apa itu cinta...?! adakah semua orang benar benar tahu pasti apa artinya ?!
dan apakah itu benci yang sebenarnya...?! adakah semua orang juga tahu pasti apa artinya ?!
namun yang pasti....
benci dan cinta sungguh tak bisa di pahami oleh dua anak manusia yang terlibat dan terjebak akan hal itu.
Farid Ibrahim Hamzah Tarek
merasa sangat membenci seorang gadis yatim piatu bernama Mayrea Mazaya Khanza hingga ia tega merenggut kesucian gadis malang dan yatim piatu itu.
tak cukup sampai di situ, Ibrahim tega terus menghina dan merendahkan gadis itu.
sementara Rea, panggilan dari seorang Mayrea Khanza tetap berusaha kokoh dan tegar meski badai terus menerpanya.
apa yang terjadi selanjutnya ketika keduanya kembali di pertemukan setelah perpisahan hampir 10 tahun lebih lamanya dalam situasi dan kondisi yang begitu menyedihkan ?!
ikuti kisah baru aku....
" Antara benci dan cinta "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ban 28 menjalani takdir
Dua orang perempuan berusia dewasa terlihat nampak sibuk di dalam sebuah ruangan ketika tiba tiba pintu ruangan itu di ketuk dari luar dan tak lama kemudian seorang pria tampan nampak masuk dengan membawa kantong plastik berisi makanan.
" makan siang untuk dokter Rea dan suster Sofia...." seseorang itu segera masuk dan meletakkan kantong plastik berisi makanan di atas meja.
Dua orang perempuan di dalam ruangan itu sontak mendongak menatap seseorang itu.
" kau tak seharusnya serepot ini Tomy.." kata Rea.
Ya...
Seseorang yang datang membawa makanan itu adalah Tomy Harvey Clinton.
Setelah cukup lama Tomy akhirnya bisa juga berteman dengan Rea.
Pemuda itu menceritakan semuanya dan meminta maaf kepada Rea.
Rea pun merasa tak memiliki alasan untuk tak memaafkan pemuda itu.
Ia juga tak ingin menyalahkan siapapun atas semua takdir buruk yang telah menimpanya.
Jangankan kepada Tomy,
Bahkan kepada Ibra saja, ia merasa tak punya hak untuk menimpakan semua hal buruk itu.
Ia justru menyalahkan dirinya sendiri karena ia yang tak mampu menjaga dirinya sendiri.
Dan sekarang...
Keduanya berteman, apalagi Rea juga memiliki hubungan dekat dengan Kalila keponakannya dan sang kakak yakni dokter Evan.
Tomy memilih mundur dan hanya berteman dengan Rea. Ia merasa tak pantas berebut Rea dengan sang kakak.
Ia sadar, Kalila lebih membutuhkan Rea di bandingkan dirinya.
" tidak ada yang repot jika itu untuk calon kakak ipar " jawab Tomy yang sontak membuat Rea mencebikkan bibirnya.
" kak..aku keluar dulu " pamit Sofia.
Gadis itu berhasil di sembuhkan oleh Rea kemudian Rea membawa gadis itu ikut serta bersamanya.
Sofia kemudian sekolah keperawatan dan sekarang gadis itu menemani Rea berdinas di sebuah rumah sakit terbesar di kota Yogyakarta ini.
" kenapa keluar, aku juga membawakan makanan untukmu Sofia " kata Tomy
" iya kak Tomy, terimakasih...nanti aku kembali " pamit Sofia kemudian ia melangkah keluar.
" jaga matamu Tomy, dia adikku..." kata Rea ketika melihat Tomy terus mengikuti langkah Sofia dengan matanya.
" jika kau serius, datang dan mintalah dia kepada umi " kata Rea lagi.
Tomy menghela nafas dan menatap Rea kembali.
" inginnya aku seperti itu, tapi...jika kakak belum menikah lagi, rasanya sedikit aneh " jawab Tomy dengan wajah sedikit sendu.
Lagi lagi Rea mencebik.
" jadi Rea....
Kapan kalian akan segera meresmikan hubungan kalian, agar aku bisa cepat menikahi Sofia " kata Tomy.
" jangan tunggu aku, menikahlah lebih dulu " jawab Rea sambil melanjutkan kegiatannya memeriksa data informasi pasiennya di layar segi empat di hadapannya.
Sekarang Rea telah sukses menjadi seorang dokter spesialis kejiwaan dan berdinas di sebuah rumah sakit jiwa yang sangat terkenal.
Kedekatannya dengan Kalila membuat dokter Evan juga menjadi lebih dekat dengannya.
Lambat laun pria itu menyatakan perasaannya dan meminta Rea untuk mau menikah dengannya dan menjadi ibu untuk Kalila.
Rea sempat menolak, namun keberadaan Kalila yang seolah terikat dengannya membuat ia tak berdaya.
Namun demikian,
Rea belum bisa memberikan kepastian setiap kali dokter Evan mengajaknya menikah.
" Rea...boleh aku bertanya sesuatu ?! tapi janji jawab dengan jujur...
Jujur aku tak bisa berhenti memikirkan ini sejak pertemuan kita dulu " tanya Tomy tiba tiba.
" tanyalah..." jawab Rea santai.
" sebenarnya apa yang terjadi ?! Kenapa kau tidak pergi ke Jerman ?!
Apa telah terjadi sesuatu denganmu dan Ibra hingga kau tak bisa pergi kesana ?!
Apa dia melakukan sesuatu padamu hingga kau gagal pergi ke sana ?! " tanya Tomy.
Degh...
( Ya Allah....tolong izinkan aku hanya mencintaiMu ) bisiknya di dalam hati.
Mendengar Tomy menyebut nama Ibra, tubuh Rea seketika terasa membeku.
Namun jantungnya terasa berdetak kencang dan darahnya seketika mengalir lebih cepat.
Rea tak menyangka, setelah sekian lama. Tak ada yang berubah padanya.
Semua masih tetap sama seperti dulu, hanya mendengar namanya saja...tubuhnya sudah bereaksi seperti ini.
Dulu,
Setiap kali ia dekat atau berada dalam satu ruangan bersama Ibra. Ia akan merasakan reaksi seperti itu. Bahkan tak jarang lututnya seperti lumpuh saat ia berada begitu dekat dengan pemuda itu.
Ia bahkan tak punya keberanian untuk sekedar menatap wajah pemuda itu.
Karenanya, ia kerap tertunduk jika tak sengaja berpapasan dengan Ibra demi bisa menetralkan perasaannya sendiri.
Padahal,
Tak pernah sekalipun pemuda itu melirik apalagi melihat kepadanya.
" tidak ada....
Selain di Jerman aku juga mendapat tawaran kuliah di kota ini.
Kau tahu aku adalah seorang yatim piatu, saudara saudara ku di panti sebagian besar adalah anak kecil. Rasanya aku tak tega meninggalkan ibu pantiku untuk pergi ke Jerman " terang Rea kemudian.
" ah..sayang sekali Rea..." jawab Tomy.
" tidak..tidak ada yang sayang Tomy, pendidikan di sini juga tak kalah bagus kurasa "
sergah Rea dengan raut wajah yang sulit di artikan. Tiba tiba rasa ingin tahunya tentang kabar Ibra seolah memenuhi kepalanya.
Namun ia merasa sulit untuk bertanya.
" kau sendiri ?!
ku pikir kau adalah sahabatnya...jadi aku juga merasa aneh ketika melihat kau sendirian kuliah di sini.
Di mana teman teman mu itu ?! " tanya Rea pada akhirnya berusaha mengorek dan ingin tahu dengan cara halus.
Tomy menghela nafas berat.
perlahan ia mengingat kembali hubungannya yang kian memburuk dengan Ibra,
Perlahan pemuda itu menegakkan tubuhnya dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi yang ia duduki.
" aku sudah sangat lama tak bertemu dan lost kontak dengan mereka... terutama Ibra " jawab Tomy kemudian dengan raut wajah sendu.
Rea menatap Tomy dengan dalam.
" jangan menatapku seperti itu Rea....karena tatapanmu itu aku merasa menjadi yang bersalah "
🌿
Senja di sebuah perumahan.
Di dalam sebuah kamar, Rea nampak duduk di sisi pembaringan.
Perlahan tangannya terulur menarik handle sebuah laci yang ada di meja nakasnya.
Perbincangannya dengan Tomy siang tadi cukup mempengaruhi emosinya.
Hatinya gelisah dan tak tenang.
Tangannya meraih pelan sesuatu berwarna hitam dari dalam laci itu kemudian mendekapnya.
Mencium dan menghirup dalam dalam aroma wangi yang masih menguar dari sesuatu itu yang tak lain adalah sebuah jaket.
" bagaimana kabarmu sekarang ?! Seharusnya kau sangat baik baik saja bukan ?! " desis Rea.
" tentu saja, memangnya kenapa kau tidak harus baik baik saja....
kau memiliki segalanya dan bisa mendapatkan apapun yang kau inginkan "
Perlahan bulir bulir bening air mata meluncur membasahi pipinya.
" kau tahu...terlalu banyak kepahitan yang ku alami karenamu,
Sesuatu yang kau tinggalkan di rahimku tak bisa ku pertahankan dan seakan pergi dengan membawa setengah dari nyawaku " lanjut Rea lagi masih sambil berbisik.
" sakit...Ibra....rasanya sa.....ngat sakit, kau melukai perasaanku, kau hancurkan mentalku. Kau....juga menghancurkan tubuhku.
Terlalu banyak kau melukaiku, tapi kenapa aku bahkan tak bisa membencimu.
Rasa ini begitu menyiksaku Ibra.
Andai aku bisa memutar kembali waktu, aku akan memilih tak akan pernah menerima beasiswa itu.
Karena beasiswa itu membuatku bertemu denganmu dan membuatku tersiksa dengan perasaanku terhadapmu " rintih Rea lagi.
Perlahan Rea mulai terisak dan isaknya terdengar kian jelas.
Ingatannya melayang pada kejadian sepuluh tahun silam.
Ia yang baru menyadari jika sebenarnya ia tengah hamil memutuskan untuk tidak pergi ke Jerman demi mempertahankan kandungannya yang ternyata telah berusia 3 bulan.
Ia juga memilih menyimpan sendiri kepahitannya tanpa mau berbagi dengan siapapun.
Tapi sayang...
Di usia kehamilannya yang menginjak lima bulan, Rea harus merelakan janin yang ia kandung.
Kesibukan kuliah dan bekerja paruh waktu sebagai tenaga pendidik membuatnya terlalu memforsir tenaganya.
Akibatnya ia drop dan berakhir dengan keguguran.
Rea sempat terpuruk saat itu, hingga akhirnya ia mampu kembali bangkit dan menjadi Rea yang sekarang.
" sekarang...aku hanya sedang menjalani takdirku, semoga kau pun begitu.
Aku tahu, tak seharusnya aku memiliki perasaan seperti ini kepadamu...
Kau benar, memang siapa aku hingga aku berani menyimpan perasaan seperti ini kepadamu hingga bertahun tahun ?! " desah Rea dengan lirih.
Seulas senyum kecut tersungging di bibirnya kala ia mengingat kembali siapa dirinya dan siapa seorang Ibrahim Hamzah.
niel..
kmu bikin Ibra kumat..
💔💔💔💔❤❤❤❤
semangat Bra teriak2.
biar segera dikirim ke yogya dan ktemu ama Rea...
😀😀❤❤❤❤❤
ga sabarnyaaa aku🥴
Thor.. endingnya jangan biarkan Ibra kenapa2 ya 🙏🙏🙏
dans segera pertemukan mereka 👍😢