NovelToon NovelToon
Raja Arlan

Raja Arlan

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Timur / Dunia Lain / Fantasi Isekai
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: BigMan

Namaku Arian. Usia? Ya... paruh baya lah. Jangan tanya detail, nanti aku merasa tua. Yang jelas, aku hidup normal—bekerja, makan, tidur, dan menghabiskan waktu dengan nonton anime atau baca manga. Kekuatan super? Sihir? Dunia lain? Aku suka banget semua itu.

Dan jujur aja, mungkin aku terlalu tenggelam dalam semua itu. Sampai-sampai aku latihan bela diri diam-diam. Belajar teknik pedang dari video online. Latihan fisik tiap pagi.

Semua demi satu alasan sederhana: Kalau suatu hari dunia ini tiba-tiba berubah seperti di anime, aku mau siap.

Konyol, ya? Aku juga mikir gitu… sampai hari itu datang. Aku bereinkarnasi.

Ini kisahku. Dari seorang otaku paruh baya yang mati konyol, menjadi petarung sejati di dunia sihir.
Namaku Arian. Dan ini... awal dari legenda Raja Arlan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BigMan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15 - Ujian Kedua dan Ketiga: Perang Dimulai dari Kepala

Setelah ujian jebakan selesai, aku memutuskan memberi jeda satu jam. Tidak untuk mereka, tapi untukku—karena jujur saja, otakku terasa panas.

Menilai ksatria yang kuat itu mudah. Tapi menilai mereka yang berpikir? Nah… itu butuh konsentrasi tingkat dewa.

Kami sekarang berada di ruang strategi istana. Ruangan ini biasanya digunakan oleh para jenderal senior untuk menyusun rencana perang.

Dindingnya dipenuhi peta tua dan lambang wilayah. Meja utamanya? Sebuah papan kayu raksasa dengan miniatur medan tempur, pasukan kecil dari kayu, dan berbagai penanda medan: bukit, hutan, sungai, dan benteng.

Dan sekarang… sepuluh orang ksatria duduk di sekelilingnya.

Termasuk Aldein, yang masih tampak kikuk dalam pakaian pinjamannya.

Dan Sir Kaela? ia duduk seperti beruang marah yang dilarang berburu.

Aku berdiri di ujung meja, Seraphine berdiri di sampingku seperti dewi penyihir pelindung—dengan ekspresi “aku-akan-baca-pikiranmu” di wajahnya.

Lyra? Duduk di sudut ruangan, makan apel dengan gaya malas tapi waspada. Seperti biasa.

"Baiklah," aku membuka sesi dengan menepuk meja. "Ujian kedua ini sederhana."

Semua menajamkan mata.

“Bayangkan kalian memimpin sepasukan ksatria elit berjumlah 100 orang. Tugas kalian adalah menyelamatkan desa kecil yang akan dijarah oleh pasukan bandit berjumlah 300 orang. Mereka akan tiba di desa dalam waktu 24 jam. Tapi—” aku menekankan, “—kalian belum sampai ke desa. Kalian masih berada 6 jam perjalanan dari sana.”

“Pertanyaannya… apa yang akan kalian lakukan?”

Aku menyapu pandanganku ke seluruh ruangan. "Aku ingin masing-masing dari kalian menjawab satu per satu. Boleh berdiri, boleh duduk, tapi jangan asal bicara. Aku ingin mendengar alasan di balik strategi kalian."

Sir Kaela langsung mengangkat tangan, “Saya dulu.”

"Silakan..." Balasku.

Dia berdiri dengan tegas. “Saya akan membagi pasukan menjadi tiga. Satu kelompok bergerak lebih cepat ke desa, dua lainnya mengepung dari dua arah berbeda untuk menjepit musuh sebelum mereka masuk desa.”

Aku mengangguk pelan. “Kalau pasukanmu tidak cukup cepat untuk mengepung mereka dalam waktu singkat?”

Kaela mendengus. “Maka kami akan langsung bertarung di gerbang desa. Satu-satunya cara menyelamatkan desa adalah bertarung cepat dan brutal.”

Tipe frontal. Tidak buruk, tapi tidak banyak fleksibilitas. Oke, selanjutnya.

Seorang ksatria wanita dengan rambut kepang berdiri. “Saya akan mengirim utusan lebih dahulu ke desa untuk memperingatkan. Memerintahkan warga membangun penghalang sederhana. Lalu kami tiba dan bertahan di desa—menggunakan struktur desa untuk mempertahankan posisi.”

Hmmm. Bertahan sambil menggunakan terrain. Masuk akal. Tapi jika bandit menggunakan api atau panah jarak jauh, pertahanan itu bisa runtuh cepat.

Beberapa jawaban lain terdengar serupa. Variasi dari “bagi pasukan”, “bertahan di desa”, atau “kepung dari belakang”.

Sampai akhirnya…

“Aldein?”

Dia berdiri perlahan. Tidak ragu, tapi juga tidak terburu-buru.

“Saya tidak akan langsung ke desa,” katanya.

—eh?

“Sebaliknya, saya akan memilih satu jalan rahasia yang lebih lambat, tapi melewati hutan.”

“Jadi kau membiarkan desa diserang dulu?” Kaela mengerutkan alis.

Aldein menggeleng. “Saya akan kirim 10 orang tercepat lebih dulu ke desa untuk menyamar sebagai penduduk. Tugas mereka bukan melawan, tapi mengulur waktu dan mengacaukan rencana bandit dari dalam. Misalnya… membocorkan bahwa pasukan kerajaan datang dari arah selatan, padahal kami datang dari utara.”

Mataku menyipit.

Aldein melanjutkan, “Lalu, saya akan membakar hutan di belakang bandit—menggunakan sihir atau minyak—untuk memotong jalur mundur mereka. Bandit bukan tentara, mereka tidak terlatih dalam tekanan. Ketika jalur mundur tertutup dan mereka percaya bantuan datang dari arah lain, moral mereka runtuh.”

“Dan saat itu… kami menyerang.”

Ruangan hening.

Bahkan Sir Kaela… tak menyanggah.

Lyra menjatuhkan apel separuh ke lantai. “Oke… itu… pintar banget.”

Seraphine tersenyum pelan. “Aku setuju.”

Aku menatap Aldein. “Kau tahu, kalau strategi itu gagal… dan penduduk desa jadi korban…?”

Dia menunduk sedikit. “Saya tidak berniat mengorbankan siapa pun, Yang Mulia. Karena itu saya memilih pasukan paling cerdas untuk menyamar. Kalau semua berjalan sesuai rencana, tidak ada korban.”

Aku menatapnya dalam.

Anak ini… benar-benar calon jenderal.

Setelah ujian berakhir, aku berdiri.

“Ujian ketiga telah dimulai dan ini akan jadi penentu...”

Semuanya terdiam, menunggu instruksi.

Tapi aku malah menatap satu sosok di luar ruangan. Di bawah cahaya mentari yang mulai condong, bayangan tubuh kecil berdiri… Saniel.

Dia tidak ikut ujian ini. Tapi aku tahu… waktunya akan datang.

Karena dalam permainan ini, bukan hanya kekuatan yang akan menyelamatkan kerajaan.

Tapi pikiran dan potensi tersembunyi.

Dan aku baru saja menemukan dua permata.

Yang satu, tersembunyi di balik ketidaktahuan tentang sihir.

Yang satunya lagi… berdiri di medan ini, siap mengubah peta perang.

“Baiklah... Ujian ketiga, yang terakhir, akan dilaksanakan besok pagi. Kalian akan dibagi ke dalam dua kelompok, dan akan menghadapi simulasi pertempuran berbasis strategi di medan latihan utama.”

Salah satu ksatria mengangkat tangan, agak gelisah. “Yang Mulia, bolehkah kami tahu seperti apa bentuk pertarungannya?”

Aku menggeleng pelan, bibirku tersenyum tipis. “Kalau aku beri tahu sekarang, itu bukan strategi, tapi hafalan.”

Beberapa dari mereka tertawa gugup.

“Gunakan malam ini untuk memikirkan kembali semua yang telah kalian lakukan hari ini. Besok... bukan soal siapa paling kuat. Tapi siapa paling layak berdiri di sampingku.”

Seraphine melangkah ke depan, suaranya menggema lembut namun tegas, “Bagi yang gagal... tidak perlu takut. Kalian tidak akan kehilangan apapun, baik itu reputasi, gelar ataupun posisi. Tapi mereka yang terpilih... Akan menjadi pilar utama dalam pasukan Elit yang dibentuk oleh Pangeran Arlan.”

Hening sejenak.

Lalu perlahan, semua ksatria memberi hormat.

Aku mengangguk. “Kalian... Istirahatlah yang cukup.”

Mereka mulai keluar satu per satu. Sir Kaela berjalan paling akhir, menatap ke arah Aldein dengan tatapan… penasaran? Atau kagum? Aku tidak yakin. Tapi untuk seseorang sebar-bar dia, itu sudah kemajuan.

Aku, Seraphine, dan Lyra keluar terakhir. Dan saat melewati pintu batu besar itu, aku menoleh sebentar.

Aldein masih berdiri di dekat meja. Sendirian. Tatapannya tajam, seolah ia belum selesai bertarung—meski medannya hanya sebongkah papan dan pion kayu.

Aku tahu tatapan itu.

Tatapan seseorang yang belum puas... karena ia melihat perang bukan sebagai pertempuran.

Tapi sebagai teka-teki yang harus ditaklukkan.

Dan besok, teka-teki sesungguhnya akan dimulai.

1
budiman_tulungagung
satu bab satu mawar 🌹
Big Man: Wahh.. thanks kak..
total 1 replies
y@y@
👍🏿🌟👍🌟👍🏿
budiman_tulungagung
ayo up lagi lebih semangat
Big Man: Siap.. Mksh kak..
total 1 replies
R AN L
di tunggu kelanjutannya
Big Man: Siap kak.. lagi ditulis ya...
total 1 replies
y@y@
👍🌟👍🏻🌟👍
Big Man: thanks kak..
total 1 replies
y@y@
👍🏿⭐👍🏻⭐👍🏿
y@y@
🌟👍👍🏻👍🌟
y@y@
⭐👍🏿👍🏻👍🏿⭐
y@y@
👍🌟👍🏻🌟👍
y@y@
👍🏿⭐👍🏻⭐👍🏿
y@y@
🌟👍👍🏻👍🌟
y@y@
⭐👍🏿👍🏻👍🏿⭐
y@y@
⭐👍🏿👍🏻👍🏿⭐
y@y@
⭐👍🏻👍👍🏻⭐
y@y@
👍🏿🌟👍🌟👍🏿
y@y@
👍🏻⭐👍⭐👍🏻
y@y@
🌟👍🏿👍👍🏿🌟
y@y@
⭐👍🏻👍👍🏻⭐
y@y@
👍🏿🌟👍🌟👍🏿
y@y@
👍🏻⭐👍⭐👍🏻
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!