NovelToon NovelToon
Cinta Tulus Kania

Cinta Tulus Kania

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:2.7M
Nilai: 4.7
Nama Author: santi.santi

Kania Abinaya sangat mencintai tunangannya yang bernama Alam. Meski mereka sudah lebih dari satu tahun menjalin hubungan namun Alam masih saja bersikap dingin kepada Kania.Tapi karena rasa cintanya yang sangat besar kepada Alam, Kania seloah buta dengan semua itu.

Hingga suatu hari Kania mengetahui alasan sikap dinginnya Alam kepadanya yaitu karena Alam tidak mencintainya. Yang lebih menyakitkan lagi ternyata Alam adalah kekasih kakak angkatnya, yaitu Dania. Dania memaksa Alam untuk menerima cinta Kania sebagai rasa terimakasihnya kepada keluarga Kania, karena telah merawat dan membesarkan Dania penuh cinta dan kasih sayang.

Kania lebih memilih pergi mengasingkan diri dari mereka. Kania juga sangat menyayangi Dania, Kania tidak mau kakaknya itu mengorbankan cintanya demi Kania.

Hingga 3 tahun kemudian Alam dan Kania di pertemukan lagi, dimana saat itu Kania melihat Alam masih memakai cincin pertunangan mereka dulu.
Apa yang membuat Alam masih memakai cincin itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

"Sungguh serasi sekali kalian berdua!!" Tentu saja itu hanya Kania ucapkan di dalam hatinya.

"Kania, sini duduk!" Dania menggeser tubuhnya memberi ruang untuk Kania di antara dirinya dan Elang. Tapi Kania lebih memilih duduk di kursi berseberangan dengan mereka.

Dania hanya menghela nafasnya melihat penolakan adiknya. Sementara Alam hanya diam seribu bahasa di tempat duduknya.

"Sejak kapan Ayah sering sakit-sakitan begini?" Kania membuka suaranya, tanpa menunggu basa basi dari mereka.

"Sejak kepergian kamu" Jawab Dania dengan tegas dan menyiratkan sebuah emosi di dalamnya.

"Maksud Kakak?"

"Sejak kepergian kamu ke luar negeri dan kamu sama sekali tidak bisa di hubungi. Hal itu membuat Ayah sering melamun karena memikirkan keadaan kamu" Dania berkaca-kaca mengingat keadaan Ayahnya waktu itu. Ayah sering menyendiri dan sering linglung seperti kehilangan arah.

Kania syok mendengarkan penjelasan Dania, kania membekap mulutnya dengan kedua tangannya.

"Ayah mencoba mencari mu ke Australia bersama Bunda. Berkeliling di universitas yang kamu sebutkan, barang kali ada yang mengenalimu. Tapi hasilnya nihil. Ayah putus asa, Ayah kembali dengan rasa kecewanya. Hingga ayah jatuh sakit karena terlalu banyak pikiran. Ayah bahkan mengira kamu sudah meninggal karena kamu pergi menghilang tanpa jejak. Ayah bahkan ingin menyewa jasa detektif tapi kamu tau sendiri saat itu Ayah di awal masa pensiunnya, jadi tidak ada pemasukan lagi setelah uangnya habis untuk mencari keberadaan mu" Dania mengusap air matanya yang terus menetes.

"Ayah menyerah mencari mu, tapi tak pernah berhenti berharap bisa menemukan kamu. Ayah percaya bahwa kamu masih dalam keadaan baik walau kita tak bisa melihat wujud mu" Dania mendekati Kania. Memegang tangan adiknya yang mulai terisak.

"Maafkan aku Kak, karena aku Ayah jadi seperti ini. Semua karena salahku!!" Air mata penyesalan Kania tumpah saat itu juga.

"Tidak Kania, ini semua karena Kakak. Kamu pergi karena salah Kakak. Selama ini Kakak di hantui rasa bersalah yang sangat besar. Apalagi jika melihat kondisi Ayah, rasa itu semakin menggerogoti hati Kakak Dek" Untuk pertama kalinya setelah dirinya kembali, Kania membalas pelukan Dania.

"Maafkan Kakak Dek" lirih Dania di balik punggung

Kania.

"Berhentilah minta maaf Kak, lupakan semua itu. Aku sudah memaafkan Kakak" Kania mengeratkan pelukannya pada Dania. Kakak yang dulu selalu melindunginya, Kakak yang tidak bisa tinggal diam saat Kania di ganggu temannya.

"Terimakasih Dek, Kakak sangat menyesali keputusan Kakak yang akhirnya menyakitimu" Kania melepaskan Pelukan mereka.

"Sudahlah Kak, saat ini kita pikirkan saja kesehatan Ayah. Kania mau lihat Ayah lagi" Kania bangkit melewati Alam yang sejak tadi melihatnya menangis di pelukan Dania.

"Ayah" Panggil Kania lembut.

"Ayah tidak apa-apa Nak" Ayah melihat kecemasan di wajah putri cantiknya.

Kania justru tak kuat menahan air matanya saat Ayahnya berkata seperti itu.

"Kenapa putri Ayah malah menangis?" Kania menghapus air matanya kasar. Bunda mendekati putrinya, mengusap-usap punggungnya lembut.

"Maafkan Kania Yah, Ayah jadi seperti ini karena Kania" Kania menjatuhkan kepalanya di tangan sayang Ayah yang terkulai lemas di rahangnya.

"Kania, ini bukan salahmu Nak. Ayah memang sudah tua, jadi wajar saja jika sakit-kesakitan seperti ini" Ayah mencoba tersenyum di wajah tuanya yang pucat.

"Kania sayang, berhentilah menangis Nak!! Ayah dan Bunda tidak suka melihat kamu begini. Berikan Ayahmu semangat dengan menunjukkan senyummu!!" Bunda berusaha menenangkan hati sang putri, ia tau apa yang di rasakan putrinya saat ini.

Kania mengangkat kepalanya, memberikan senyuman tipis walau air mata masih mengalir di pipinya yang mulus.

"Cantik sekali putri Ayah kalau senyum begini" Goda sang Ayah meski suaranya terdengar lemah.

"Jadi menurut Ayah, Kania ngga cantik kalau nggak senyum?" Jawaban Kania mampu membuat Ayah dan Bunda tertawa bahagia. Putri kecilnya sudah kembali seperti dulu. Meski kini sudah terlihat dewasa namun sikap manjanya ternyata masih ada.

"Putri Ayah tetap cantik dalam kondisi apapun!!" Ayah mencubit pelan hidung mancung milik Kania.

"Ayah pinter banget kalau masalah gombalin cewek!!" Sahut Bunda.

"Iya dong Bunda, habisnya cewek di depan Ayah ini cantiknya ngga ketulungan"

"Ih apaan sih Ayah sama Bunda nggak lucu Deh!!" Kehangatan yang mereka bertiga ciptakan mendadak hilang saat pintu ruang rawat itu terbuka. Dania bersama Alam muncul dari pintu itu.

"Bunda, apa sebaiknya Bunda pulang saja? Biar Dania yang jaga Ayah di sini" Ucap Dania wanita yang selalu bertutur kata lembut tapi mempunyai ambisi yang kuat.

"Tidak Nak, malam ini Bunda yang akan menemani Ayah. Kalian pulang saja!!" Bunda seakan tidak mau lepas dari suami tercintanya.

"Benar kata Kakak Bun, biar Kakak dan Kania yang di sini. Bunda harus banyak istirahat di rumah!!" Kini Kania yang membujuk Bundanya.

"Tidak Nak, untuk malam ini Bunda akan tetap disini. Besok saja kalau kalian mau menemani Ayah di sini!!" Kekeh Bunda kepada dua putrinya.

"Biarkan Bunda disini Nak, kalian pulanglah!!" Lirih Ayah.

"Baiklah kalau begitu, kita pulang dulu Bunda!!" Pamit Dania.

"Tapi Bunda__" Kania masih mencoba menawar.

"Dengarkan kata Ayah nak" Bunda juga masih tetap pada pendiriannya.

Kania menatap sekali lagi tubuh kurus Ayahnya. Tubuh tegap itu sudah tidak ada lagi. Tentu saja itu membuat hati Kania miris.

"Baiklah Bunda, Kania pulang dulu" Kania mencium kedua tangan orang tuanya sebelum pergi. Hal itu di ikuti pula oleh dua orang lagi di ruangan itu.

Kania dan Dania berjalan beriringan tanpa ada percakapan di antara mereka. Sementara Alam yang sedari tadi menjadi bisu mendadak berjalan di belakang kedua wanita cantik itu.

"Kak, aku duluan ya? Aku mau cari taksi ke depan" Ucap Kania tiba-tiba.

"Loh, kamu sama kita Dek. Alam sudah bilang mau antar kita. Iya kan Lam?" Dania memastikan lagi kepada Alam.

"Hemm" Alam mengangguk disertai gumaman.

"Nggak usah Kak, nanti ngerepotin. Lagian rumah kita sama apartemenku beda arah kok" Kania masih terus menolak.

"Kalau kamu nggak mau itu artinya kamu belum memaafkan Kakak kan Dek?" Wajah Dania berubah sendu.

"Hufftt baiklah terserah Kakak saja!!" Kania akhirnya menyerah. Mau tidak mau dia menuruti keinginan Dania. Hanya karena melihat wajah sendu Dania saja Kania langung menurut, kurang baik apa coba gadis itu?

Keheningan terjadi di mobil Alam. Apalagi saat ini Kania duduk di belakang sedangkan Dania bersebelahan dengan Alam.

"Tunggu, kenapa jalan ke rumah? Aku ingin pulang ke apartemen loh?" Protes Kania.

"Iya Dek, Alam kan antar Kakak dulu baru kamu. Biar sekalian jalannya searah!!" Jawab Dania.

"Ya sudah, kalau begitu turunkan aku di depan!!" Pinta Kania namun tidak diindahkan oleh si pengemudi.

"Cek!!" Kania berdecak kesal.

-

Suasana kembali hening setelah menurunkan Dania. Mereka berdua bagaikan sopir taksi dan pelanggan yang tak saling mengenal.

Kania hanya menatap ke luar jendela sepanjang perjalanan, tak berniat menyapa atau sekedar basa basi.

"Apa Kabar Kania? Gimana kuliah kamu di sana?" Alam buka suaranya setelah berjam-jam berdiam diri.

Kania mengalihkan pandangannya ke depan sebentar, lalu kembali lagi seperti semula.

"Alhamdulillah" Kania menjeda sebentar jawabannya.

"Menyenangkan!" Jawaban acuh tak acuh dari Kania untuk si penanya.

"Kania, aku mi__"

"Sudah sampai Pak Alam, berhenti di sini saja!!" Kania dengan cepat memotong ucapan Alam. Terlihat dengan sangat jelas jika Kania berusaha menghindari interaksinya dengan Alam.

Alam menepikan mobilnya di depan gedung yang tinggi menjulang. Kania bahkan menolak Alam mengantarkannya sampai di depan loby.

"Terimakasih banyak untuk tumpangannya Pak Alam, saya permisi!!" Kania turun dari mobil Alam dengan tergesa-gesa.

"Kania tunggu!!" Alam menyusul Kania turun dari mobilnya.

"Kania!!" Panggil Alam lagi namun Kania justru mempercepat langkahnya.

Alam menatap kepergian Kania dengan sendu. Wajah yang biasanya menatap dengan tatapan tak bisa diartikan kepada Kania, kini berubah menjadi sendu.

-

-

-

-

-

-

Happy reading😘

Salam hangat dari Kania, jangan lupa like dan komennya ya😘

1
Intania Naj_Va
Luar biasa
Amelya Ratulangi
rata rata karya othor nihh kebanyakan perempuan BUCIN AKUT udh tau di sakitan masih aja mauu
Anda Suhanda
Luar biasa
Deasy Permadi Chen
bagus bgt
Ida Farida
Lumayan
Yeny Triwahyuni
Luar biasa
Fe
ahhhhh kania bodohhh
Fe
banyak typo namanya ya ketuker tuker
Kadek Murdiani
kenapa ga sama farel aja sih.
Hera
Luar biasa
Erwi Yanti
terlalu banyak iklan
Arie
Luar biasa
Soritua Silalahi
ga usah terlalu sering interaksi antara Dania dan alam. Krn akan menyebabkan salah paham apalagi Dania belum move on
Soritua Silalahi
biarkan qalqm membayar jesalahannyaa dgn mencintai kania dgn tulus seumur hidupnya
Soritua Silalahi
bukan sia sia Kania..klu dulu alam terpaksa klu skrg dgn penuh cinta
Soritua Silalahi
sedih banget jadi Kanianya
Siti Masitah
dah mati aj..kok egois x
Siti Masitah
bagus di cintai dri pd mencintai sendirian..
Siti Masitah
mokondo
Atun Ismiyatun
ibunya kania dipasangkan saja sama ayah kandung dania/pk jonatan kak...terus nanti kalau ardan dah ketemu sama kkrganya dijodohkan sama bu yesi ibunya alam..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!