghentikan apa yang dia lakukan.
"Ikut aku, kita mengobrol di atas, dan siapa pengelola tempat ini?" Tanya sugi dengan wajah dingin.
"Sa... say... saya tuan!" Jawab kanaya yang ikut mengggigil. Tuan bram saja harus merendahkan kepalanya, bagaimana mungkin kanaya punya nyali menghadapi sugi.
Sugi berjalan dengan tenang menuju tangga, sementara itu semua orang terlihat terdiam. Masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Ayo, mengapa kamu diam saja?!" Ucap tuan bram kepada kanaya yang masih mematung.
Buru buru kanaya berjalan mengikuti tuan bram yang sedang mengikuti sugi.
Siapa sangka di tengah tangga sugi berhenti, dia menoleh ke arah lima babi dan para pengunjung bar yang masih melongo terutama eric, kemudian sugi berucap, "bereskan lima babi itu, dan ingat tidak ada satupun dari kalian yang boleh menyebarkan apa yang terjadi di tempat ini!"
Tanpa menunggu respon dari semua orang sugi kembali melangkahkan kakinya menaiki tangga.
Buru buru tuan bram, tidak mari kita panggil saja dengan bram dan kanaya. Mereka berdua mengikuti sugi menuju ruangan eksklusif.
"Silahkan tuan." Ucap kanaya yang terlihat terburu buru di depan tuan sugi untuk membukakan pintu.
Dengan dagu yang masih sedikit mendongak, sugi berjalan memasuki ruangan mewah ini.
Bau alkohol yang begitu harum langsung menyambut sugi di ruangan ini. Jelas dengan bau yang begitu harum dan memabukan ini, sugi jelas tahu ini adalah alkohol alkohol yang super duper mahal.
"Aha! Aku tahu, pasti pria konyol ini terlalu banyak menegak minuman beralkohol, sehingga dia sedikit ngelantur dan menganggapku sebagai sosok hebat.... atau mungkin juga dia berhalusinasi akibat alkohol alkohol itu."
Ketika sugi berdiri di dekat meja, selain alkohol super mahal, sugi juga melihat setumpuk emas dan perhiasan. Tentu saja ini adalah upeti yang akan di berikan kanaya kepada bram.
"Sialan, apa ini?!" Tanya sugi yang kaget dalam hatinya. Dia benar benar tidak menyangka bahwa dia akan langsung di sambut dengan barang barang berharga seperti ini.
Sugi dengan akting wajah dinginya langsung menoleh ke arah bram dan kanaya, "sialan! Apakah mereka berdua adalah mafia?"
Sugi mulai merasa gugup pada saat ini. Namun dia terus mencoba untuk tenang. Kalau dia tidak tenang, dia takut aktingnya akan ketahuan.
"Aku harus menjaga aktingku!" Ucap sugi dalam hati, kemudian sugi berucap, "apa yang kalian lakukan? Singkirkan sampah sampah ini!"
Baik bram dan kanaya sedikit terkejut dengan apa yang mereka dengar.
"Seperti yang di harapkan dari tuan misterius ini! Saking kuatnya beliau, beliau sudah tidak tertarik dengan harta remah seperti ini!" Ucap bram dalam hatinya.
Kanaya buru buru mengambil kantong kresek dan menyingkirkan emas dan perhiasan itu dari atas meja.
Sugi kemudian duduk dengan tenang di sofa.
Siapa sangka kanaya memberanikan diri untuk bertanya kepada sugi, "tuan.... nama saya adalah kanaya dan nama pria ini adalah tuan bram.... bolehkan saya mengetahui siapa nama anda?" Tanya kanaya dengan nada yang hati hati.
"Sugi!" Jawab sugi dengan singkat.
"Tuan sugi?!" Kanaya terlihat terdiam beberapa saat, "mengapa saya tidak pernah mendengar sosok hebat seperti anda?"
Sugi hanya bisa membatin, "meskipun kamu selidiki ke seluruh dunia, kamu tidak akan pernah bisa menemukan tuan yang bernama sugi! Karena aku sebenarnya hanyalah pria biasa."
Terlihat bram yang marah, "nona kanaya, selama ini aku menghormatimu! Aku selama ini menganggapmu mitra bisnis yang baik! Namun ternyata penilaianku salah! Kamu bukan mitra bisnis yang bagus!"
"Beraninya kamu meragukan identitas tuan sugi!" Ucap bram yang marah.
"Ti-- tidak. Saya hanya tidak pernah mendengar namanya!"
Sugi panik, namun dia masih bisa memasang wajahnya dengan ekspresi tenang. Sugi sendiri yakin yang terlalu banyak minum alkohol adalah pria yang bernama bram ini, sedangkan wanita yang bernama kanaya ini tidak terpengaruh.
Oleh karena itu yang masih bisa berfikir jernih dan meragukan identitasnya adalah wanita bernama kanaya ini.
"Sangat bahaya, apabila wanita ini mengetahui bahwa ini adalah sebuah kebohongan! Aku bukanlah sosok besar, dan bram seperti ini hanyalah karena efek dari mabuk!" Ucap sugi dalam hati.
"Aku harus mencari cara! Namun bagaimana caranya?!" Tanya sugi dalam hati, walaupun sugi panik namun ia masih mempertahankan wajah dinginnya.
Kemudian sugi melirik ke arah pedang yang masih tersarung, menempel di dinding. Entah mengapa sugi melihat ini sebagai barang antik, "hehehe, aku akan memanfaatkan keahlianku dalam bidang barang rongsokan, eh! Tidak barang antik untuk menipu mereka!"
"Tuan bram, saya tidak meragukan anda, maafkan saya." Meskipun dia mengucapkan hal ini, namun wajahnya tidak bisa bohong, dia benar benar ragu.
Sebenarnya keraguan kanaya ini wajar, sebab saat sugi memukul bram hanya bram saja yang mengalami pengalaman yang tidak terlupakan, sedangkan kanaya tidak.
Di mata kanaya benar benar sangat aneh. Mengapa tuan bram bersujud begitu saja di hadapan tuan bram ini, dan yang paling aneh kanaya sama sekali tidak pernah mendengar desas desus tuan hebat yang bernama tuan sugi!
Namun di hadapan bram, kanaya tidak berani mengungkapkan keraguannya.