apa itu cinta...?! adakah semua orang benar benar tahu pasti apa artinya ?!
dan apakah itu benci yang sebenarnya...?! adakah semua orang juga tahu pasti apa artinya ?!
namun yang pasti....
benci dan cinta sungguh tak bisa di pahami oleh dua anak manusia yang terlibat dan terjebak akan hal itu.
Farid Ibrahim Hamzah Tarek
merasa sangat membenci seorang gadis yatim piatu bernama Mayrea Mazaya Khanza hingga ia tega merenggut kesucian gadis malang dan yatim piatu itu.
tak cukup sampai di situ, Ibrahim tega terus menghina dan merendahkan gadis itu.
sementara Rea, panggilan dari seorang Mayrea Khanza tetap berusaha kokoh dan tegar meski badai terus menerpanya.
apa yang terjadi selanjutnya ketika keduanya kembali di pertemukan setelah perpisahan hampir 10 tahun lebih lamanya dalam situasi dan kondisi yang begitu menyedihkan ?!
ikuti kisah baru aku....
" Antara benci dan cinta "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 29 sebuah tugas
Rea baru saja masuk ke dalam ruangannya dan di ikuti dengan Sofia di belakangnya,
Ketika seorang perawat setengah berlari menyusulnya.
" Suster Mery...ada apa ?! Kenapa berlari lari begitu ?! " tanya Rea ketika melihat perawat yang ia panggil Mery berlari ke arahnya dan menyusulnya masuk ke dalam ruangannya.
" maaf dokter Rea, anda di tunggu dokter Himawan dan dokter Evan di ruangan dokter Himawan " jawab suster Mery.
Rea mengerutkan keningnya,
" ada apa suster Mery ?! "
" maaf dokter Rea, saya kurang tahu..."
Sejenak Rea menatap ke arah Sofia,
Dokter Himawan adalah kepala rumah sakit ini yang juga adalah ayah dari dokter Evan dan Tomy.
Himawan Harvey Clinton adalah nama lengkap dokter Himawan.
Dokter Himawan memang bukan pemilik rumah sakit ini, tapi dia juga salah satu pemegang saham yang memiliki saham di rumah sakit ini.
Itulah sebabnya kenapa dirinya dan keluarganya sangat di segani di rumah sakit ini.
" Baiklah...aku segera ke sana " jawab Rea kemudian.
Usai mendengar jawaban dan kepastian dari Rea, perawat Mery segera berlalu dari ruangan Rea.
" menurut kakak..apa ada yang terjadi ?! Tidak biasanya dokter Himawan menemui kakak langsung seperti ini. Biasanya juga hanya melalui dokter Evan...
Lalu..kenapa dokter Evan juga tak memberi tahu kakak tentang hal ini ?! " kata Sofia penuh selidik karena ia yang tiba tiba saja berpikirkan buruk tentang pekara ini.
" entahlah Sofia...aku juga tidak tahu " jawab Rea
" apa kakak tidak merasa jika mereka terlalu mengatur hidup kakak ?!
Mulai dari kakak yang harus berdinas di sini padahal kakak ingin kembali ke Malang kan ?!
Sampai tempat tinggal kakak saja, mereka ikut mengatur itu.
Aku khawatir, setelah kakak menikah dengan dokter Evan,
kakak hanya akan di jadikan sebagai baby sitternya Kalila saja " omel Sofia lagi yang merasa tak suka melihat bagaimana keluarga dokter Evan begitu mengatur hidup Rea.
Sementara ia tak merasa Rea di perlakukan sangat baik oleh mereka.
jujur...
menurut Sofia hanya Tomy yang memperlakukan Rea dengan sangat baik dan tulus.
Sementara dokter Evan,
Ia merasa kebaikan laki laki itu kepada Rea hanya karena Kalila yang sangat tergantung kepada Rea.
" kakak yakin akan menikah dengan dokter Evan ?! " tanya Sofia lagi.
Rea menghela nafas berat.
" entahlah Sofia, kakak banyak berhutang budi kepada dokter Evan " jawab Rea kemudian.
" tapi itu bukan berarti kakak harus menyerahkan hidup kakak untuk mereka.
lihatlah bagimana mereka memeras tenaga kakak...
Kakak bahkan seperti tak punya waktu untuk diri kakak sendiri.
Terlalu banyak pasien yang harus kakak pegang, belum lagi Kalila yang selalu merecoki waktu libur kakak.
Ah kakak....
ayo kita kembali saja ke Malang, aku yakin kakak tidak akan kesulitan mendapatkan rumah sakit lain di sana "
celoteh Sofia kesal.
" Sofia....
tolong jangan bahas itu lagi saat ini, aku harus pergi "
" ckk....perlu aku temani ?! " tawar Sofia kemudian dengan wajah juteknya.
" tidak perlu, kau atur lagi saja jadwal periksaku dengan pasien pasienku...ok "
" hemmmm....." hanya jawaban itu yang keluar dari bibir Sofia untuk Rea.
Kemudian Rea pun segera berlalu dari ruangannya.
Tok tok tok....
Rea nampak mengetuk sebuah pintu yang tertutup, tak lama sebuah suara yang mempersilahkan ia masuk terdengar.
Cklek...
Rea membuka pintu dan segera masuk ke dalam ruangan itu.
Di dalam ruangan itu telah ada dua orang pria berbeda generasi yang sama sama duduk di sofa yang ada di ruangan itu.
Keduanya adalah dokter Himawan dan dokter Evan
Rea menyapa kedua orang itu dengan sangat sopan, Gadis itu menganggukkan kepala di hadapan dua orang itu.
Dokter Evan tersenyum mengangguk kepadanya
" silahkan duduk Rea " dokter Himawan mempersilahkan Rea.
" terimakasih dokter Himawan " jawab Rea, kemudian ia duduk di hadapan dua orang itu.
" apa kau tahu kenapa aku memanggilmu ke sini Rea... ?! " tanya dokter Himawan.
" maaf dokter..saya tidak tahu " jawab Rea jujur.
" baiklah aku akan memberitahumu.
Rumah sakit sangat mengakui dan sangat mengapresiasi kinerjamu.
Hampir semua pasien yang kau tangani di nyatakan sembuh.
Sudah saatnya kau belajar hal lain lagi.
Evan merekomendasikan dirimu untuk merawat salah satu pasien yang akan datang dua hari lagi.
Menurut riwayat medisnya ia mengalami gejala liver akut namun itu kini tak perlu di khawatirkan.
Tapi satu yang perlu di khawatirkan,
Dia mengalami gangguan mental karena efek alkohol yang ia konsumsi terlalu berlebihan.
Pasien itu mengalami anxiety Rea " terang dokter Himawan.
Rea diam mendengarkan penjelasan dokter Himawan itu.
" rasanya itu tak begitu berat untukmu Rea, kau bahkan pernah merawat pasien yang benar benar mengalami gangguan jiwa.
Hanya saja, anxiety ini sudah di derita oleh pasien itu sangat lama.
Sejak sepuluh tahun yang lalu " lanjut dokter Himawan lagi.
" aku mempercayakan dia padamu, dan aku ingin kau hanya fokus kepadanya.
Karenanya...
Aku membebaskanmu dari tanggung jawab terhadap semua pasienmu yang lain.
Evan dan dokter Miranda yang akan mengambil alih semua pasienmu di bangsal Kejiwaan " dokter Himawan masih menjelaskan.
Sementara Rea terpekur mendengarnya. Apalagi ini...
Apakah sekarang ia benar benar sengaja di singkirkan ?!
Bisik hati Rea.
" Dia adalah pasien kelas eksklusif Rea...aku ingin kau hanya fokus kepadanya " kata dokter Himawan masih melanjutkan keterangannya.
Rea mendongakkan kepalanya dan menatap kepada dokter Evan.
Dokter Evan tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
Rea menarik nafas dalam dalam,
" baik dokter Himawan, terimakasih atas kepercayaan yang telah di berikan kepada saya.
Tapi bolehkan saya meminta satu hal ?! "
" katakan Rea..."
" Biarkan saya membawa Sofia bersama saya "
" terserah padamu Rea...
Lagi pula kau tidak akan kemana mana, kau hanya akan pindah tugas di paviliun utama saja karena pasien itu akan di rawat di sana " terang dokter Himawan.
Tak lama, Rea pamit dan segera meninggalkan ruangan itu.
Setelah kepergian Rea,
dokter Evan pun segera menyusulnya.
" Rea....tunggu " panggil dokter Evan yang menghentikan langkah Rea.
" ya..." jawab Rea sambil menghentikan langkahnya dan memutar tubuhnya menatap dokter Evan.
" kau baik baik saja ?! Aku harap kau tidak berpikir macam macam karena hal ini " kata dokter Evan.
" memangnya apa yang bisa ku pikirkan ?! Kurasa ini adalah salah bentuk apresiasi rumah sakit ini terhadap prestasi dan kinerjaku " jawab Rea.
" baguslah kalau begitu, aku hanya khawatir kau akan berprasangka buruk karena hal itu " kata dokter Evan.
Rea tersenyum tipis.
" jangan khawatir apapun tentangku, meski jika aku memang punya prasangka buruk itu "
" Rea...."
" aku permisi dokter Evan...." potong Rea dan segera memutar tubuhnya kembali.
" kau sudah lama tak datang ke rumah Rea....Kalila merindukanmu " kata dokter Evan lagi.
Rea kembali berhenti, namun ia tak lagi memutar tubuhnya.
" ku pikir dia sudah terbiasa dengan dokter Miranda " jawab Rea.
Bukan tanpa alasan Rea mengatakan itu, pasalnya salah satu perawat di rumah sakit ini bercerita kepada Rea jika ia sempat melihat dokter Miranda keluar bersama keluarga dokter Evan.
Yang tak terlihat saat itu hanya Tomy kata perawat itu.
jujur Rea tak meras sakit hati karena hal itu, tapi yang ia sesalkan adalah.
Kenapa dokter Evan tak mengatakan apapun kepadanya.
Meski ia cukup paham jika pria itu terkesan tak menginginkannya.
Namun kenapa pria itu juga seolah mati matian menahannya.
Apakah itu hanya karena Kalila....?!
" Rea..." panggil dokter Evan lagi dengan lirih.
" aku selalu ada di kontrakan setiap aku libur dokter..." jawab Rea sambil kemudian ia melanjutkan langkahnya kembali meninggalkan dokter Evan yang berdiri terpekur di tempatnya berdiri.
lupa² jg kalau ndk salah si Esther ini teman sekelas rea Khan,Waktu masih di Alfarobi?penggemar Niel jg.
ini kebetulan..
atau emang ortu niel tau Rea berasal dari panti ini jadi buat n3nus rasa bersalah mereka..
mereka jadi donatur di panti itu...
atau malah niel..
yg emang emang nyumbang tiap panti dgn haeapan dapat ketemu Rea di suatu panti..
❤❤❤❤❤❤
yg tulus keluarga Ibra♥️
bawa ortumu Ibrq.
lamar dan nikahi Rea..
😀😀😀❤❤❤❤❤
atau bahkan langsung pernikhaba..
😀😀😀❤❤❤❤❤